3. Keluarga Aryan

3.3K 206 26
                                    

Our Home

Happy Reading For All😁😁




Keluarga Aryan


Aryan tersenyum puas saat melihat Rayan yang telah mengenakan pakaian yang dipilihnya sekian lama. Anak itu menunjukkan jempolnya dan tersenyum kearah Rayan yang masih terlihat agak gugup.

"Walaupun kegedean tapi Ayan lucu pake ini. Manis banget kayak waktu kecil dulu." Aryan membenarkan kerah hoodie sahabatnya supaya lebih rapi dan enak dilihat.

"Ngomong-ngomong nanti kalo keluargaku suka ngomong ceplas-ceplos dan sikapnya nyebelin Ayan anggurin aja. Mereka emang suka gitu, jadi jangan ambil hati oke?"

"Iyaa." Rayan mengangguk kecil.

"Yaudah, ayok turun!"

Aryan menarik tangan Rayan agar ikut turun dengannya ke lantai bawah dimana keluarganya pasti tengah berkumpul. Beruntung Rayan saat itu hanya mengenakan celana selutut, jadi tidak ada drama jatuh karena sahabatnya yang menggeret dirinya dan semangat yang kelewat batas.

Begitu sampai di lantai bawah, Aryan mengajak Rayan menuju ke taman belakang tempat dimana dirinya dan keluarga akan mengadakan sedikit acara untuk mengenang sosok Ibu di keluarga ini.

"Nah ayok duduk deket Aryan!" seru Aryan menarik Rayan untuk duduk di karpet yang telah terpasang di tengah taman.

Rayan yang diajak oleh si bungsu ke acara peringatan kematian nyonya keluarga ini langsung mendapatkan banyak perhatian dari pelayan yang ada. Beberapa dari mereka terlihat heran dengan kehadiran orang yang sama sekali tak mereka kenal dalam acara wajib keluarga ini.

"Dek, ngapain bawa-bawa dia? Ini kan peringatan perginya Mama." Tatapan tak suka langsung dilayangkan oleh anak kedua Ken yaitu Anor.

Aryan yang tadinya akan mengambilkan Rayan makanan langsung terhenti.

"Emang kenapa? Dulu Mama juga suka kok sama Rayan, bahkan Mama bilang kalo Rayan itu lucu dan gemesin waktu kecil!" ujar Aryan santai.

Jangan kira Ken, Levi, dan Anor akan langsung suka pada sosok Rayan hanya karena dia adalah sahabat si bungsu Aryan. Mereka bertiga ini adalah sosok yang tak pernah suka dengan kontak selain dengan keluarga. Apalagi anak ini baru datang tadi siang, dan bahkan belum genap satu hari bersama mereka. Jadi, tidak mungkin mereka akan langsung suka dengan kehadiran Rayan ini kan?

"Kamu tau sendiri kalo Papa paling nggak suka orang asing gabung diacara khusus kayak gini son. Jangan buat Papa marah diacara kayak gini cuma gara-gara dia!" ucap tegas Ken dengan mata yang terlihat mengintimidasi Rayan.

Aryan menatap tak terima pada ayah dan juga kakak-kakaknya.

"Tapi pah, Ayan bukan orang lain! Dia sahabatnya Aryan kok!"

"Dia temanmu, tapi bukan keluarga dek. Biarin dia di kamar, jangan di acara ini!" jelas Levi.

Aryan langsung memasang tampang tak sukanya dan berdecih kesal. Namun, Rayan yang berada disamping Aryan langsung menggenggam tangan sahabatnya.

"Jangan marah. Paman itu bener, Ayan kan cuma sahabatnya Aryan, dan ini acara keluarga. Ayan nggak apa-apa kok nunggu dikamar, ini juga nggak bakal lama kan?" Aryan mengangguk setengah hati.

OUR HOME [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang