17

5 2 0
                                    

Suara ketukan pintu yang digedor dengan terburu buru mengganggu Sakala dan Shaquilla yang sedang duduk di sofa depan TV. Sakala membuka pintunya dan menunjukkan wajah teman teman Sakala yang khawatir.

Ijul langsung memeluk Sakala dengan brutal, "lo gak apa apa kan bre?" Ijul membolak balikkan badan Sakala untuk mengecek apakah sang sahabatnya itu baik baik saja atau tidak.

Mahen menyingkirkan Ijul dari jangkauan Sakala. Mahen menyelonong masuk disusul Tama di belakang mereka.

"Lo udah liat beritanya?" tanya Tama tanpa basa basi. Sakala tersenyum sembari mengeluarkan makanan dan minuman yang dibawa teman temannya itu.

"Lo gak takut bokap lo tau dan berakhir lo kayak dulu lagi?" tanya Mahen yang dibalas pelototan dari Ijul juga tatapan sinis dari Tama. Sakala seketika membeku, dan menjatuhkan minuma tersebut yang menimbulkan bunyi nyaring.

"Lo gak apa apa, Kala?" Shaquilla yang sedang menguping dengan diam bertindak dan menghampiri Sakala tiba tiba.

Kedua teman Sakala tampak terkejut dengan kehadiran sosok gadis di dalam apartemen sahabatnya itu. Ijul dan Mahen saling menatap dengan mulut yang menganga tak percaya, sedangkan Tama hanya memelototkan matanya kaget.

"Ini tolongin gue dong, Sakala sesak nafas," ujar Shaquilla panik saat melihat Sakala terengah engah dalam bernafas. Teman temannya langsung berlarian mengitari dapur, kamar mandi, dan kamar Sakala untuk mencari sebuah tabung kecil berisi obat rutin Sakala. Shaquilla yang sudah keburu panik ditambah teman Sakala yang lama mencari, Shaquilla mencoba memberi Sakala dengan nafas buatan. Ia menyatukan bibir mereka untuk menyalurkan nafasnya kepada Sakala, dan berhasil. Sakala sudah mulai sedikit tenang dan Ijul sudah menemukan obat itu di laci kamar Sakala.

Dengan sigap Shaquilla merebut tabung kecil tersebut dan mengeluarkan satu butir, lalu Mahen pun menyerahkan satu cangkir air putih untuk Sakala dalam meminum obat. Mereka masih memasang wajah khawatir sebelum senyum getir Sakala ditunjukkan kepada mereka.

Mahen mendekat, "sorry ya bro,"

"Gak apa apa, gue hari ini kelupaan buat makan obat rutin gue,"

Ijul yang mengamati mereka semua akhirnya mengeluarkan suara, "jadi, sekarang lo bisa jelasin siapa cewek yang daritadi ada di pinggir lo?"

Lagi lagi, hari ini akan menjadi hari yang panjang untuk Sakala menjelaskan siapa Shaquilla ini.

-----

Setelah teman teman Sakala pulang sehabis mendengarkan dongeng panjang tadi, baik Sakala dan Shaquilla tak ada yang bersuara. Mereka merasa canggung satu sama lain entah mengapa. Mereka masih sibuk dengan kegiatan bersih bersih mereka, dengan Sakala yang mencuci piring dan Shaquilla yang membersihkan kawasan berdebu.

"Kala," ucap Shaquilla yang hanya dibalas dehaman oleh sang lelaki.

Shaquilla menarik nafas sebelum berbicara, "nanti malem, lo butuh temen cerita gak?"

Sakala berhenti dengan kegiatan mencuci piringnya dan menghampiri Shaquilla. Ia tersenyum kepada gadisnya sembari memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan kepada Shaquilla.

"Tidur bareng boleh?" ucapan ambigu Sakala membuat Shaquilla mengernyitkan alis.

"Maksudnya temenin gue tidur," ucap Sakala malu dan enggan menatap Shaquilla. Shaquilla dibuat gemas oleh ekspresi malu malu seorang Sakala. Shaquilla hampir lupa kalau lelakinya itu adalah seorang aktor.

Lalu setelah itu Shaquilla menuju kamarnya untuk membawa bantal dari kamarnya dan dipindahkan ke kamar Sakala. Lalu  disusul Sakala dari belakang. Setelah itu mereka benar benar berada di satu kasur yang sama dengan posisi bersender pada papan di belakang.(?)

Sakala menghembuskan nafas berat sebelum mulai bercerita, "gue adalah anak hasil perjodohan pipi dan mimi. Pipi yang dipaksa menikah dengan mimi tentu saja tidak menyukai sedikitpun mimi gue. Meski dia sudah menjadi seorang suami, ia masih mencari seorang kekasih. Lalu singkat cerita entah bagaimana gue dibentuk dan lahir ke dunia. Pipi mulai menjadi suami yang menerima semuanya sampai gue jenjang SMA, tidak melakukan hal tersebut kembali. Setelah gue masuk SMA, pipi dikabarkan selingkuh dengan salah satu partner main nya dalam sebuah series. Tapi kelakuan pipi ketahuan sampai keluarga mimi,"

Sakala berusaha mengambil nafas dengan susah payah. Shaquilla mengelus punggung lelakinya, "kalo emang belum siap, lo gak usah lanjutin gak apa apa,"

Sakala menggeleng, ia melanjutkan ceritanya kembali, "gue disalahin sama pipi entah karena apa. Entah karena gue yang secara tak sengaja berceletuk sembarangan atau memang ia tak terima putus dengan selingkuhannya dan tidak ada target pelampiasan emosi. Ditambah disitu gue ngasih nilai jelek buat pipi. Gue ngalamin trauma selama tiga tahun sampai gue memtuskan buat home schooling. Terus waktu gue memutuskan untuk menjadi aktor dan membanggakan pipi, gue malah dijebak sama temen temen mantan selingkuhannya pipi. Tapi pipi bilang, ia sudah tak lagi berhubungan dengan siapapun dan berusaha menjaga mimi. Jadi, untuk foto yang ditunjukkin Keandra itu entah dapat darimana,"

Sakala meraih tangan Shaquilla untuk di genggan dan bersandar pada pundak gadisnya, "jangan tinggalin gue ya, Sha? Gue jamin gue bukan seperti pipi meski cita cita gue ingin menjadi model dan aktor terkenal seperti pipi,"

Shaquilla tersenyum sebelum membawa Sakala dalam dekapannya. Ia memeluk Sakala dengan hati hati. Sakala adalah sebuah cermin yang retak dan bila diguncang sedikit akan hancur begitu saja.

-----

27/09/23

My Dear Actormate [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now