19 : Korban dari Hero palsu

428 58 9
                                    

Vote, komen gess! >:))

Mangap ges, banyak tugas jadi kapan2 lagi yak

.
.
.

Atsushi adalah yang pertama bangun, dilanjutkan dengan Akutagawa, pada dasarnya mereka terbangun hampir bersamaan, hanya beda beberapa detik saja.

Laki laki bersurai silver itu memegang kepalanya dengan perasaan pusing, mungkin karena gerakan yang tiba tiba dari wanita itu membuat Atsushi mengalami lag sementara, pandangannya pusing dan keringat mengucur dari dahinya.

Akutagawa tidak kalah, dia merasakan sesak nafas yang sama, seperti ruangan ini (ruangan?) Penuh sesak dengan udara pengap, oksigen terasa sangat tipis seolah mereka sedang berada di atas pegunungan.

"Ah .. Hah... " Atsushi berusaha mengambil kembali kesadarannya dengan cara menggeleng gelengkan kepalanya dengan kuat, dia melirik ke arah Akutagawa yang juga sama sama menatapnya.

Mereka berdua berdiri dengan keringat dingin yang bercucuran di pelipis dan wajah mereka.

Akutagawa memperhatikan sekeliling. Sekarang sepertinya mereka sedang berada di bagian dalam rumah kayu, rumah tempat mereka berdua menghantarkan wanita tadi. Dia tidak bisa melihat dengan jelas karena tempat mereka terlalu gelap untuk di terawang. Bahkan sekedar melihat kakinya berpijak saja terasa sangat sulit.

Berbeda dengan Akutagawa yang kesusahan melihat dalam gelap, berkat Ability Atsushi, dia memanfaatkan kekuatannya untuk melihat dalam gelap, walau itu artinya ekor dan telinga harimaunya harus sampai terlihat keluar, beruntung Akutagawa tidak bisa melihat dengan benar.

"Kita kena jebakan bukan begitu?" Atsushi menyeka sekali lagi keringat di dagunya. Menatap sekeliling dengan mata terang menyala.

Akutagawa mendengus dan berkata dengan sinis,"aku sudah merasakan ada yang aneh, sedari awal kurasa niatmu untuk membantu sama sekali tidak diperlukan" waw kata yang panjang dari Akutagawa-sensei.

Atsushi menggaruk pipinya tidak gatal dan berkata dengan tidak enak,"iya maaf, tapi bagaimana jika wanita itu benar benar butuh bantuan?"

Akutagawa berdesis,"maka jangan ajak aku ke dalamnya"

"Iya iya maaf" Atsushi agak muak berbicara dengan Akutagawa yang egois. Dia lebih memilih menelusuri ruangan dan merapatkan diri ke tembok, menelusuri dinding kayu yang terlihat tidak rata.

Yup.

Tanpa pintu.

Mereka terjebak.

"Heh, sia sia bukan?" Akutagawa seolah merasa menang, padahal dia hanya berdiri seraya menatap sekeliling.

Atsushi berbalik,"hei! Setidaknya aku mencoba melakukan sesuatu!--"

Tiba tiba ruangan bergeser. Atsushi dan Akutagawa di pisahkan oleh sebuah dinding kayu yang membelah ruangan menjadi dua. Memisahkan Shin Soukoku dengan keterbatasan masing masing.

"Apa!?--" Atsushi mendekat ke arah dinding yang membelah ruangan menjadi dua, hanya untuk kembali di pindahkan ke ruangan yang lain. Dia berdecih dan berbalik, melihat sebuah ruangan yang berisi meja makan, lemari, dan ... Anehnya penerangan sebuah pelita minyak yang tergantung menyala di atas meja makan.

There's no black or white [BNHA X BSD FANFICTION CROSSOVER]Where stories live. Discover now