Chapter 8 | Mobil Mogok

1K 151 5
                                    

Chapter 8 | Mobil Mogok





       "Makanya! Sudah i said your car itu every month harus di service Miya... apalagi ini mobil sudah 7 bulan kamu tinggal pergi gitu aja. Now your mobil beneran broke down-kan?!" 

Begitu kira-kira omelan wanita berumur 50 tahun itu siang ini.

Setelah harus buru-buru mengantarkan pesanan box kue yang sudah diangkut dan siap dibawa menuju tempat customer. Mobil Miya tiba-tiba harus mati tepat di tengah jalan.

Padahal sejak seminggu lalu wanita itu memakai mobilnya, tidak ada masalah dan kelihatan baik-baik saja.

Miya menggigit bawah bibir. Merasa tidak enak sekaligus panik karena tidak tau siapa yang harus dihubungi.

"T-terus ini gimana Tante?" Kata Miya takut-takut.

Masalahnya sang Tante ini benar-benar paling macan. Lebih galak daripada para kakak-kakak yang semuanya laki-laki. Bahkan sang Ayah sendiri pernah jujur lebih takut dengan Sang Tante ketimbang Kakak laki-laki pertamanya.

Ayna menghela nafas. "Tante udah nelfon orang. But if i terlambat dan pesanan kue nya harus cancel because your mobil ngambek. You harus ganti setengah rugi." Kata wanita itu sambil melipat tangan di dada.

Miya mengulum bibir mengangguk kaku. Wanita itu sudah pasrah berdiri di pinggir jalan dengan wajah lelah. Sejak pagi harinya memang sudah terasa begitu buruk. Dimulai dari panggilan tak henti yang datang dari sang Mamah, kemudian gelas coffee latte wanita itu yang jatuh hingga tumpah, sampai kecerobohan Miya yang lupa memakai kaus kaki saat berangkat hingga mata kakinya kini harus lecet-lecet setelah mendorong mobil ke pinggir dan berlari bolak-balik.

Miya menghela nafasnya panjang. Melirik sang Tante sedang berbicara menjawab panggilan telfon dari seseorang. Wanita itu sudah rapih lengkap dengan pakaian formal karena berencana mengunjungi acara sang teman di Jakarta sekaligus customer yang memesan kue dari tokonya.

"Ah... That's him!"

Ayna bertepuk tangan ria. Wanita itu bergerak cepat melangkah berjalan menghampiri mobil ford ranger putih yang menepi.

Miya mengernyit, wanita itu secara naluri ikut melangkah menyusul sang Tante yang berjalan cepat pada sang pengemudi yang baru saja keluar dari mobil.

Langkah Miya tiba-tiba terhenti. Wanita itu melebarkan mata saat melihat sosok familiar yang dikenalinya berdiri disana. Untuk sepersekian detik, Miya bahkan menahan nafas melihat wajah pria itu berjalan keluar dan  menghampiri sang Tante yang sudah mengomel panjang.

"Oke Tante tunggu dulu, saya periksa sebentar yah..." kata pria itu sambil berusaha menenangkan Ayna.

Tepat saat Miya tersadar dari lamunannya dan meyakini bahwa pria yang dilihatnya sekarang adalah sosok sang Kakak kelasnya, Thomas.

"Miya..." Suara lembut itu membuat Miya tersentak.

Miya mengerjap-ngerjapkan mata. Langsung menangkap dua manik coklat gelap milik pria yang tau-tau sudah berdiri dihadapannya.

"Are you okay?" Tanya pria itu kelihatan cemas.

Miya merapatkan bibir. Kelopak mata Miya mengerjap-ngerjap cepat, ia mencoba menggerakan kepalanya kaku.

"H-hm. Gak papa kok Kak. Itu... tapi... mobil aku tiba-tiba mati." Kata Miya menunjuk pada mobilnya yang terparkir di tepi jalan raya.

Pria itu tak langsung menjawab, ia sempat terdiam beberapa saat. Seakan menelisik mata Miya hingga  anggukan dan senyuman pria itu perlahan mulai terbit.

NuragaWhere stories live. Discover now