nas's notes: Untuk part 60 ini hanya berisi percakapan telepon saja dengan format dialog. Untuk melihat siapa yang berbicara bisa perhatikan inisialnya.
Percakapan telepon pukul 5 pagi waktu Jakarta dan 12 malam waktu Munich antara Nayantara Sura dengan Fabian Hafiyyan.
FH: Awal Desember kamu akan pergi ke India?
NS: Ya. Business trip dua minggu dengan Mas Andrew.
FH: Kenapa kamu tidak mengatakan apapun padaku?
NS: Bi, bahkan ini terhitung mendadak. Visa bisnisku saja diurus oleh agen dan hari ini aku akan wawancara di Kedubes India sebelum pergi ke kantor.
NS: Suaramu kenapa? Sakit kah?
FH: Kondisiku tidak baik.
NS: Hooh.
FH: Kenapa kamu hanya mengatakan 'hooh'?
NS: Hooh. Kamu, 'kan, dokter, kamu mengerti apa yang akan kamu lakukan. Tidak perlu aku mengomeli karena kamu pasti membuat teh dan tidur. Percuma kamu ke dokter, kamu harus buat janji dan kamu diomeli oleh Artz-nya.
FH: Omeli aku.
NS: Yang benar saja....
FH: Aku sulit untuk makan.
NS: Makan saja es krim.
FH: Tahu begitu aku buat janji saja buat diomeli sama Artz dibandingkan sama kamu.
NS: Kenapa kamu tidak lakukan pas pagi nanti?
FH: Tidak bisa aku menelpon jam segini. Jadi aku menelepon kamu.
NS: Oke aku potong dulu sampai sini. Bi, ada akun gosip atau entahlah yang jelas ia menulis tentangku dan mengatakan bahwa aku lajang.
FH: AKU TAHUUU!
FH: Aku tertawa dan kaget. Diantara 'backstreet' atau 'merahasiakan kekasihnya' bisa-bisanya adminnya menulis kalau kamu lajang.
NS: Sebenarnya tidak ada masalah—tidak akan ada yang mengejarku juga. Yang mengejarku itu hanya pekerjaanku di Cobalt Blue sama rencana masa depan perusahaan keluargaku.
FH: Fabian Hafiyyan juga.
NS: WKWKWK iya Fabian Hafiyyan juga.
NS: Sungguh, aku membicarakan ini dengan Kak Nicky. Terpikirkan juga kalau kamu masuk ke artikel itu dan disebutkan sebagai jomblo, maka banyak teman-temanmu dulu yang mengejarmu. Kamu luar biasa populer di UGM, tahu.
FH: Tidak juga. Aku, 'kan, mengatakan kalau dulu aku pacaran sama kamu dan saat aku luang, kita sering jalan bersama saat kuliah. Jadi tidak ada anak perempuan yang nekat untuk mendekatiku.
NS: Tentu saja. Tapi kamu masih mengobrol sama teman-teman kuliahmu?
FH: Jujur saja, sudah tidak ada. Mungkin karena aku sudah lama move ke Jerman, jadi aku sudah lost contact dengan teman-teman SMA dan kuliahku. Teman-teman SMA kita juga sudah sibuk masing-masing, bahkan Kanaya sudah menjadi aktris A-list Indonesia.
NS: Yaaa Kanaya benar-benar sibuk dengan karier filmnya! Ah, dia mengundangku ke premiere film terbarunya. Film barunya ini bertemakan kolonialisme.
FH: Aku tidak tahu Kanaya bisa masuk ke topik itu. Kukira Kanaya hanya bisa main romcom dan horror.
NS: Jangan seperti itu, Kanaya pintar, tahu.
FH: Ya ya, tapi harus aku akui, fotomu di Archive of Riches itu bagus.
NS: Tentu saja, Hana mengambil gambarnya untukku di salah satu kedai kopi di Blok M setelah menemani Hana membeli merchandise di Kwangya Jakarta.
FH: Pantas saja.
FH: Ngomong-ngomong, bunda memberikanmu bros art deco. Aku akan memberikanmu saat aku ke Indonesia.
NS: Tolong sampaikan terima kasihku untuk bunda, Bi.
NS: Aku harus bersiap. Aku memiliki janji jam setengah delapan pagi. Jangan lupa habis ini kamu langsung tidur, ya.
FH: Alright!
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Chances [COMPLETE]
Romance[SUDAH SELESAI. VERSI FULL DENGAN CHAT, TWITTER, DAN DESAIN ADA DI TWITTER/X] A German-Indonesian conglomerate heir, Fabian Hamish Hafiyyan, should encourage his parents to support his dream of being a pediatric surgeon, like his father and grandfat...