[ 10 ] ARSA : TDWILY

55 9 0
                                    

Aruna mengedarkan pandangan untuk menemukan keberadaan Farid lantaran cowok itu tak ada di perkumpulan kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aruna mengedarkan pandangan untuk menemukan keberadaan Farid lantaran cowok itu tak ada di perkumpulan kelasnya.

Sekarang, pelajaran pertama di kelas 11-B adalah olahraga. Dan secara kebetulan, jadwalnya sama dengan kelas 11-A. Aruna senang. Ia bahkan menganggap bahwa dirinya dan Farid memang sudah ditakdirkan Tuhan. Namun saat ini, cowok itu belum terlihat di lapangan, membuat Aruna bingung.

"Dia kemana, ya? Gak sekolah?" Aruna bertanya-tanya dengan nada pelan.

"Run," panggil Lusi.

"Eh, iya?"

"Sini, disuruh ngumpul."

"Oke." Aruna segera mendekati Lusi untuk segera mendengarkan penjelasan pak Bambang.

***

Aruna mengembuskan napasnya karena terpilih untuk bermain gobak sodor bersama Lusi dan Hanifal. Sebenarnya seluruh murid akan kebagian bermain, namun pak Bambang membaginya dalam beberapa kelompok. Dan sialnya, Aruna masuk kelompok satu yang berarti menjadi kelompok pertama yang bermain. Namun ada rasa senang sekaligus gugup di hati Aruna, pasalnya pak Bambang menyuruh murid kelas 11-A untuk bergabung ke dalam permainan gobak sodor tersebut berhubung guru penjaskes kelas itu sedang tak hadir.

"Kelompok pertama kelas 11-A akan menjadi tim penjaga, dan kelompok pertama kelas 11-B akan menjadi tim penyerang. Kedua kelompok silakan bersiap."

Aruna dan kelompoknya segera maju. Kelompok dari kelas 11-A segera mengambil posisi. Farid yang termasuk ke dalam kelompok pertama menjaga garis horizontal paling akhir.

Meski belum mulai, Aruna sudah lebih dulu panik. Saat pak Bambang meniup peluitnya dan memulai permainan, Aruna segera masuk ke petak bagian kanan dan lolos dari sentuhan Bima yang menjadi penjaga garis horizontal depan serta garis vertikal tengah.

Aruna kembali meloloskan diri dan masuk ke petak berikutnya. Masih ada satu petak yang harus ia masuki, dan petak itu yang akan membuatnya berhadapan dengan Farid si penjaga garis horizontal terakhir. Aruna menoleh pada Hanifal yang kebetulan berada di petak sebelah.

Hanifal mengangguk mantap. Cowok itu memancing si penjaga garis horizontal ketiga dan membuat Aruna berhasil masuk ke petak yang terakhir.

Aruna menoleh ke belakang. Lusi dan satu teman perempuannya masih belum masuk ke petak pertama karena dihalangi dengan ketat oleh Bima. Sedangkan temannya yang lain masih berada di petak pertama, dan Hanifal di petak kedua.

Murid kelas 11-B menyemangati Aruna karena jika Aruna berhasil lolos dari penjagaan Farid, maka kelompok pertama dari kelas mereka akan menang.

Aruna menjadi gugup. Ia berhadapan dengan Farid sekarang. Mencoba untuk mencari celah agar bisa meloloskan diri, Aruna berpindah ke petak sebelah, hal itu membuat Farid ikut bergeser.

"Hayo, mau kemana? Gak bakal bisa lewat," kata Farid.

"Bisa, kok," balas Aruna, kemudian kembali pindah petak. Ia diam sebentar dan berusaha menjauhkan diri agar Farid tak bisa menyentuhnya.

ARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang