01

20.9K 1.7K 168
                                    

"Abang" Nathan menoleh melihat mama nya datang sambil tersenyum lembut tak lupa membawakan cemilan kecil untuk si sulung.

"Masuk yok, sudah sore, angin malam tidak bagus untuk tubuh mu" ucap nya dengan tutur kata yang begitu lembut.

"Boleh sebentar lagi gak ma ?" Tanya Nathan menggunakan bahasa isyarat nya.

Iya, Nathan adalah remaja bisu yang selalu semangat menjalani hidup nya karena dukungan dari para keluarga besar nya. Nathan si permata indah milik keluarganya, tidak ada yang boleh membuat permata mereka tergores atau lecet sedikitpun. Si sulung yang selalu di tunggu sejak awal pernikahan orang tua nya.

8 tahun penantian seorang anak, mereka di karuniai bayi malaikat yang begitu indah dan cantik, yaitu Nathan.

Kelahiran Nathan adalah anugrah buat keluarga mereka, setiap saat selalu mengucapkan terimakasih pada yang di atas atas bayi yang di titipkan untuk mereka. Kekurangan Nathan tak membuat para anggota keluarga membenci nya, atau aib di depan publik, justru karena kekurangan si sulung, seluruh keluarga extra menjaga nya dari bahaya yang kecil maupun yang besar.

1 orang saja membiarkan Nathan hal-hal yang buruk, maka esok nya orang tersebut hanya tinggal nama.

Pokonya, tidak ada yang boleh menyakiti Nathan siapapun itu.

"Nathan" suara bariton dari seorang pria paruh baya, ayah Nathan membuat ibu dan anak itu menoleh.

"Masuk sayang, udara semakin dingin" ucap sang papa yang langsung menggendong Nathan agar anaknya tak memberontak atau apapun.

Nathan hanya bisa merenggut sedih, padahal ia sudah sangat ingin menginjakkan kakinya di rerumputan halaman rumah namun larangan dari keluarga nya adalah mutlak atau ia akan menerima hukuman nya.

"Jaga Abang kalian sebentar boy" ucap sang papa pada anak kembar nya, langsung saja si kembar dengan senang hati menerima Nathan.

"Abang, apa kamu bermain terlalu lama di luar rumah ?" Tanya Rain mengintimidasi membuat Nathan seketika gugup dan berkeringat dingin.

"A-abang, baru 20 menit di-di luar Rain" balas Nathan dengan bahasa isyarat nya.

"Bukankah Abang memang tidak bisa berada di luar lebih dari 20 menit" ucap Rian, kembaran Rain santai.

Nathan memilih memalingkan wajahnya, ngambek karena ia selalu menjadi pihak yang mengalah dari oada berdebat.

"Haha, baiklah, baiklah, jangan merajuk seperti itu, bagaimana jika kita bermain monopoli saja, bukankah kau menyukai permainan itu" Nathan mengangguk antusias saat adiknya mengambil papan permainan yang selalu menjadi favorit nya itu.

Dan ya, mereka menghabiskan waktu nya dengan bermain sambil menunggu waktu makan malam tiba, hingga suara sang mama yang mengatakan untuk segera turun karena makan malam nya sudah siap membuat Nathan dan si kembar juga langsung bergegas untuk turun.

Nathan melangkah lebih dulu, karena si kembar memilih untuk mengawasi Nathan dari belakang. Namun naas nya, langkah kaki Nathan terpleset karena ia salah menginjak anak tangga membuat ia langsung menggelinding jatuh dengan tragis, teriakan dari si kembar dan orang tua nya menjadi hal terlahir yang Nathan ingat sebelum kegelapan menyapanya.

__________________________________________

"Sshhhh..." Ia mengernyit pelan kala merasakan sakit di sekujur tubuh nya, tulang nya seperti bergeser membuat ia sulit untuk menggerakkan anggota tubuh nya.

Ia mengedarkan pandangan nya, dan ingat jika ia ada di rumah sakit.

Nathan termenung sesaat, ia lupa kenapa dirinya bisa berada di rumah sakit ? Apa ia jatuh sakit hingga keluarga nya membawanya kemari ?

Nathan Or Arsa ?Where stories live. Discover now