16. THE FEELING

189 11 0
                                    

Sudah bukan menjadi rahasia umum kalau di manapun Kaivan berada, dia akan selalu menjadi sorotan. Contohnya seperti malam ini, setelah memenangkan balapan, seorang perempuan berlekuk tubuh seksi mendekati gerombolan Kaivan. Sejak Kaivan memulai balapan hingga laki-laki itu memenangkan balapan, perempuan itu tak berhenti memberikan tatapan kagum pada Kaivan.

Padahal banyak teman-teman perempuan itu memperingatkan kalau Kaivan brengsek, tapi perempuan itu menulikan telinga dan tidak perduli. Apa salahnya mencoba bukan?

"Hai,"

Kaivan dan beberapa temannya yang asik mengobrol mengalihkan perhatian pada perempuan itu,

"Hai cantik." Alka membalas sapaan perempuan itu dengan senyum lebar.

Selatan menjitak kepala Alka, "jijik, Al, jangan ndeso dong."

Alka hanya menggerutu tak jelas.

Perempuan itu tertawa, tawanya sangat enak di dengar telinga. "Gue Sisil."

"Oh hai, gue Alka. Panggil Alka aja gak pake ganteng,"

"Selatan." Berbeda dengan Alka yang genit, Selatan memilih untuk bersikap biasa saja. Lagipula dia sudah terbiasa melihat perempuan cantik seperti Sisil ini.

"Kalau lo Kaivan kan?" Sisil mengalihkan tatapannya pada Kaivan.

"Ya." Balas Kaivan singkat.

Sisil menggigit bibirnya. "Eum boleh gue gabung disini?"

"Of course beauty, you are very welcome in here,"

"Sok inggris lo cacing!" Selatan tertawa geli.

Sisil duduk di depan Kaivan. Ia memberikan senyum manisnya pada laki-laki itu, dan tanpa di duga duga Kaivan membalas Sisil dengan senyum miring.

"Tujuan lo kesini apa?" Tanya Kaivan to the point.

"Eh?" Sisil salah tingkah,
"Gue pengen kenalan aja sama lo, gue tadi lihat lo balapan. Lo keren." Ucap Sisil berterus terang.

Kaivan menganggukkan kepala, ia berdecih dalam hati. Udah gue duga.

"Kok gue kayak pernah lihat lo, ya?" Sahut Alka.

Sisil mengalihkan tatapannya pada Alka sejenak, "mungkin kita pernah ketemu di suatu acara?"

"Ah iya gue inget! Gue pernah ketemu lo di acara resmi temen bokap gue. Gue liat lo naik ke panggung gitu ngasih sambutan. Bokap lo yang pejabat itu kan?"

Sisil mengangguk kecil.

"Lo jangan cuek cuek sama Sisil, Kai, Sisil itu baik tau orangnya." Alka memberikan petuah.

Kaivan memutar mata malas. "Gue biasa aja daritadi, Setan!"

"Berarti lu temenan ama Setan dong Kai?"

"Bacot."

"Bicit." Alka menirukan ucapan Kaivan seperti gaya anak kecil yang sedang viral itu.

Sisil tertawa lebar. "Kalian lucu deh."

Kaivan menaikkan sebelah alisnya, lucu darimana? Lucuan Sule kali.

Sisil berdeham ringan. "Seperti kata gue dari awal, gue pengen kenalan sama lo. Boleh gak gue minta nomor lo?"

"Buat apa? Lo mau ngajak gue ke hotel?" Ucapan Kaivan sukses membuat Alka menoyor kepala laki-laki itu.

"Yang sopan sama cewe cantik, bege!"

"Ckk, apaan sih lo!"

Alka tak memperdulikan wajah marah sohibnya.

"Maafin temen gue ya Sil, mulutnya emang suka kurang ajar gitu. Dari lahir dia suka makan cabe soalnya."

DEVIL OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang