Bab 5

201 39 1
                                    

Kami pun menikmati liburan kami selama seminggu di Sumatera Barat, Padang. Kami kepulau yang ada disana, bahkan ketempat lainnya. Setelah liburan kami selesai, kami pun pergi kembali ke kota kami. Setelah menempuh jarak delapan jam lamanya, kami pun sampai di Kota tempat ku tinggal. Kami sampai di hotel, saat di parkiran Stuart mau mengantarkanku kerumah.

"Kamu aku aja yang antar ya?" ujar Stuart saat Angga, Dini, dan Alan turun dari mobil.

"Tapi rumahku jauh, aku sama mereka aja ya." sahutku.

"Ada yang ingin aku katakan padamu." ujar Stuart.

"Oh Oke... Aku bilang ke mereka dulu ya." sahutku.

Aku turun dari mobil Stuart dan menghampiri Alan. "Alan, aku mau nganterin Stuart dulu ke bandara ya, kalian duluan aja."

"Oh ya udah, hati-hati." ujar Alan.

Aku mengangguk, lalu aku kembali masuk ke dalam mobil dan pergi ke Bandara. Stuart berbicara. "Ovan, aku titip mobil dan rumahku yang di jalan Kuantan. Kamu boleh pakai mobil ini dan tinggal di rumahku. Kamu milikku sekarang, jadi kamu bebas memakai fasilitas yang aku berikan padamu."

"Tapi, aku takut. Akan ada seseorang dari masa laluku yang mengganggu kehidupanku dan kamu." ujarku.

Stuart menepikan mobilnya, lalu melihatku meneteskan air mataku. "Kenapa kamu menangis?"

Aku menghapus air mataku yang secara tidak sengaja menetes begitu saja. "Sebenarnya, saat malam aku pergi mengambil baju untuk kita ke Sumatera Barat itu, aku di hadang olehnya di tengah jalan."

Flashback...

Saat aku akan pergi ke hotel, tiba-tiba mobil Glen menghalangi jalanku. Keadaan sepi, Glen turun dan berbicara padaku. "Mau kemana kau pagi-pagi begini? Kau lupa, kau ini siapa?"

"Bukan urusanmu lagi Glen, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, jadi Please jangan ganggu aku lagi." ujarku.

"Belum ada kata putus dari mulutku, jadi jangan macam-macam. Jangan kau pikir aku tidak tau kau pergi dengan siapa dan tidur dengan siapa malam tadi, kau dugem dengan Bule itu kan? Oh, jadi sekarang seleramu berubah? Oke, kau lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan padanya." ujar Glen sambil berlalu pergi.

Aku hanya diam saja, di satu sisi aku juga takut dia akan mencelakai Stuart. Glen adalah orang yang sangat Nekat, aku pergi buru-buru ke hotel. Supir taksi online memperhatikan ku saja dari kaca spion di depan. Supir taksi itu aku perhatiin adalah orang Chines. Supir itu berbicara. "Yang sabar ya, kebanyakan mantan yang tidak bisa move on memang seperti itu."

"Huh? Si abangnya bisa aja." ujarku.

"Nah gitu dong senyum, senyumnya manis loh." ujar supir itu.

"Orang Chines ya? Kok nge Grab ko?" tanyaku.

"Lagi gabut aja," ujarnya.

Aku hanya mengangguk, lalu sampai di hotel itu.

Flashback End.

Stuart menyentuh tanganku, dia berbicara lagi. "Aku akan menghadapi masalah itu. Aku tidak takut dengannya, kita hadapi bersama oke? Aku sudah mengirim sejumlah uang ke rekening kamu. Maaf, aku buka ponselmu tadi, dan melihat nomer rekening kamu. Buat kebutuhan kamu, aku tahu mencari pekerjaan sulit saat ini."

"Terimakasih, atau begini saja. Anggap saja aku kerja denganmu, untuk mengurus rumah dan mobil." ujar ku.

"Baiklah, ya sudah kalau begitu kita kebandara." ujar Stuart.

Aku pergi mengantarkan Stuart kebandara, sesampainya disana kami berpisah, namun Stuart masih sering datang ke kotaku. Hari-hari aku lalui sambil mencari pekerjaan baru, kemudian aku pun mendapatkan pekerjaan di tempat Fitness yang lain. Disana aku bertemu lagi dengan teman-teman di tempat Fitness lama.

BXB- ME 2 (CERITA PENDEK)Where stories live. Discover now