1. Unplanned

278 43 14
                                    

"apakah ini adalah final dari proposal yang kalian ajukan?" tanya datar seorang wanita sambil membaca sebuah proposal di depan wajahnya.

Dua pria yang duduk di depannya menundukan kepalanya mendadak ketakutan karena mendengar itu. Lima menit diam membaca proposal mereka tanpa berkata apapun dan itu adalah kalimat pertama yang mereka dengar dari wanita di depannya. Mati, pikir mereka. Ini bukanlah hal yang baik.

"saya tanya sekali lagi, apa proposal ini sudah final?" tanya wanita itu lagi dengan suara yang ditinggikan.

"b-benar Miss Park, p-proposal itu sudah final" jawab salah satu dari mereka dengan gugup.

Wanita yg bernama Park Jihyo itu melempar proposal itu ke meja di depannya. "kalian ini sebenarnya niat kerja tidak sih!?"

Kedua pria itu tersentak dan semakin menundukan kepalanya, sama sekali tak berani melihat mata dan juga amarah atasannya itu. Yup, mereka benar-benar dalam masalah.

"kalian ini sedang bercanda atau apa, hah? kalian pikir dengan metode yang kalian gunakan untuk memasarkan produk itu bisa menarik konsumen baru? tidak, sama sekali tidak! dan bukankah sebelumnya aku sudah menyuru kalian untuk memperbaiki budget pengeluaran? mana mungkin dengan promosi seperti itu bisa keluar budget yang sangat banyak. mengapa dari kemarin masih seperti ini, hah!?" amarah dari Jihyo benar-benar tumpah.

"m-maafkan kami Miss Park, k-kami akan memperbaikinya, beri kami waktu l-lagi" ucap pria satunya.

"kau bilang minta hari lagi!? aku sudah memberi kalian dua kali, DUA KALI waktu tambahan dan kalian minta lagi!?!? apa saja yang kalian lakukan selama ini hah!?" amarah sang bos memuncak, sudah tak tahan dengan mereka berdua.

Kedua pria itu hanya bisa menunduk sambil ketakutan, tak bisa mengatakan apapun. Memberikan alasanpun tidak ada gunanya, bos mereka tetap tidak akan menerima. Mereka hanya bisa pasrah dan menerima semua amarah dari bosnya.

"kalian ini sebenarnya becus tidak sih memimpin projek ini!? pekerjaan kalian masih seperti ini saja, masih saja kacau! haruskah aku--" Jihyo terhenti dari amarahnya, otaknya mengatakan untuk sudah. Ia memejamkan matanya dan meredam semua emosinya dalam-dalam. Tidak ada gunanya ia seperti ini. Ia menyenderkan tubuhnya ke kursi belakang, menghela nafas sambil memegang kepalanya yang pusing. "dua hari. aku beri kalian waktu dua hari lagi atau kalian akan ku ganti"

"b-baik Miss Park, terima kasih" kedua pria itu berdiri mengambil proposal itu, membungkuk pada bossnya dan cepat-cepat keluar ruangan dengan ketakutan.

Jihyo menghela nafasnya lagi sambil mengusap wajah. Another day, another headache. Hampir tidak ada hari dimana ia tidak dipusingkan oleh pekerjaannya ini, pasti ada saja hal yang membuatnya seperti itu.

Ia melihat jam tangannya dan waktu menunjukan hampir jam 12 siang, hampir menunjukan jam istirahat. Pas sekali, akhirnya ia memiliki waktu untuk membebaskan diri dari ruangan ini.

Ia berdiri dari kursinya, merapihkan jas sedikit lalu pergi ke luar ruangannya. Sesaat ia keluar ruangan, para karyawan di sana satu persatu mengucapkan selamat siang atau sedikit membungkukan badan padanya saat ia berjalan melewati mereka. Pemandangan yang cukup umum baginya. Jihyo hanya membalasnya dengan senyum kecil (yang dipaksa) atau sedikit mengangguk pada mereka.

Bukan apa-apa, di sana Jihyo memang memiliki jabatan yang tinggi, dan itu ia capai di usianya yg cukup muda. Impian semua orang bukan? Bisa sukses dan memiliki jabatan di usia yang belum menginjak kepala tiga, tidak banyak orang bisa di posisinya. Tapi semuanya bisa ia dapat karena orang dalam juga sih karena ayahnya adalah pemegang saham terbesar sekaligus CEO di perusahaan ia bekerja.

Kendati demikian, Jihyo bukanlah tipe orang yg memanfaatkan keadaan untuk menikmati hidup. Jihyo di lingkungan kerjanya sangat profesional, keras, dan ambisius dengan apa yang dikerjakannya. Ia orang yang sangat tegas, ia tidak tega menyingkirkan orang yang ia anggap bercanda dalam pekerjaannya. Pembawaan yang selalu serius dan memiliki wibawa besar membuat orang-orang di sekitarnya selalu menghormati dan menyeganinya. Tidak ada yang berani main main dengannya.

Unplanned | JeonghyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang