07

3 2 0
                                    

Hari ini Sakala mempunyai jadwal pemotretan untuk promosi series nya yang sedang tayang.

Shaquilla melihat monitor dan sesekali melihat Sakala secara langsung di depannya. Ia tak bisa berhenti kagum dengan keprofesionalan seorang Sakala.

"Sakala keren banget ya. Gue bener bener ngerasa dia punya sesuatu yang gak akan ditemukan di siapapun,"

Shaquilla masih tak mengalihkan tatapannya. Suara Keandra memang seperti angin lalu. Lalu Keandra menepuk pundak Shaquilla untuk menyadarkan sang gadis dan kembali pada dunia realitanya.

"Eh sorry lo tadi ngomong apa?"

Keandra tersenyum lalu mengusak rambut Shaquilla secara tiba tiba, "gak ada, gak jadi,"

Sakala yang melihat interaksi mereka seketika menurunkan senyumannya. Ia berusaha fokus tapi malah diperlihatkan adegan Shaquilla membenarkan pakaian Keandra.

Sebenernya lo manajer artis mana sih, Shaquilla. Genit genit ih sama cowok.

"Sip keren Sky. Sekarang giliran Keandra dan silahkan untuk beristirahat dan mengganti pakaian untuk pemotretan selanjutnya," ujar sang fotografer sembari melihat lihat hasil mahakarya dirinya

Dirasa sudah baik baik saja, sang fotografer memanggil Keandra untuk memasuki tempat pemotretan.

"Sakala, lo keren deh," puji Shaquilla tiba tiba. Sakala hanya menunjukkan senyum miringnya sembari mengambil kipas listrik yang berada di atas meja. Setelah itu ia berjalan menuju ruangan tata rias untuk mengganti pakaiannya. 

Secara tiba tiba saat Sakala sudah membuka atasannya, Shaquilla masuk tanpa permisi dan melihat badan bagus Sakala terekspos. Sakala dan Shaquilla membelalakkan mata dan memutar balik badan mereka saling memunggungi.

"Lo ngapain kesini sih?!?!" sewot Sakala sembari menyilangkan kedua tangannya menutupi badannya yang berada dalam keadaan shirtless

"Gue mau ngasih lo minuman pesanan lo tadi," Shaquilla menyodorkan ke belakang minuman berwarna coklat tersebut.

"Ya kan lo bisa ketuk dulu, Sha,"

Lalu hening. Mereka masih saling membelakangi dan tak beranjak dari posisinya.

"Yaudah lo keluar. Gue mau ganti baju. Lo mau liat?" olok Sakala.

"ENGGA YA. YAUDAH GUE KELUAR," setelah itu Shaquilla keluar dan menutup pintunya.

Sakala menumpu badannya pada meja rias di depannya. Menundukkan kepala lalu menengadahkannya kembali dan menatap cermin. Memperlihatkan wajahnya yang memerah. Ia terkekeh dan berjalan menuju tempat berganti pakaian.

Shaquilla. Shaquilla Winata ini emang bikin hatinya menjadi berisik sekali. Entah pakai cara apa sehingga Sakala tak bisa berhenti tersipu dan tersenyum.

Emang gak waras sekali kerja otaknya kali ini.

-----

Entah kenapa, dua kubu pertemanan ini bisa bersatu. Shaquilla dibuat heran dengan dirinya yang tiba tiba diajak Cherry untuk berkumpul bersama Celline di sebuah cafe. Ya, Shaquilla tau kalau cafe tersebut ada dalam kepengurusan bokap nya Cherry.

Yang bikin terkejut adalah kok bisa Sakala dan teman temannya menyatu dengan sirkel Celline, Cherry, Shaquilla?

"Gue pacaran sama Mahen," ucap Cherry tanpa beban sembari merangkul lelaki di sampingnya.

Celline saja dibuat bingung, apalagi Shaquilla yang tak bisa menutup mulutnya.

"Lalat masuk mulut lo tau rasa," ujar Sakala yang berada di sebelah Shaquilla sembari. Lelaki tersebut memegang dagu Shaquilla untuk membantunya menutup mulutnya.

Shaquilla lalu menghadap Sakala dan menunjuk dengan menyipitkan mata, "lo tau mereka jadian?"

Sakala menggeleng, "gue juga baru tau kayak kalian kok," santai Sakala sembari menyesap minuman di depannya.

"Oke oke. Untuk sesi interview nanti aja ya. Gue udah laper," ujar Mahen sembari menyerahkan makanan pesanan Cherry ke depan sang gadis.

"Tuh juga, belum cerita kalian deket kapan," ujar teman Sakala yang berambut panjang sembari menunjuk mereka.

Saat Shaquilla akan menjawab, Sakala keburu nyeletuk, "dia juniornya bang Haidar, kebetulan bang Haidar ada urusan jadi dia gantiin bang Haidar dulu buat ngurus gue,"

Sakala menyuapkan makanannya santai tanpa melirik Shaquilla sama sekali. Kenapa Shaquilla merasa aneh dengan sikap Sakala. Semenjak kejadian pagi 2 hari yang lalu, mereka tidak saling bertukar sapa. Lebih tepatnya Sakala yang terlihat berusaha menghindari Shaquilla. Apalagi ditambah kejadian di lokasi pemotretan tadi.

Sakala bangkit dari duduknya, berjalan kearah luar cafe. Shaquilla melihat sekeliling, teman Mahen dan kedua teman Shaquilla sedang asik berbincang dan menginterogasi pasangan baru itu. Shaquilla ikut bangkit dan mengikuti Sakala.

"Ngapain keluar? Nyariin gue?" ujar Sakala sesaat setelah Shaquilla merasakan terpaan angin yang dingin. Masih siang sebenarnya, tapi memang cuaca akhir akhir ini sedang berganti ganti.

Sakala menghembuskan asap dari rokok elektroniknya. Ia melirik Shaquilla lalu melepas jaket yang dipakainya. Memakaikan pada bahu Shaquilla dengan telaten, "masuk sono, diluar dingin,"

Shaquilla gregetan dengan sikap Sakala. Ia menarik nafas kasar, lalu diam di depan Sakala.

"Lo kenapa sih?"

Asap dihembuskan kembali oleh Sakala ke arah samping, "gue gak apa apa. Emang gue kenapa?"

"Lo tuh aneh, Sakala. Gue gak marah kok sama kejadian pagi itu,"

Sakala terkekeh sarkas, "padahal lo harusnya lega dong gue gak ganggu lo lagi,"

Shaquilla menyugarkan rambutnya kebelakang menandakan bahwa ia frustasi dengan percakapan ini. Sakala tak menatap dirinya daritadi berbicara. Ia malah sibuk dengan rokok elektrik di tangannya.

"Kalo lo gak mau ke dalem, yaudah diem disini. Gue dah kelar," ujar Sakala sembari menggoyang goyangkan rokok elektrik nya menandakan ia selesai.

Shaquilla menarik nafas dalam sebelum mengatakan, "lo jatuh cinta ya sama gue?"

Sakala berbalik, "iya. Gue yang bikin aturannya gue yang ngelanggarnya. Lucu kan?"

Sakala berjalan mendekati Shaquilla dan berkata, "gue tau lo gak suka gue karena gue annoying kan? Tapi buat perasaan, gue gak bisa maksa,"

"Lo...lo emang nyebelin tapi lo kalo diem aja juga gue malah serem, apalagi kita tinggal berdua kan?"

Sakala bersidekap dada dan memajukan wajahnya, "kalo gue gak diem, lo jangan kaget ya? Ayo masuk. Di luar dingin,"

Mereka berjalan beriringan menuju meja mereka kembali.

"Gue tau lo gak pernah suka sama gue, tapi izinin gue buat ngejar lo ya, Sha?"

Perut Shaquilla merasakan rasa seperti banyak kupu-kupu berterbangan dan membuat ia tak bisa menahan senyumnya.

Shaquilla sudah menuju tahap gak waras sepertinya.

-----

My Dear Actormate [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang