03. Sekuat Apa Cinta Ini Bertahan?

125 15 1
                                    

03Sekuat Apa Cinta Ini Bertahan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

03
Sekuat Apa Cinta Ini Bertahan?

.

.

.

.

.

"Nanti aku pulang malam, eomma meminta aku buat dateng ke rumah. Nggak papa, kan? Atau kamu ikut aja, aku nggak bisa ninggalin kamu sendiri, hyung."

Namja manis berdarah China itu menggeleng, bagaimana bisa ia ikut bersama Hanbin. Itu sama saja seperti masuk kedalam parit. Astaga, Zhang Hao menggelengkan pelan kepalanya menepis segara rutukan dalam hatinya.

"Aku harus memeriksa pekerjaan anak didikku. Hati-hati di jalan."

Hanbin mengangguk paham, ia memangkas jarak diantaranya dengan Zhang Hao, mengulurkan satu tangannya menangkup pipi berisi yang terlihat seperti mochi, lalu mendaratkan sebuah kecupan manis di kening kekasihnya. Zhang Hao yang diperilakukan seperti itu hanya bisa memejamkan mata dan tersenyum menahan gejolak kenyamanan yang ia dapatkan.

"I love you." Bisikan itu menyapu indra pendengar Zhang Hao, terasa menggelitik namun, ia menyukainya.

"Aku berangkat dulu, dah, sayang."

Namja berdarah China itu tetap berdiri diambang pintu hingga punggung kekar milik kekasihnya itu tak lagi terjangkau oleh pandangannya. Ia menghelai napas melihat alorji yang melingkar dipergelangan tangan kecilnya. Satu jam lagi ia harus pergi ke kampus, ia juga sudah ada janji untuk bertemu salah satu dari murid yang ia bimbing.

Jika ditanya, apa yang ia cintai di dunia ini selain Sung Hanbin, maka ia akan menjawab musik. Baginya, melodi yang mengalun indah begitu menenangkan. Dengan musik juga ia bisa menyuarakan perasaannya saat kata tak lagi mampu terucap. Bernyanyi dan memain alat musik merupakan dua hal yang berbeda baginya. Zhang Hao bisa lebih emosional jika bermain alat musik, lebih tepatnya biola.

Dan biola lah yang mempertemukannya dengan Hanbin. Saat itu ia sering sekali tampil di taman, bermain biola untuk mendapatkan uang. Atau jika ada yang menawarkannya untuk tampil di sebuah acara pesta, itu lebih menguntungkan. Hingga orang tua Hanbin mengundangnya di acara peresmian bisanis mereka. Disitu lah ia bertemu dengan Hanbin untuk pertama kalinya. Dan semesta yang ikut bermain pun mengabil perannya, mereka berada di satu sekolah yang sama. Sejak itu hubungannya dengan Hanbin semakin dekat hingga detik ini.

"Selamat pagi, hyung."

"Selamat pagi juga Seungeon. Cah, bagaimana makalahnya, apa ada yang tidak kau mengerti?"

Senyum manisnya mengembang mendengar penjelasan anak didik kesayanganya itu. Ternyata tugasnya sudah tuntas dengan hasil yang memuaskan. Ya meski beberapa kali melakukan revisi, tapi sekarang hasilnya sangat bagus untuk di presentasikan didepan dewan.

Just Love || BinHaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang