Bab 7

214 33 2
                                    

Pagi tiba, aku bangun lebih dulu. Aku pergi meninggalkan Glen begitu saja, karena aku tidak mau berlama-lama. Aku masuk kerja pada saat itu, namun ada satu member Gym yang membuatku merasa aku pernah melihatnya.

Wajahnya mirip Koko Lee, tapi....?

Aku pergi ke lantai dua untuk ganti baju, Ko Alex di belakangku. "Mau kemana Van?, Masuk pagi hari ini?"

"Eh Ko Alex, iya ko. Mau ganti baju dulu disana." ujarku.

"Boleh ikut?" ujar Ko Alex.

"Ahahhahaha gak Boleh." ujarku.

Ko Alex hanya tersenyum saja, aku selesai mengganti pakaianku dan akan turun ke bawah. Tapi di hadapanku sekarang ada Joe, dan dia menyapaku. "Hai, masuk pagi hari ini?"

"Iya ni, kamu latihan sana. Ada bapakmu soalnya," ujarku.

Joe langsung menoleh lalu pergi, Joe tau apa yang aku maksud. Ia cuman tidak mau ada keributan di sini. Glen menyapaku. "Pagi sayang, kamu sudah sarapan? Aku bawa makanan untukmu."

"Pagi, terimakasih. Sana latihan, aku kebawah dulu." ujarku.

Glen mengangguk, aku memperhatikan Joe sedikit kesal. Aku hanya memberinya senyuman agar dia jauh lebih tenang. Joe mengangguk tanda mengerti, aku kemudian turun ke lantai bawah. Hari ramai member Gym, bahkan aku banyak mendapatkan member baru. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, hari sudah siang. Glen sudah selesai Gym dan pulang, ia berpamitan padaku melalu Whatsapp.

Joe turun, ia sengaja tidak pulang dulu karena menunggu Glen pulang duluan. Joe menghampiriku. "Kau ada waktu sebentar saja, ada yang ingin aku bicarakan padamu."

"Baiklah, disana saja." ujarku.

Joe berbicara. "Aku tidak tahu, kenapa Papi bisa sedekat itu denganmu, sudah berapa lama kalian berhubungan?"

"Sudah pernah aku katakan, jauh sebelum dia menikah dengan ibumu. Tujuh tahun lebih aku hidup bersama dengannya, aku pergi karena dia selingkuh bahkan menganiaya ku saat aku mengetahui perselingkuhannya saat itu. Jujur aku sudah tidak ingin bertemu dengannya lagi Joe, tapi dia selalu banyak cara untuk mengetahui keberadaanku." ujarku.

"Kau tahu kalau dia pernah masuk rumah sakit jiwa?" tanya Joe.

"Ya, aku tahu... Aku tahu dari nenek dan kakekmu." ujarku.

"Aku akan menjagamu, aku tidak akan membiarkan laki-laki gila itu menyakitimu lagi." ujar Joe..

Aku hanya tersenyum miris, kemudian berbicara. "Aku tidak apa-apa, kau yang harus berhati-hati. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padmu setelah ini?"

"Baiklah, aku akan menghadapinya." ujar Joe.

Joe pamit pergi, malam ini tepat malam minggu. Joe mengirimi ku pesan, kalau malam ini Glen dan istrinya sedang berada di luar untuk makan malam bersama. Joe tidak ikut pergi bersama mereka, Joe lebih memilih pergi denganku.

"Kau sibuk?" tanya Joe dari Telepon.

"Tidak, aku tidak sibuk." Balasku.

"Keluarlah, aku di depan kost mu." ujar Joe.

Joe mengendarai mobil BMW seri terbaru saat itu. Joe membuka kaca mobil lalu berbicara. "Ayo kita pergi makan bersama."

Aku mengangguk, aku pun pergi bersama Joe. Aku mengajaknya makan di makanan kaki lima, karena tidak perlu makan di resto yang mahal juga yang penting enak dan murah. Joe juga tidak keberatan, kami makan malam, lalu melanjutkan pergi ke taman, kebetulan disana sangat ramai dan banyak jajanan. Kami menikmati malam kami bersama, Joe menghiburku malam itu. Joe banyak membelikanku jajanan, padahal aku tidak mau.

"Aku tahu di kost kamu tidak ada makanan apapun kan? Ovan, bisakah kita pergi saja dari Kota ini?" ujar Joe.

"Huh? Kabur maksudmu?" tanyaku.

"Ya bisa di bilang begitu, masalah pekerjaan atau apapun, aku punya cukup uang untuk kita hidup berdua di kota lain." ujar Joe lagi.

"Tapi, kemanapun aku pergi... Glen pasti akan menemukanku, aku tidak tahu dia tau dari mana, tapi itulah yang terjadi saat ini. Kau tahu, sekarang ini mungkin ada mata-mata yang ayahmu bayar untuk mengintai segala kegiatanku. Kalau seperti ini lama-lama aku bisa gila." ujarku saat itu.

Joe nampak berpikir, lalu berbicara. "Boleh aku pinjam ponselmu?"

Aku menyerahkan ponselku, aku tidak tahu apa yang akan di lakukan Joe. Joe menyalin semua data di laptopnya, mulai dari nomer ponsel dan lainnya. "Maafkan aku Ovan,"

Praaaaaank

Joe membanting ponselku dan menghancurkannya. "Joe kau... Itu, itu..."

"Kita ke Mall, masih ada waktu." ujar Joe.

Aku tahu apa maksudnya, aku mengikuti saja. Sesampainya di Mall, aku di belikan ponsel baru oleh Joe. "Ini ponsel baru, pakai email yang baru, Icloud yang baru. Kontak member gym mu semua di laptopku, nanti aku pindahkan lagi. Tapi lebih baik kita ke kostmu dulu, aku akan parkir mobil di hotel dulu, lalu ke kost mu naik Grab saja."

Aku hanya mengangguk, kami pergi ke hotel terdekat dan tidak jauh dari kost ku. Kemudian kami pergi ke kost naik Grab Car, sesampainya di Kost, Joe langsung menyalin semua data. Joe berbicara. "Ini, aku sengaja menghancurkan Handphone mu. Karena Glen bisa melacakmu dengan Email disana, lalu dia juga menyadap ponselmu. Ada alat pelacak kecil di dalamnya, jadi aku membuang Ponselmu itu agar lebih aman."

"Aku baru sadar, dia pernah meminjam ponselku saat kami bertemu." ujar ku.

"Ya sudah, lebih baik sekarang istirahat. Kita atur rencana, kapan kita akan pergi dari sini." ujar Joe.

"Tapi aku mengkhawatirkan ibumu, dia pasti akan sangat marah dengan ibumu." ujarku.

"Dia tidak akan berani macam-macam dengan ibuku, tenang saja." ujar Joe lagi.

Aku hanya mengangguk, lalu berbicara. "Aku akan mengatur pengunduran diriku."

Joe mengangguk, Joe memelukku. Dia tahu aku sangat tidak nyaman dengan Glen. Aku berbicara. "Tidurlah, aku sudah mengantuk."

Joe mengangguk, lalu Joe merentangkan tangannya untuk memelukku saat tidur. Kami pun tertidur, saat pagi tiba aku membeli sarapan yang tidak jauh dari kost. Joe bangun dari tidurnya, lalu Joe mandi. Setelah selesai mandi, kami sarapan bersama. Joe selesai sarapan, lalu memesan Grab lagi untuk menjemput mobilnya. Joe pergi, aku pun pergi kerja kembali.

Sesampainya aku di tempat kerja, Glen menghampiriku. "Kenapa nomermu tidak aktif?"

"Oh ini, Ponselku jatuh terus kelindes Truck." ujar Ovan.

Glen terlihat kesal, lalu Glen berbicara lagi. "Nanti ku belikan yang baru, jam makan siang kita ke Mall."

Aku mengangguk, sebenarnya aku sudah mengajukan pemgunduran diri dan akan segera pergi. Joe sudah menunggku di luar, saat Glen sedang ngegym di lantai dua. Aku berpamitan kepada rekan-rekan kerjaku. Setelah itu aku langsung pergi dari kota di mana aku tinggal, sebelumnya aku sudah mengatakan kepada orang tuaku, aku di tugaskan keluar kota. Aku dan Joe pergi dan tidak tahu apakah hidupku akan aman dari Glen, atau semakin kacau setelah ini.




Bersambung...









Hai maaf aku lama Up, karena lagi ada kerjaan. Maaf bgt ya....





Nouvan

BXB- ME 2 (CERITA PENDEK)Where stories live. Discover now