Pembuka

231 24 6
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.



𓇢𓆸𓇢𓆸𓇢𓆸




Cinta sesama jenis.

Laki-laki menyukai laki-laki dan perempuan menyukai perempuan.

Dunia gila. Orang-orang gila. Menjijikan.

Lihatlah norma hukum. Lihatlah larangan hal itu disetiap agama.

Homo, lesbi, bisex dan komunitas lainnya. Mereka salah, mereka melanggar norma dunia. Orientasi sexual yang menyimpang ... ada apa dengan kerja otak mereka?

Lalu bagaimana dengan cinta ... cinta yang bahkan datang tak menentu, tak bisa ditetapkan kepada siapa cinta kita berlabuh.

Omong kosong. Alasan klasik yang dijadikan tameng.

Tapi ... bukan kah kenyataannya seperti itu? Kita sebagai manusia diberi perasaan, diberi hati. Iya, kita harus bisa mengontrol perasaan yang timbul, tapi tidak semua orang bisa melakukannya.

Lalu ... apa mereka yang memiliki orientasi sexual ingin seperti itu? Tentu saja tidak. Tapi mereka tidak bisa mengusai perasaan mereka sendiri.

Salah kah?

Jelas salah.

Lalu harus bagaimana?

Bagaimana caranya untuk bisa tetap normal?

Kau yang tidak mengalaminnya tidak akan mengerti. Mereka pun tidak mau hidup seperti itu.

Tolong bantu mereka untuk keluar dari jurang yang penuh bunga beracun. Jangan menghakimi mereka, karna hal itu justru yang akan membuat mereka semakin terjerumus, semakin takut akan dunia yang penuh norma.

Dan semua itu menimpa pada dua insan yang telah lama bersahabat. Timbul rasa aman dan nyaman. Sehingga keduanya melibatkan perasaan cinta.

Haha ... hanya cinta, tapi begitu mematikan.

Ini tentang kisah mereka. Pilihan mereka untuk bersama, tanpa tahu dengan akhir kisah yang akan tragis atau miris.

Sesuatu yang dimulai dengan baik, akan berakhir baik juga.

Lantas, awal mula yang salah apa tidak akan pantas berakhir indah?













Butiran putih dan dingin itu semakin turun dengan lebat. Menimbun apa pun yang ada dibawahnya tanpa terkecuali. Menurut ramalan cuaca malam ini memang terjadi badai salju, untuk itu semua warga dihimbau agar tetap didalam rumah.

Anjuran itu tentu dipatuhi semua orang, siapa juga yang dengan gilanya menerjang badai salju. Bukankah lebih baik jika tetap didalam rumah dengan kehangatan yang membuat nyaman.

Begitu pula dengan dua pria ini. Keduanya saling mendekap dengan selimut tebal yang membalut tubuh mereka. Menikmati secangkir coklat panas ditemani sebuah drama yang mereka putar.

"Hyung."

"Hng."

"Bisa tidak kita berakhir seperti mereka?"

"Aku tidak tahu."

Namja dengan gurat wajah tegas dengan tatto didada itu merunduk, menatap sosok manis didalam pelukannya. "Kenapa jawabannya seperti itu?"

Untuk sejenak si manis membiarkan pertanyaan itu tergantung, membiarkan jeda panjang mengambil alih. Bahkan hening diantara mereka hanya diisi dengan percakapan yang keluar dari drama yang mereka tonton.

"Hyung."

"Aku tidak tahu Binn-ie. Aku mencintaimu, tapi dunia memiliki norma hukum sekali pun kita ateis."

"Tapi aku ingin terus bersamamu hyung, selamanya bahkan menghabiskan masa tua dengan hyung."

"Aku tahu, dan aku juga ingin seperti itu. Layaknya pasangan normal yang dengan bebasnya melakukan semua hal bersama, tanpa merasa ketakutan akan tatapan orang-orang. Binn-ie, sudah berapa lama kita menjalin hubungan ini? Tujuh tahun, Bin. Itu bukan waktu yang sebentar. Banyak hal juga kita lewati bersama, suka duka dan segala masalah yang terus hadir. Tapi sampai kapan kita terus seperti ini, terus bersembunyi seperti buronan. Jujur aku sangat takut Hanbin-ah."

"Apa hyung sudah lelah dengan hubungan kita?"

Zhang Hao, pria manis itu mendongakan kepalanya menatap netral kelam dihadapannya.

"Aku hanya takut. Aku selalu ketakutan disetiap detiknya. Selalu ada pikiran yang timbul, bagaimana jika suatu saat kita berakhir, bagaimana jika kamu pergi, dan ... bagaimana jika tidak ada lagi rasa cinta diantara kita berdua. Aku takut, Bin. Aku hanya memilikimu, aku tidak akan pernah bisa melepasmu begitu saja. Tapi jika kamu yang menyuruhku untuk melakukannya, aku akan mencob--"

Benda kenyal itu menghentikan perkataan yang sangat menyakitkan. Hanbin membungkam bibir manis itu dengan bibirnya sendiri. "Itu tidak akan terjadi. Aku hanya mencintaimu Hao hyung," lirih Hanbin. Ia kembali melumat bibir Zhang Hao dengan tempo pelan dan penuh akan rasa sayang.

Zhang Hao masih terdiam, ia sama sekali belum membalas ciuman Hanbin. Dirinya masih terkejut dengan segala pemikiran yang membuat otaknya runyam. Namun nyatanya ciuman Hanbin mampu memberikan ketenangan. Mata indah itu perlahan tertutup membuat air mata yang sedari tadi ia tahan lolos mengalir begitu saja dari sudut matanya. Perlahan Zhang Hao membalas setiapan lumatan hangat itu.

Nyatanya hubungan sesama jenis itu sungguh menyakitkan. Layaknya kilatan petir di langit hitam. Indah namun mematikan.

 Indah namun mematikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Gimana? Lanjut gak?

Cukup segini aja deh buat awalan hahahaha.

Mengingatkan kembali. Jangan membawa cerita ini ke real life, apa lagi kehidupan idol yang bersangkutan. Gue cuma mau membuat sebuah kisah. Dan kebetulah gue lagi bucin BinHao, jadinya gue jadikan mereka sebagai pemeran.

See you next part guyss!

16-Oktober, 2023
Tietie🐣

Just Love || BinHaoWhere stories live. Discover now