18. Orang Baru

1.6K 119 13
                                    

Our Home

Happy Reading For All😁😁





Orang Baru

"Dipikir kek manapun gue masih aneh sama syarat yang si Dikta kasih. Itu jebakan bukan sih?" tanya Devano setelah lama anak itu melamun sembari menyedot jus mangganya.

Aryan menghela napas pelan, "Gue juga tau sih itu jebakan atau bukan persisnya. Tapi kalo jebakan gue nggak akan segan-segan buat bikin perhitungan sama dia. Masa bodo deh sama status kita yang cuma pelajar!" tegas Aryan.

"Iya gue juga masa bodo. Abisnya, kok perasaan si Dikta tuh kagak ada kapok-kapoknya ya bikin masalah!"

Aryan menghbuskan napasnya keras, "Yah, namanya juga orang caper.." ujar Aryan sembari memakan kentang goreng yang tadi dirinya pesan.

Sebenarnya Aryan pun saat ini tengah memikirkan perjanjian aneh yang tadi diberikan oleh Dikta. Seumur-umur berurusan dengan anak itu, dirinya selalu saja mendapatkan hal-hal menyebalkan dan juga aneh. Dan sebagai contoh, isi dari perjanjian yang tadi ia terima adalah salah satunya.

Keduanya kembali melakukan kegiatan masing-masing sembari meminum minuman mereka.

Beberapa menit kemudian, akhirnya kantin yang tadinya masih sepi pun kini berangsur penuh. Dua remaja itu celingukan mencari keberadaan orang yang sama yang ada di dalam pikiran mereka. Ya, siapa lagi kalau bukan Rayan.

"Bang!"

"Oy Sen, sini sini!"

Devano melambaikan tangan kearah Rayan dan Sena-adik kelas sekaligus teman Rayan- yang saat ini tengah berjalan dengan nampan makanan bersamanya.

Aryan yang melihat itu langsung menyiapkan tempat duduk untuk saudaranya. Hanya Rayan saja, tidak dengan Sena.

"Kok lama? Perasaan yang lain udah mulai datang agak tadian?" tanya Aryan ketika Rayan sudah duduk tepat di sisinya.

"Tadi habis dari ruang guru dulu, terus sempet mampir ke toilet juga." jawab Rayan jujur. Aryan pun mengangguk-angguk saja.

Setelahnya mereka pun makan dengan tenang. Sesekali Aryan akan bersikap manis seperti membersihkan mulut Rayan atau memberiman makanan yang juga tenang dimakannya. Sena saja sampai agak aneh dibuatnya, pasalnya yang ia tahu itu Aryan adalah orang yang cuek, jadi dirinya sedikit heran melihat sikap kakak kelasnya itu saat ini.

Devano yang melihat kebingungan di wajah adik kelasnya itu memukul pelan punggung Sena hingga anak itu sedikit terkejut.

"Bang, ngagetin aja lo.." ujar Sena protes. Devano hanya terkekeh pelan.

"Ya abis lo liatin mereka kek aneh gitu."

Sena sedikit meringis mengetahui jika dirinya tertangkap basah menatap aneh dua di depannya itu.

"Ya agak aneh sih bang liat kak Aryan gitu sama Rayan. Abis kan dia terkenalnya tuh dingin gitu, eh ini gue liat malah kek gini.." jujur Sena.

"Mana itu mereka kek anak kembar lagi gemes banget.." lanjut Sena sembari sedikit berbisik.

Devano terkekeh mendengar ucapan jujur dari adik kelasnya itu. Remaja itu meminum es kopi yang tadi dirinya pesan dengan kekehan gelinya.

"Orang kalo belom kenal si Aryan ya gitu, pasti ngiranya dia dingin. Padahal nih ya, dia yang asli tuh bisa lo liat sekarang ini.."

OUR HOME [TAMAT]Where stories live. Discover now