2. Closer

123 23 9
                                    


⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••












Ana hampir gila,

Dia baru pulang setelah meladeni kesablengan seorang Milo dan teman-temannya tapi apa ini? Kenapa pintu kamarnya terkunci dan ada koper di depan kamarnya??

"Aaaaaaaaaaaaa!!!" gadis itu berteriak sekencang yang ia bisa. "Mamiiiiiii!!!"

Mida, art sekaligus pengasuhnya sejak kecil segera menghampiri mendengar teriakan heboh Ana. "Loh, memangnya Ibu belum bilang ke Ana kalau hari ini Ana pindah ke apartemen baru?"

Mata Ana berkaca-kaca, "Hiks, Mami nggak sayang lagi ya sama aku?"

"Mami pasti udah nemu pengganti Papi. Terus pacarnya punya anak juga. Anaknya nggak suka sama aku, dan pengen jadi satu-satunya. Makanya aku disuruh pindah" Ana kejer

"Pantes aja Mami aneh banget dari kemaren tiba-tiba ngasih tagihan nggak masuk akal kalo mau tetep tinggal di rumah. Tapi ujungnya aku diusir juga, Huweeee!!" Ana memeluk Mida "Ibuun, Mami jahat sama aku!! Mami udah nggak sayang lagi sama aku!!"

Mulai lagi cerocosan random Ana yang udah macem plot drama. Mida mengelus rambut Ana dengan sabar, "Mungkin Ibu mau Ana lebih mandiri, Ana kan sekarang udah dewasa. Udah bisa bangun keluarga sendiri"

Sedotan ingus dan isakan Ana berhenti, "Apa? Jadi aku mau dijodohin juga?!" dia makin histeris setelah selesai menyerap informasi

Sedotan ingus dan isakan Ana berhenti, "Apa? Jadi aku mau dijodohin juga?!" dia makin histeris setelah selesai menyerap informasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"tuh kan bener, Mami nggak sayang lagi sama aaakuu!! Mami berubah, huweeee!!"

Mida makin pusing. Kenapa nasihatnya bisa diplintir sekian jauh begitu sih sama anak majikannya ini?. 

"Hiks, aku mau dipindahin kemana?" Ana yang sudah agak tenang mendongak, menatap Mida "Ibun ikut nggak sama aku?"

"Maminya Ana kan pengen Ana belajar idup mandiri. Nanti lama-lama juga terbiasa, okay?"

"Lagian Ana nggak tinggal sendiri, bareng 2 orang lainnya juga" Mida mulai menjelaskan apa yang tadi disampaikan Irina, majikannya.











••☆••♡♡♡••☆••














••☆••♡♡♡••☆••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Brat From HellWhere stories live. Discover now