Aku juga pergi

148 16 0
                                    


"Noble, darimana saja kau?"

Pria tua itu menatap Noble khawatir, raut wajah nya terlihat begitu lelah.

Noble tak menjawab, justru dirinya hanya melewati sang ayah seolah-olah tak melihat sosoknya.

"Bukan urusan ayah"

"Noble!"

"Apa?!"

Balas Noble tak kalah keras.

"Jika ayah akan pergi kepusat kota maka pergilah, tidak usah menungguku pulang hanya untuk berpamitan, aku tidak peduli"

Pria tua itu terdiam, mendengar pernyataan Noble padanya. Membuat dirinya sedikit merasa sakit hati. Anaknya, anak yang selalu dirinya rawat dengan penuh kasih sayang kini tumbuh menjadi remaja pemberontak tidak tahu malu.

Dirinya mulai menarik gerobak kayu tua untuk di bawa menuju pusat kota. Tak lupa juga memakai tas punggung untuk pembekalan selama perjalanan.

"Hari mulai gelap, segeralah masuk ke dalam rumah. Jangan lupa untuk memakan hidangan di atas meja, mungkin perjalanan kali akan membutuhkan waktu sedikit lama. Tidak usah menunggu ayah jika lusa nanti ayah belum juga pulang. Akan ayah usahakan untuk pulang lebih awal agar kau tidak merasa sendirian lagi Noble"

Pria tua itu menarik gerobak kayu yang ia gunakan secara perlahan. Mengabaikan Noble yang masih senantiasa memberi punggung pada sang ayah tanda merajuk.

Noble mendecih pelan, menatap tak suka pada kepergian ayah nya.

"Ayah pikir aku tidak akan bisa pergi kesana? Lihat saja nanti siapa yang akan memberimu kejutan di pusat kota. Kau pasti akan sangat terkejut."

SERVANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang