pinggiran kota

117 11 0
                                    


Matahari tenggelam semakin dalam, dan bulan bersinar semakin tinggi. Noble memacu kuda nya dengan malas-malasan, setelah dirinya berdebat bersama Matthew perihal kuda yang akan ia sewa. Matthew malah memutuskan untuk ikut bersama Noble menuju pusat kota.

Nafas nya ia hembuskan semakin dalam, malas melihat wajah Matthew walau hanya bisa di lihat remang-remang.

"Seakan-akan aku adalah bencana bagimu, kenapa kamu terus menghela nafas? Apa salah jika aku ikut bersamamu?"

Noble tidak menjawab pertanyaan Matthew, justru dirinya malah semakin  membuang nafas nya begitu berat.

"Hhaah..."

"Hey jawab aku"

"Aku tidak mau menjawab mu, kau menyebalkan"

Balas Noble malas.

Wajah Matthew memerah, merasa ikut kesal atas jawaban Noble barusan padanya.

"Tidak tau malu"

"Ya... ya... ya... aku memang tidak tau malu"

Pemuda berambut ikal itu mendengus, mencoba memusatkan tali kekang kuda nya semakin kencang, membuat kuda hitam miliknya terkikik dan berlari dengan cepat.

Noble yang merasa dirinya di tinggalkan, ikut menarik tali kudanya dengan sangat kencang.

"Ayo cepat berlari, jangan sampai orang itu meninggalkan kita"

Kuda sewa milik Noble langsung berlari, menembus gelap nya malam membuat para hewan nokturnal bersuara syarat akan terganggu.

Cahaya fajar telah menampakkan diri. Noble beserta Matthew turun dari atas punggung kuda yang telah mereka tunggangi sejak malam. Mereka berdua melimpir menuju toko kelontong yang baru saja buka.

"Paman aku minta dua gelas teh hangat dan juga roti"

Pinta Matthew pada si penjaga toko.

"Tidak paman, untuk roti nya cukup satu saja"

Koreksi Noble.

"Kenapa?"

Tanya Matthew, pemuda berambut ikal itu menatap sekeliling yang masih sepi dan di selimuti kabut.

Noble mengorek tas slempang besar nya, dirinya menarik tiga buah roti besar.

"Aku membawa ini,  jaga-jaga uangku habis di jalan setidak nya aku masih bisa makan roti ini"

"Banyak sekali"

Kaget Matthew, pemuda itu menatap tak percaya pada gumpalan besar di tangan Noble. "Kau memakan roti keras itu? Memangnya bisa di telan?"

"Tentu, aku sudah terbiasa"

Jawab Noble santai, dirinya membagi dua roti keras itu.

"Apa kau mau?" Tawar Noble pada Matthew, sedangkan Matthew menggeleng ribut.

"Bisa-bisa aku mati karena memakan itu"

"Ceh, sok orang kaya" ejek Noble.

"Apa katamu?!"

"Tidak."

SERVANTWhere stories live. Discover now