5. First Meet

119 27 15
                                    

"pagi Miss Park"

"selamat pagi Miss"

"annyeonghaseyo Miss Park"

Same day, same greetings. Semua sapaan tadi setiap hari ia dapatkan dari para staff sesaat ia keluar dari pintu lift pada lantai ruangannya berada. Jihyo membalas mereka dengan melempar senyum kecil atau sedikit menganggukan kepala, terkadang juga dibarengi dengan ia yang juga membalas "pagi". Agak bosan sebenarnya karena ia harus melakukan itu setiap pagi dan setiap hari.

Jihyo mendorong sebuah pintu yang bertuliskan namanya di sana dan masuk ke dalam. Itu adalah ruang yang dikhususkannya sendiri, ruang dimana ia bekerja dan menghabiskan harinya di sana. Ia duduk di kursinya, meletakan tas laptop diatas meja dan mengeluarkannya. Ia menghela nafas kecil terlebih dahulu sebelum menyalakan laptopnya untuk melanjutkan pekerjaan yang belum terselesaikan.

'drrt drrt'

Ponsel yang berada di sebelah laptop bergetar dan notifikasi sebuah pesan masuk terlihat di layar. Perhatiannya terpancing dan ia mengerutkan keningnya ketika melihat ternyata itu dari nomor tidak dikenal. Jihyo membuka ponselnya untuk melihat dari siapa dan apa isi pesan itu.

"hai Jihyo, kenalkan namaku Kang Daniel. apa nanti malam kau ada kegiatan? kalau tidak ada bagaimana kalau kita makan malam bersama untuk berkenalan lebih jauh?"

"aagggghhhh!" Jihyo mengerang kesal sambil memutar matanya malas membaca pesan itu.

Ia langsung mematikan ponselnya, meninggalkan terbaca pesan tersebut tanpa membalas sepatah katapun. Bagus, ini masih pagi tapi sudah ada saja yang membuatnya kesal. Dan lebih bagusnya lagi dari pesan itu ia tahu bahwa sekarang pria kiriman ayahnya sudah membuat langkah untuk mulai mendekatinya dan siap untuk mengganggu dirinya setiap hari. Bagus, bagus sekali.

At least pekerjaannya hari ini tidak menambah rasa marah dan kesalnya. Sama seperti hari-hari biasa, berkutik di depan laptop, menghadiri rapat mingguan, dan mengurusi beberapa berkas penting. Yang masih membuatnya kesal adalah Daniel yang beberapa kali kembali mengirim pesan padanya, bertanya mengapa ia tidak membalas pesannya. Jihyo tidak peduli dan tetap membiarkan pesan itu tidak terbalas. Ia sama sekali tidak mau berurusan dengan orang itu.

Akhirnya pekerjaan selesai ketika jam menunjukan pukul setengah enam sore. Masih ada beberapa pekerjaan sebenarnya tapi besok saja lah, ia sudah malas dan ingin pulang, ia sudah tidak memiliki jiwa ambisiusnya hari ini. Jihyo mengemasi barang-barangnya, memasukan laptop ke dalam tas dan ia pergi ke luar ruangannya.

Bisa dilihat bahwa lantai tersebut sudah cukup sepi dan hanya terlihat beberapa staff saja. Tidak aneh mengingat sekarang sudah lewat jam pulang kerja. Jihyo masuk ke dalam lift dan menekan tombol lantai lobby karena ia perlu memberikan berkas ke receptionist. Tak membutuhkan waktu lama untuk turun, pintu lift kembali terbuka dan Jihyo keluar dari sana untuk menuju ke receptionist. Ia memberikan selembaran kertas ke sana dan langsung memutar tubuhnya kembali untuk pergi ke lift.

"permisi, apakah kau Jihyo?"

Jihyo yang mendengar suara itu langsung menoleh ke sumber suara di belakangnya dan melihat seorang pria, agak tinggi, memakai jas, dan sepertinya seumuran dengannya sedang berdiri di belakang. Ia terdiam sesaat, wajahnya cukup familiar tapi ia tidak ingat tepatnya siapa.

"kau..."

"oh iya aku lupa, perkenalkan aku Kang Daniel" ucapnya sambil menampilkan senyum.

Jihyo terkejut dalam hatinya, ternyata orang itu. "apa yang kau lakukan di sini?" ia terdengar tidak suka.

"well, karena kau tidak menjawab pesanku tadi pagi jadi aku inisiatif ke sini. aku ingin mengajakmu makan malam, bagaimana?"

"aku tidak mau ya, enak saja. kalau aku mau aku sudah bilang dari tadi pagi"

Unplanned | JeonghyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang