North Kingdom

251 26 0
                                    

        Dahulu kala, badan pemerintahan di sebuah kerajaan kecil terdengar begitu menyedihkan. Banyak sekali bencana, kekeringan dan juga wabah yang telah menyerang keraajan malang itu. Seluruh masyarakat bahkan sempat berbondong-bondong menyerang  benteng perthanan disana, hanya agar perut mereka terisi beberapa kunyah potong roti kering.

Erland selaku raja yang telah menduduki tahta kerajaan secara turun temurun mulai merasa cemas. Banyak sekali masyarakat yang telah mengutuk dan juga mencemooh masa nya. Tak jarang juga ada beberapa pelancong yang ikut merendahkan seberapa buruk nya kerajaan North saat di pimpin oleh nya.

Malam itu. Erland hanya bisa merenung, memikirkan bagaimana caranya agar negeri yang telah ia cintai ini kembali maju dan juga makmur seperti dulu.

Erland terus termenung, menatap kosong halaman bunga yang mulai kering di bawah jendela kamar nya.

Hingga tak berapa lama, muncul cahaya berwarna hijau tua mengelilingi nya.

"Aku akan membantumu, tapi dengan satu syarat."

Keesokan harinya.

"ANUGRAH BARU TELAH MUNCUL! RAJA BERHASIL MEMBUAT NEGERI KITA KEMBALI MAKMUR! SALAM HORMAT UNTUK RAJA!"

"SALAM HORMAT"

Seluruh masyarat terlihat berhamburan di seluruh pusat kota kerajaan. Mereka semua dengan penuh suka cita menadahkan kedua tangannya menyambut lebatnya guyuran air hujan. Setelah dua tahun mengalami kemarau panjang, akhirnya negeri itu mulai kembali mendapatkan apa yang telah mereka tunggu selama ini.

"Akhirnya turun hujan... "

Seorang gadis manis menatap kearah langit dengan linangan air mata. Sungguh tak bisa di percaya jika penderitaannya selama ini akan segera berakhir.

"Ibu, ibu, lihat. Ruam merah gatal di tangannku sembuh"

"Benarkah? Coba ibu lihat"

Wanita paruh baya itu melihat seluruh badan putra bungsu nya, dan dirinya di buat tak percaya saat seluruh ruam merah itu tiba-tiba menghilang begitu saja.

"Anakku akhirnya sembuh! Tuhan terimakasih atas kebaikanmu"

Dirinya memekik bahagia, memeluk putra bungsunya dengan penuh haru.




SERVANTWhere stories live. Discover now