13. HER EYES

196 12 0
                                    

Kaivan sudah bangun sejak lima belas menit yang lalu, namun laki-laki itu tidak sekalipun beranjak dari tempatnya. Dia masih betah mengamati wajah manis Keynara berlama-lama.

Kaivan akui Keynara memang perempuan yang cukup manis. Kaivan gengsi mengakuinya tapi Keynara memang tipe perempuan yang tidak membosankan dan enak di pandang. Awalnya Kaivan benar-benar hanya ingin bermain-main, membawa Keynara ke tempat tidurnya lalu meniduri perempuan itu. Tapi Keynara--- perempuan itu berbeda, perempuan itu memiliki kejutan tersendiri, perempuan itu menghidupkan perasaan aneh yang sudah lama tidak Kaivan rasakan.

Kaivan masih bingung dengan apa yang dia rasakan. Mungkinkah dia benar-benar tertarik dengan Keynara atau ini hanya sekedar... Obsesi? Ya, mungkin saja Kaivan hanya terobsesi pada Keynara, dan satu-satunya jalan untuk membuktikannya adalah dengan cara meniduri Keynara. Jika setelah itu Kaivan masih menginginkan Keynara, berarti dia memang benar-benar tertarik dengan Keynara.

Bulu mata lentik Keynara bergerak-gerak, beberapa detik setelahnya mata besar itu terbuka perlahan. Setelah menyesuaikan pandangannya, Keynara terkejut saat melihat Kaivan berada tepat di depan wajahnya. Laki-laki itu menggunakan sebelah tangan untuk menyangga kepalanya, dan mata elangnya menatap Keynara dengan buas.

"Pagi."

Keynara sedikit menjauhkan wajahnya, "p-pagi." Keynara membalas sapaan Kaivan dengan gugup.

Setelah mengumpulkan nyawanya, Keynara segera beranjak dari ranjang nyaman itu.

Keynara menatap Kaivan dengan panik. "Kaivan, kita harus pergi ke sekolah kan? Ini udah jam tujuh, kita bisa telat!" Tidak biasanya Keynara bangun se-Siang ini. Mungkin tempat tidur Kaivan terlalu nyaman atau pelukan--- Keynara segera menggeleng, mengusir bayangkan kotor yang hinggap di kepalanya.

Kaivan mendengus. "Katanya lo salah satu siswi berprestasi di sekolah. Siswi berprestasi macam apa yang lupa sama tanggal merah?"

Keynara berhasil menangkap maksud Kaivan. "I-ini hari libur?"

"Menurut lo?"

"Maaf, aku panik. Aku gak pernah bangun se-Siang ini sebelumnya."

"Ckk. Definisi siang menurut lo itu jam tujuh pagi ya?"

Keynara hanya menunduk.

"Bagus, karena lo udah bangun jadi gue gak perlu bangunin lo secara paksa."

"Maksud kamu?"

Kaivan mendekati Keynara dengan gerakan lambat membuat Keynara menatap Kaivan was-was,

Kaivan sudah berdiri di depan Keynara, menatap perempuan itu dengan mata berkobar.

"Gue lagi turn on Keynara." Bisik Kaivan di telinga Keynara.

"Kaivan..."

"Gue mau nagih morning kiss gue."

Sebelum Keynara sempat membantah, Kaivan sudah membungkam bibir Keynara dengan ciuman menuntut. Keynara meronta-ronta namun Kaivan justru menekan tengkuk perempuan itu agar memperdalam ciuman mereka.

Kaivan menghempaskan tubuh Keynara ke tempat tidur tanpa memutus ciuman mereka.

"Kaivan... Jangan..." Keynara memohon lirih, dengan nafas tersenggal.

Kaivan menatap Keynara dengan mata sayu. "Lo pernah denger kalau cowok lebih gampang terangsang di pagi hari?"

Keynara hanya diam. Meskipun pernah mendengarnya pun perempuan itu lebih memilih diam dan tak membuka mulut.

Keynara terpekik ketika merasakan benda keras menusuk pahanya. Keynara tidak mau berspekulasi, tapi mungkin saja itu kelamin Kaivan.

Wajah Keynara langsung menghangat, yang benar saja, ini masih terlalu pagi! Kenapa Kaivan bisa se-Mesum ini?

DEVIL OBSESSIONWhere stories live. Discover now