18. IN YOUR ARM

179 10 0
                                    

Tepat pukul tiga sore bel pulang sekolah berbunyi. Semua teman-teman Keynara berhamburan ke luar kelas untuk pulang. Seperti biasa, Keynara kebagian mengumpulkan buku tugas teman-temannya ke ruang guru. Dan kali ini dia mengumpulkan sendirian karena Diana belum masuk sekolah.

Saat Keynara sudah mengumpulkan buku dan hendak pulang, ia melihat Zolanda dan geng-nya bersandar pada dinding koridor yang sepi seolah mereka memang sengaja menyambut kedatangan Keynara.

Keynara memutar tubuh dan hendak melewati jalan lain, namun terlambat. Teman-teman Zolanda terlebih dahulu menyadari keberadaannya dan menarik tubuhnya dengan sedikit kasar.

"Eitsss mau kemana lo cupu?"

"A-aku mau pulang..."

Kali ini Zolanda tertawa meremehkan. "Lo sekarang udah mulai ngelunjak ya?"

Keynara menatap Zolanda tak mengerti, "nge-lunjak?"

"Ngapain lo tadi gabung sama Dirga CS? Pasti lo sengaja jelek jelekin kita, kan biar bisa deket sama Dirga?!"

Keynara menatap Zolanda tak mengerti, "m-maksud kamu apa?"

"Gak usah sok bego! Lo pasti udah tau apa maksud omongan gue!"

"Lo harus dapet pelajaran supaya tau dimana posisi lo di sekolah ini!" Ucap Zolanda dengan mata menyipit.

Keynara memekik saat ketiga teman Zolanda menyeretnya hingga langkahnya terseok-seok. Keynara bahkan memohon untuk di lepaskan tapi mereka seolah menulikan telinga dan tetap menyeret tubuh Keynara secara paksa.

Keynara membelalakkan mata, gudang. Ketiga teman Zolanda membawanya ke gudang. Keynara berusaha melepaskan diri namun gagal, ketiga teman Zolanda memegang tubuhnya dengan erat. Sedangkan Zolanda yang entah bagaimana caranya bisa mendapatkan kunci gudang segera membuka pintu gudang tersebut,

"Masukin cupu disana, girls!" Zolanda tertawa mengerikan.

Keynara menggeleng cepat mendengar mereka ingin memasukannya ke gudang yang sempit dan gelap itu.

"Aku mohon jangan!" Keynara berteriak.

Ketiga teman Zolanda mendorong tubuh Keynara dengan kasar hingga membuat Keynara tersungkur ke ubin yang kotor.

Sebelum Keynara sempat bangkit mereka sudah menutup pintu dari luar, bahkan Keynara masih sanggup mendengar tawa puas mereka.

Keynara menggedor pintu hingga tangannya terasa panas, lututnya yang luka pun tidak dia hiraukan, yang terpenting sekarang adalah bagaimana cara keluar dari gudang ini.

Suara Zolanda dan ketiga temannya perlahan menghilang, mungkin mereka sudah pergi meninggalkan Keynara.

Keynara terisak kecil, ia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Gudang ini gelap dan sempit, hal itu mengingatkannya pada kejadian empat tahun lalu, saat dia di masukkan ke gudang secara paksa dan hampir di perkosa.

"TOLONG!" Keynara menggedor pintu lagi.

Namun semua terasa sia-sia. Lama-kelamaan suara Keynara terasa serak, ia tidak bisa berteriak meminta tolong. Tangannya juga mulai lelah karena menggedor pintu terus menerus.

Keynara semakin terisak, perempuan itu duduk di pojok ruangan dan menyembunyikan diri di antara kedua lututnya.

Cukup lama Keynara berada di posisi itu hingga mengingat kalau ia punya ponsel dan ia bisa meminta bantuan pada seseorang,

Keynara segera mengambil ponsel di saku roknya. Pertama-tama Keynara menyalakan senter di ponselnya karena ia takut gelap. Lalu ia menekan menu kontak dan hanya menemukan nomor Kaivan ada disana.

DEVIL OBSESSIONDove le storie prendono vita. Scoprilo ora