Oneshoot ; Jeongharu!

Sekertaris Baru ²

"HAH"?!

Jeongwoo melotot, ia pikir pemuda manis di depannya ini adalah selingkuhan papanya ternyata bukan, Jeongwoo malu sebenarnya tapi tak apa, Jeongwoo ganteng. Apa korelasinya?

"Kenapa reaksi kamu gitu?"

Jeongwoo menggeleng, lalu mendekat ke arah papanya dan membisikkan sesuatu
"Pa.. ini cocoknya jadi istrinya Jeongwoo ajah jangan jadi sekertaris"

Plak

"Kamu kerja yang bener dulu,jangan mikirin nikah!" Jeongwoo mengaduh kesakitan setelah di pukul kepala bagian belakangnya oleh papanya, Jeongwoo mendengus pelan mendengar jawaban papanya. Jeongwoo kan ingin pacaran,kenapa papanya begitu sih?!

"Nah haru... kamu udah bisa kerja sekarang, udah pernah jadi sekertaris kan?"

Haruto mengangguk, dirinya memang pernah berpengalaman menjadi sekertaris pribadi ayahnya sendiri, namun sekarang ayahnya sudah mulai jarang ke kantor dan dipegang oleh kakaknya dan juga dirinya .

Haruto menghampiri Jeongwoo dengan raut wajah yang sedikit takut, membuat Jeongwoo menghela nafasnya pelan, ternyata pemuda manis ini masih takut dengannya.

"Kamu nggak usah takut gitu sama saya.. saya nggak gigit kok" ujarnya

"Hehe iya.."

"Ya sudah sana kembali ke ruangan kamu, papa bosen liat muka kamu "

Haruto tertawa pelan mendengar ucapan teman ayahnya,membuat Jeongwoo menganga saat melihat senyuman indah milik pemuda manis di depannya. Ya tuhaaan jodohkan Jeongwoo dengan Haruto ,Jeongwoo memaksa intinya!.

.
.
.

Sekarang sudah terhitung satu bulan Haruto bekerja sebagai sekertaris dari Jeongwoo, ada satu hal selama ini Haruto sadari, jika atasannya itu suka sekali melihat bibirnya. Ugh memangnya bibirnya itu makanan apa.

Saat ini Haruto tengah berada di ruangan atasannya hanya berdua. Hanya berdua. Dan entah mengapa atmosfer di antara ke duanya semakin memanas. Mengapa? Karena..

Saat ini Haruto tengah menunduk di meja atasannya sehingga pantat nya sedikit menungging, Jeongwoo sendiri berada di sofa, tadinya ia tengah meminum kopi miliknya. Namun saat menghadap ke depan, dirinya malah terdiam kaku.

Dengan langkah perlahan namun pasti, Jeongwoo berdiri tepat di belakang Haruto, posisinya bahkan sangat intim, bagian selatan milik Jeongwoo menempel dengan pantat milik Haruto.

Haruto tersentak pelan saat merasakan tangan atasannya bertengger di pinggangnya dan dengan sengaja menarik pelan pinggang Haruto sehingga bertabrakan langsung dengan bagian selatan nya.

"Ah... j-jeo"

"Hm?"

"Lepas dulu ah.. "

Merasa tidak sabaran, Jeongwoo dengan cepat membalikkan badan Haruto dan mengukung nya di antara ke dua lengan kekarnya

Matanya terbelalak saat menyadari posisi tubuhnya, pupil matanya membola dan bergetar pelan.

"Ugh j-jeongwoo " pipinya di belai dengan sangat lembut membuatnya nyaman sekaligus merinding, dan detik selanjutnya bibir atasannya menempel dengan bibir milik nya sendiri.

Jeongwoo melumat pelan dan sangat lembut bibir Haruto, membuat Haruto ikut terbawa suasana dan langsung mengalungkan lengannya di leher atasannya.

Bunyi kecipak basah dari kegiatan lumat melumat itu terdengar, membuat suasana ruangan itu semakin panas, ditambah saat ini lengan kekar milik Jeongwoo tengah berada di bongkahan pantatnya dan meremasnya pelan namun sensual.

"A-ahh mmmh" tepukan keras di bahunya membuat Jeongwoo melepaskan pagutannya dan menatap indah manik Haruto dan tersenyum manis.

"Haru.. hah.. saya tahu saya tidak bisa merangkai kata kata tapi i love you "

"Kenapa Jeongwoo bisa suka sama haru"

"Really?! Oke.. sejujurnya saya sudah menyukai kamu waktu pertama kali kita ketemu ya itu sebulan yang lalu? Dan.. ya rasa suka saya padamu itu tak ada alasan yang rumit. Kamu cantik, kamu lucu, kamu menggemaskan"

Ucapan manis dari Jeongwoo membuat pipi bulat Haruto memerah. Aih gemasnya..

"So? Will you marry me?, aku nggak mau pacaran, aku mau kamu jadi istri aku. So? Yes or yes?"

"Apaan itu hih pilihannya!"

"Jawab ajah sayang.."

"Hahaha oke oke, YES! I WILL!"

Jeongwoo tersenyum lebar dan dengan cepat menggendong tubuh Haruto ala koala dan membawanya berputar putar. Aah bahagia selalu kalian.

Yeay! Sekertaris Baru selesai

Next?