31. Perpisahan

1.6K 98 13
                                    

Our Home

Happy Reading For All😁😁




Perpisahan

Perpisahan adalah jalur yang sangat sulit dilewati dalam sebuah perjalanan. Dunia yang dikaitkan dengan perpisahan adalah hal yang paling membuat banyak orang takut. Kesendirian, kerinduan, dan rasa sakit yang terasa seolah ikut meramaikan yang namannya perpisahan.

Dikta sempat mengira jika walau butuh bertahun-tahun, dirinya akan berusaha dan mempertahankan hak nya sebagai seorang putra. Meski jika bertemu Dikta hanya bisa melihat dari kejauhan, usaha yang tengah ia lakukan saat ini salah satunya adalah agar mendapatkan akses untuk bertemu dengan wanita yang melahirkannya secara leluasa.

Dikta ingin berbagi. Dikta ingin melepas rindu. Namun agaknya ia lupa jika yang namanya usia adalah rahasia yang tak bisa diungkap oleh siapapun di dunia ini.

"Dik hari udah malem dan gerimis pula, udara dingin nggak bagus buat lo yang lagi kayak gini.."

"Pulang ya?"

Jodi mencoba menarik sahabatnya yang masih duduk disisi sebuah nisan. Pandangan mata Dikta saat ini sungguh membuat Jodi merasakan sakit yang sama.

"Jod, gimana bisa gue pulang kalo ibu ada disini?"

"Kita rencanain semua buat bebas. Gue deketin Aryan dan Devano supaya gue bisa datengin Om Ken buat hancurin Ayah. Tapi apa? Sebelum rencana gue selesai dan gue bisa ketemu Ibu lagi, ibu malah udah berpulang.."

"Ibu udah nggak bisa bangun lagi Jod. Udah nggak bisa.."

Jodi menatap sedih pada makam basah milik ibu sahabatnya ini. Rasanya, Dikta saat ini tengah diberikan berbagai cobaan. Entah karena rencana jahat atau karena dulu Dikta juga memiliki sifat yang jahat, harusnya semua ini tak sepenuhnya salah Dikta. Ada peran keluarga Dikta juga dan itu membuat Jodi merasa jika semua ini tak adil.

"Lo harus sabar, lo harus kuat Dik! Selangkah lagi, kita bisa ngehancurin egois ayah lo selangkah lagi. Buat kematian tante Lena nggak sia-sia, gue tau kematian tante Lena pasfi ada hubungannya sama Om Arav.." ujar Jodi.

Dikta yang tadinya menangis terpuruk kini menatap sahabatnya lekat.

"Maksud lo apa? Ayah.. Penyebab Ibu meninggal?" tanya Dikta tak percaya.

Jodi menghela napasnya sejenak. Tadinya ia ingin memberitahu ini nanti, namun Dikta berhak tau dan berhak memutuskan akan apa kedepannya.

"Udah lama gue ngirim orang buat ngawasin tante Lena atas bantuan Papa. Dan orang itu ngelapor ke gue kalo sebelum kecelakaan, ada orang berpakaian rapi dan elegan yang datang nemuin tante Lena dan ngaku sebagai sodara kalian. Menurut lo, apakah ini masuk akal?"

Dikta terdiam. Dirinya kalut oleh rasa sedih hingga lupa pada kemungkinan jika Ayahnya adalah pelaku. Bahkan Ayahnya tak hadir di pemakaman Ibunya, dan itu cukup mendukung spekulasi mereka saat ini.

"Ini keterlaluan! Ayah jahat!" kesal Dikta sembari meninju tanah kuburan sang Ibu.

Disaat terpuruk akan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi, kedua remaja yang tengah sibuk dengan pikiran masing-masing itu dikejutkan oleh kehadiran seorang pria yang tak mereka sangka akan bertemu ditempat seperti ini.

Dikta menatap tak percaya dengan kehadiran pria tersebut hingga langsung bangun dan berdiri berhadapan dengan orang tersebut.

"Saya sudah dengar semua pengakuan kamu. Dan karena beberapa hal, saya sepertinya bisa mewujudkan keinginanmu untuk membalas Ayahmu yang bejat itu.." Dikta masih saja menatap orang tersebut, namun Jodi sebagai orang yang sudah sadar akan situasi langsung mendekat kearah sahabatnya.

OUR HOME [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang