-bab 3-

7 3 0
                                    

Hai. . .

selamat membaca
Semua. . .

Warning!
Typo bertebaran
.

.

.

Saat selesai membaca chat dari Ravzi ia segera turun ke bawah. Saat berada di pertengahan anak tangga ia melihat ibunya yang sedang tertawa bersama dua orang itu.

"Mau kemana Ra?" Ana bertanya ketika melihat Raura yang turun dari tangga.

"Di depan ada Ravzi mah. " setelah mendapatkan anggukan dari Ana. Raura segera berjalan menuju pintu depan.

"Udah lama? " Raura bertanya kepada Ravzi yang sedang bersandar di jok motor.

"Engga, baru lima belas menit dua puluh enam detik yang lalu. "Ravzi mengatakan hal tersebut sambil berjalan ke arah Raura.

" udah makan belum? "Tanya Ravzi sembari mengelus puncak kepala Raura.

" belum. " Raura segera menurunkan tangan Ravzi dari atas kepalanya.

"Keluar yok. " Ravzi berencana mengajak Raura untuk melakukan dinner dengannya. "Minta izin sama mama sana" Ravzi kemudian menyuruh Raura untuk meminta izin kepada Ana.

"Kita kan udah keluar. " Raura masih tidak paham dengan apa yang di maksud Ravzi.

"Maksud gue itu pegi jalan-jalan and dinner. "Jawab Ravzi dengan nada sedikit kesal dengan pernyataan Raura dan bertambah kesal lagi saat mendapat jawaban anggukan dari Raura.
'Untung cewek gue' suara hati Ravzi seakan ingin menjerit kencang mengatakan bahwa ia sangat kesal.

" yaudah ganti baju sana. "Ravzi menyuruh Raura untuk segera berganti pakaian.

" ini aja udah. " perkataan Raura membuat Ravzi segera melihat penampilan Raura.

"Gak, gak ada pake baju gini. Gakaan gue ijinin. " Ravzi segera menentang keinginan untuk tidak berganti pakaian, bagai mana tidak? Raura hanya memakai baju lengan pendek yang cukup ketat dan celana pendak selutut.

"Ish. . Yaudah tunggu bentar. . .mau masuk? "Raura segera beranjak dari depan pintu menuju kamarnya.

" gak di sini aja. "Raura menanngapinya dengan anggukan lalu masuk ke dalam rumahnya.

" Ravzi nya mana ra? "Pertanyaan Ana membuat Raura yang hendak menaiki tangga berhenti kemudian  berbalik menghadap Ana.

" ada di luar katanya gak mau masuk. "Ana kembali memberikan anggukan sebagai balasan perkataan Raura.

" mah Raura mau izin keluar buat makan malam sama Ravzi, ya?" Raura meminta izin kepada Ana untuk pergi ke luar bersama Ravzi seperti yang di bicarakan nnya tadi.

"Ya--" sebelum melanjutkan perkataannya ada seseorang yang memotong perkataan Ana.

"Kak, aku mau ikut ya?" Tanpa ragu Oilen Mengatakan hal yang membuat mimik wajah Raura menjadi datar dan sedikit menunjukan wajah kesesalannya.

" gak bakal gue izinin. "Sakras Raura dengan penuh penekanan.

" ajak aja sih Ra kan ini juga kedua kalinya adik sepupuku pergi ke sini karna saat pertama kali dia tak sempat jalan-jalan. " wajah Raura sudah tak enak di pandang. Ia mencoba bersabar karena orang di depannya ini adalah tantenya dan orang yang lebih tua darinya.

"Tapi Aku gak mau tan. . . kami juga butuh privasi. " Raura berkata dan sedikit menekan kata 'privasi' agar tantenya tau bahwa dia dan Ravzi butuh waktu berdua.

"Gak papa pergi aja sana Raura nanti oilen jalan sama mama aja, Yaudah pergi aja yang penting jangan telat pulangnya." peringatan Ana.

"Yaudah Raura ke atas dulu" setelah mendapatkan anggukan Ana, Raura dia segera naik ke atas dan sedikit membanting pintunya karena kesal.

"Dasar gak punya malu udah numpang tidur numpang tenar lagi. " katanya dengan nada kesal ia segera mengganti pakaian karena kasihan dengan Ravzi yang sudah menunggunya dari tadi.

"Kok lama? " tanya Ravzi ketika Raura baru muncul dari balik pintu rumahnya.

"Biasa cewe. " jelas Raura sambil memegang tangan Ravzi untuk segera masuk ke dalam mobil.

"Oh, kalau gitu skuy lah. " Ravzi segera melakukan mobil dengan kecepatan normal.

Drtttt~

Tiba-tiba saat Ravzi tengah berbincang ria dengan Raura, ada bunyi deringan ponsel yang berasal dari saku hoodie nya.

"Ra, tolong angkat nih telpon, HP-nya ada di saku gue. " suruh Ravzi dan dengan patuh Raura segera mengambil HP Ravzi yang berada di saku hoodie-nya.

"Mamah nih. " tangan Raura mengarahkan layah HP lalu memperlihatkan kepada Ravzi bahwa yang menelpon adalah mamahnya.

"Angkat aja. "Dangan antusias Ruara mengangkat telpon dari sang calon mertua:v.

" halo? "

"Halo mah"

"Ehh calon mantu. . Ravzinya mana sayang? "

"Lagi nyetir nah" jawabnya seraya menatap sekilas ke arah ravzi. "Mamah mau bicara sama ravzi? "
Tanyanya.

"Oh gak deh takut ganggu nyetirnya, mending kita aja yok yang ngobrol"

"Ohh yaudah mah kita gosipin tetangga sebelah rumah mamah aja yang namanya si mentari mentari itu lohh"

.

.

.
Segitu dulu episode kali ini mohon di tunggu part selanjutnya...

Maaf yah kalau ada typo

Ada pertanyaan??

Thank you for Watching.

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND FOLLOW!?!?

RAURAWhere stories live. Discover now