London, UK
Mid-year 2026Fabian sudah membayangkan dirinya akan duduk dihadapan keluarganya Sura—anggota keluarga senior, tentu saja, minus Nicholas yang tidak dapat menyusul ke London.
Sebelum makan malam, Sura sudah diminta oleh Bundanya, Ingrid, untuk naik ke kamarnya. Ingrid juga meminta dua teman dekat putrinya, Sibylla Giske dan Leopold Kushner, untuk sementara 'menjaga' Sura di kamarnya saat anggota keluarga senior sedang mewawancarai (coret, mengobrol) dengan Fabian.
Tentu saja tidak akan ada sesi wawancara mendalam, keluarga Sura sudah mengenal Fabian dan keluarganya. Namun, Fabian merasa bahwa ia seperti sedang mengikuti sesi wawancara bersama direktur. Beruntunglah penampilan Fabian tidak seperti kandidat karyawan, yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam, karena Sura memberikan saran untuk menggunakan celana panjang bahan dari Loro Piana dan kemeja Uniqlo kesukaannya.
Ini juga kali pertama Fabian bertemu dengan cabang keluarga Sura yang lainnya. Sura sering kali menceritakan betapa sayangnya paman dan bibinya yang di Inggris dan sekarang Fabian melihatnya mereka secara langsung.
"Mereka adalah cabang Gellert, dari suami kedua buyutku. Ini nenekku, Frederica Gellert, industrialis dan seharusnya kupanggil Fre dengan bibi tua, namun ia memintaku untuk memanggilnya nenek. Sementara putrinya dan sepupu bunda, Patricia Gellert, seorang insinyur dan pewaris yang bertanggungjawab terhadap usaha keluarga—steel, stainless products, shipmaking, marine engineering, and elevator systems. Bibi Pat menikah dengan Onkel Peter—Peter Hirschmann dari Jerman yang bekerja sebagai pengacara hiburan dan hukum bisnis internasional." Sura menjelaskan pada Fabian sembari menunjukkan foto keluarganya, yang diambil saat acara Natal beberapa tahun yang lalu, melalui ponselnya.
"Aku akan menyapa Aunty Pat dan Onkel Peter karena Onkel Peter merayakan Hanukkah. Kuperkenalkan kamu pada mereka!" Sura mengatakannya dengan antusias sembari mencari face time dari ponselnya dan menghubungi pamannya, Peter. "Aku sering menceritakanmu pada mereka dan penting bagiku untuk memperkenalkan orang yang aku sayang pada keluargaku."
Menyadari Fabian yang melihat suasana rumah keluarga Ehrlich—yang jauuuuuh lebih hangat dibandingkan rumah orang tuanya, seorang pria terlihat mendekatinya. Fabian menyadari apa yang kenakan pria tersebut, yakni kemeja slim fit dan celana flanel dari Brunello Cucinelli. Benar-benar seperti Remus Wiradikarta apabila beliau berprofesi sebagai pengacara. Batinnya sembari menyadari wangi Le Labo Santal 33, berasal dari pria tersebut, mendekat padanya.
"Fabian Hafiyyan?! Kamu benar-benar jauh lebih tampan dan tinggi saat dilihat secara langsung!"
"Ya, 'kan, Peter? Bahkan Sura mengirimkan fotonya dan aku ingat foto saat kamu sumpah dokter. Sayangnya waktu itu kita berkenalan lewat video call bersama Sura." Puji seorang wanita dengan antusias saat menghampiri Fabian dan memberikan sekantung chocolate chip cookies buatannya. "Benar-benar aku tidak percaya sekarang bisa melihatmu secara langsung. Kamu residen spesialis bedah anak, 'kan?"
Fabian menoleh dan menyadari bahwa paman dan bibinya Sura, Peter dan Pat, mendekat padanya. Sebelumnya ia ingat persis bahwa Fabian ikut menyapa Onkel Peter dan Aunty Pat beberapa tahun yang lalu lewat video call. Wow, mereka seperti sama seperti waktu itu. Benar-benar keren. Batin Fabian sembari menerima sebuah kantung chocolate chip cookies dari tangan wanita tersebut.
"Benar!"
"Sangat cocok denganmu!"
"Terima kasih, Aunty." Fabian tersenyum manis. Ia menyadari bahwa ada anggota keluarga yang belum ia lihat. "Bagaimana kabar Aunty Frederica?"
"Ibuku mengirim salam, Fabian. Ia ingin sekali datang dan melihatmu serta cucu kecilnya. Sayang sekali ada perubahan mendadak dalam pekerjaannya."
Ayah Sura, Remus Wiradikarta, menghampiri mereka dan menyapa Fabian. Peter mengedipkan pandangan pada Remus. "Aku sama Pat setuju. Sura sama Fabian benar-benar cocok."
YOU ARE READING
The Great Chances [COMPLETE]
Romance[SUDAH SELESAI. VERSI FULL DENGAN CHAT, TWITTER, DAN DESAIN ADA DI TWITTER/X] A German-Indonesian conglomerate heir, Fabian Hamish Hafiyyan, should encourage his parents to support his dream of being a pediatric surgeon, like his father and grandfat...