3. BANTUAN

245 13 0
                                    

Keynara menutup toko dan berniat pulang. Dia ingin segera mengerjakan PR dan tidur. Entah kenapa hari ini kepalanya sangat pusing.

"Key."

Panggilan itu membuat Keynara menoleh, dia mendapati Bu Hasanah berdiri di belakangnya dengan menenteng rantang makanan.

"Ini buat kamu, dimakan ya." Ucap Bu Hasanah tersenyum lembut.

"Ah makasih Bu, tapi Ibu gakperlu repot-repot. Key bisa beli nasi bungkus."

"Mending uangnya kamu tabung Key, ibu tau kamu lagi butuh banyak uang,"

Keynara terdiam. Dia memang banyak bercerita dengan Bu Hasanah, Keynara tidak bisa memendam masalahnya dari wanita yang sudah seperti ibunya itu.

"Sebenarnya Ibu ada uang tabungan Key, kamu bisa pinjam dulu buat bayar sekolah kamu."

Keynara menggeleng, dia tidak mau merepotkan oranglain, terutama Bu Hasanah. Bu Hasanah sudah terlalu banyak membantunya.

"Simpan aja uangnya buat kuliah Mas Rian, Bu. Key akan cari solusi lain."

Bu Hasanah mengusap kepala Keynara dengan lembut. "Jakarta itu keras Key, ibu takut kamu terjerumus sama pergaulan nggak bener demi mendapatkan uang."

Keynara tidak tersinggung. Dia tau Bu Hasanah hanya menghawatirkannya.

"Tenang aja Bu, Key nggak akan begitu. Key mau cari kerja part time lagi biar bisa nambah uang,"

"Kamu anak yang gigih Key. Doa Ibu selalu menyertai kamu."

"Makasih Bu. Kalau gitu Key pulang dulu ya,"

Bu Hasanah mengangguk, "hati-hati."

Setelah itu Keynara meninggalkan toko dan berjalan menuju rumahnya. Beruntung jarak antara toko dan rumahnya tidak terlalu jauh sehingga Keynara tidak merasa capek.

Keynara mengernyit ketika melihat Shinta ada di depan rumahnya,

"Hai Key." Shinta menyapa Keynara.

"Eh Mbak Shinta. Ada apa ya mbak?" Keynara tetap bersikap baik meskipun Shinta hampir saja menjerumuskannya pada hal yang tidak benar.

Shinta memberikan satu kotak kue yang ia bawa. "Ini buat lo. Sebagai tanda permintaan maaf gue,"

Key menatapnya dengan gamang.

"Plis terima ya?"

"Eh iya Mbak. Makasih."

Shinta tersenyum lebar. "Gue sadar gue salah, lo mau kan maafin gue?"

Keynara mengangguk.

"Lo masih niat cari kerja tambahan?" Tanya Shinta.

"Iya Mbak. Tapi Key nggak mau kalau kerjanya kaya kemarin," ucap Keynara dengan polos.

Shinta tertawa ringan. "Gue ada temen di salah satu klub malam, katanya disana butuh waiters gitu. Lo mau kerja disana?"

Keynara menggigit bibirnya dengan bingung.

"Lo tenang aja, tempatnya beda kok kaya yang kemarin. Dan kalau lo masih gak percaya sama gue, gue mau anter lo kesana."

Keynara menatap Shinta dengan berbinar. "Aku mau deh Mbak."

Shinta mengangguk. "Kalau gitu lo cepet mandi gih, nanti jam delapan gue ajak lo kesana."

"Sekarang Mbak?"

"Iya Key. Kenapa? Lo keberatan?"

"Eh enggak kok. Yaudah Key masuk dulu. Makasih Mbak Shinta."

Setelah kepergian Keynara, Shinta mengulas senyum tipis. Kalau dipikir-pikir lagi perbuatannya kemarin memang sangat salah. Keynara hanya gadis polos yang tidak tau apa-apa. Gadis itu sudah cukup menderita, Shinta tau cerita hidup Keynara dari para tetangga yang bergosip. Semangat Keynara mengingatkannya pada dirinya sendiri waktu muda. Dibuang orangtuanya, dan berusaha hidup dengan kedua kakinya. Bedanya, Keynara melakukan pekerjaan halal sedangkan Shinta menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Salah satunya dengan menjual diri.

DEVIL OBSESSIONWhere stories live. Discover now