Gombal ² ; pacaran

511 46 0
                                    


Masa pdkt antara jeongwoo dan haruto sudah berjalan selama tiga bulan lamanya, dan apakah  jeongwoo tidak ada niatan untuk menjalin hubungan dengan Haruto? Dan juga, apakah haruto fine fine saja dengan apa yang dilakukan jeongwoo tiga bulan ini hanya menggombal teus menerus tak memberi kepastian?

Rasa penasaran kita semua akan terjawab disini.

.
.
.

Jeongwoo tahu bahwa dirinya telah melakukan pdkt selama tiga bulan lamanya, jujur ia ingin sekali memperjelas hubungannya dengan sang pujaan hati, namun dirinya takut jika nanti sang pujaan hatinya malah menolaknya.

Jeongwoo sendiri saat ini tengah berada di kantin sekolah adiknya,Junghwan. Tentu dengan adiknya yang setia menemani abangnya. Namun Junghwan di buat bingung oleh abangnya, kenapa abangnya hanya melamun saja ? Kenapa abangnya ini?

"Bang.."

"Bang?.."

"ABANG!"

Teriakkan dari adiknya membuat jeongwoo tersentak kaget dan langsung menatap tajam sang adik yang saat ini juga sedang menatap dirinya dengan pandangan sinis.

"Kenapa si cil?! Ganggu banget tau nggak?!"

"Lagian Abang, adek udah panggil dua kali nggak nyaut nyaut, kenapa sih? "

"Nggak papa"

"Kalau enggak papa kenapa baksonya enggak dimakan? Nggak enak? Buat adek ajah sini"

Saat Junghwan ingin mengambil mangkuk bakso milik jeongwoo, dengan cepat jeongwoo menepis tangan adiknya dan menjauhkan mangkok baksonya dari tangan adiknya.

"Enak ajah! Lu udah makan dua porsi bakso cil, jangan Maruk!"

Junghwan kira setelah bakso abangnya di jauhkan darinya, abangnya akan memakan nya langsung ternyata sama ajah, baksonya buat mainan , kalau seperti itu mending baksonya buat dia saja iya kan?.

"Ck Abang nih, kenapa sih?! Cerita dong! Biasanya juga cerita kok"

Jeongwoo menghela nafas panjang dan menatap wajah adiknya, ingin sekali ia cerita namun ia bingung..

Huffftt

"Gini cil, Abang kan sama kak haru udah pdkt an selama tiga bulan.. nah langkah selanjutnya tuh enaknya ngapain?"

"Ih ya ajak pacaran lah! Gitu ajah kok nggak ngerti"

"Caranya gimana?"

Junghwan melototkan matanya dan menatap abangnya sinis, iya sih Junghwan juga tahu kalau abangnya ini tak pernah berpacaran selama hidupnya, tapi ya.. jangan terlalu bego gini dong.

"Ya tuhaaan kenapa Juju dikasih Abang yang tolol banget kayak gini??"

"Heh! Abang pinter ya, kalau Abang bego, Abang nggak akan rangking satu di kelas tau"

"Iya Abang pinter di bidang pendidikan tapi tolol dalam percintaan, udah Abang jangan protes dulu. Sekarang dengerin adek, kalau Abang sayang, cinta sama kak haru Abang pasti tahu langkah selanjutnya apa.. adek yakin kak haru juga pasti nungguin kepastian dari Abang, kasihan kak haru bang kalau Abang gantungin terus.. mending kak haru buat Juju ajah kalau Abang nggak mau"

Jeongwoo mengangguk, ada benarnya juga kata adiknya tapi- wait.. hah?! Apa katanya? Harutonya buat adiknya saja? Eey... mana bisa

"Heh sadar diri cil, lu kan boti"

"Abang bahasanya jangan gitu ish!"

"Ehe sorry, berarti Abang harus tembak kak haru dong?"

"Tembak pohon sana! "

Junghwan beranjak meninggalkan area kantin dan meninggalkan abangnya yang sibuk memikirkan sesuatu, yaah semoga abangnya diterima deh, kasihan kalau ditolak nanti menangis lagi.

.
.
.
.

Bel istirahat kedua sudah berbunyi, haruto memanfaatkan waktu istirahat keduanya untuk menyendiri di taman belakang sekolah. Toh dia sudah makan.

Haruto memandangi pohon besar yang ada di depannya, dan menghela nafas panjang. Sebenarnya ia bingung dengan jeongwoo, sudah tiga bulanan ini mendekati nya namun tak juga memberikan kepastian untuknya. Bahkan ia sempat mengira jika jeongwoo mendekatinya hanya karena iseng.

Terlalu larut dengan lamunan nya sampai tak sadar jika di sampingnya sudah ada jeongwoo yang duduk tepat disamping dengan membawa satu bungkus roti dan susu.

"Hey..?"

Tubuh haruto terjengit kaget, dan saat melihat ke arah sampingnya dia menghela nafas lega.

"Aku kira siapa, kamu ngagetin aku tahu nggak?!"

"Haha maaf cantik"

Cukup lama mereka hanya berdiam diri, haruto yang kembali menatap pohon di depannya, jeongwoo yang menatap wajah cantik haruto dari sampingnya.

"Haru.."

"Iya?"

"Hadap sini sebentar.."

Haruto membalikan tubuhnya menatap jeongwoo yang seketika merasa gugup, dengan hati yang berdebar debar.

"Haru.. Be mine?"

"Hah? Gimana gimana?"

"Iya.. aku nembak kamu, kamu pasti nungguin kepastian dari aku kan? Makanya aku juga nggak bisa lama lama, takutnya kamu keburu di jadiin pacar sama yang lain. Jadi? Will you be mine?"

Wajahnya memerah hingga ke telinganya seperti kepiting rebus, haruto mengangguk heboh membuat jeongwoo tak dapat menahan rasa senangnya.

Dipeluknya tubuh yang lebih kecil darinya itu walaupun tinggian haruto. Ia bawa tubuh itu berputar putar membuat haruto sang kekasih pusing dibuatnya.

"Ru... kamu tahu nggak apa yang paling indah di dunia ini selain pemandangan wisata alam?"

Sejujurnya haruto tahu bahwa laki laki di depannya ini tengah menggombal, namun entah mengapa setiap gombalan yang menurut teman temannya yang lain itu terdengar alay, baginya gombalan alay kekasihnya ini tak ada tandingannya .

Selalu berhasil membuatnya merasa malu.

"Enggak.. apa tuh?"

"Kamu. Kamu yang paling indah. Kamu yang paling cantik "

"Aaaaaa maluuuu"

.
.
.
.

Tinggal satu babak lagi di bab Gombal ini.
Semoga tak bosan ya...

Oneshoot ; Jeongharu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang