18

126 15 3
                                    

Sesuai yang dijanjikan, Dimas menjemput Sean di rumahnya untuk mengajaknya pergi ke suatu tempat.
Sambil menunggu Sean yang bersiap, Dimas mendengarkan musik di mobilnya sambil memainkan sosial media di ponselnya.

Tuk. Tuk

Suara ketukan dari luar membuat Dimas tersenyum saat tahu siapa itu. Yup. Sean.
Dengan segera Dimas membukakan pintu mobilnya dari dalam

Sean yang siap dengan setelan kasualnya. Sweater Hoodie dan celana jeans biru dongker serta tak lupa sepatu kets.

"Kak, maaf ya bikin nunggu lama. Soalnya tadi aku disuruh kak Sandra betulin hapenya bentar"

"Gak apa-apa kok, santai aja" senyuman terpatri di bibir Dimas

"Jadii... Mau kemana kita??" Tanya sean yang sudah memakai seat belt nya

"Rahasia. Haha"

"Dih.. main rahasia-rahasiaan. Gak asik!" Sean cemberut yang membuat radar kegemasan Dimas nya semakin tinggi sampai tak tahan untuk mencubit pipinya

Dimas pun menyalakan mobilnya dan langsung menuju tempat yang tadi di sebut 'Rahasia'.

Sepanjang perjalanan, Sean banyak mengoceh dan dengan senang hati Dimas menimpalinya dengan candaan yang membuat mereka tertawa .

Menempuh jarak sekitar 1 jam dari kota,, kini keduanya sampai di sebuah bukit dengan pemandangan indah di temani senja. Sean pun melepas buru-buru seat belt dan langsung keluar dari mobil.

Pemandangan yang sungguh langka, menurut nya.

Pemandangan yang sungguh langka, menurut nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Woah... Keren banget.." Sean menganga tak percaya melihat pemandangan senja yang ada di depannya

"Kok kakak tau tempat ini"

Dimas berjalan menghampiri Sean yang masih terpesona "karena, ini tempat favorit ku sebelum pindah ke rumah yang sekarang, jarak dari sini ke rumah lama deket. Jadi tiap aku lagi gabut atau bosen, larinya kesini" jelasnya

"Keren..."

***

Menikmati pemandangan langit yang tadinya oranye kini yang sudah berubah menjadi gelap tak membuat keduanya buru-buru pergi dari sana. Sean yang masih ingin menikmati suasana dan Dimas yang masih ingin bersama Sean.

Keduanya hening menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

Tiba-tiba Sean teringat kejadian balkon beberapa hari ke belakang itu. Kepalanya ia tundukkan karena merasa sedikit nyeri mengingat Bima yang tak mempercayainya, bahkan selama hampir 17 tahun bersama ini adalah pertengkaran hebat yang di alami Bima dan Sean.

Sean yang bergelut dengan pikirannya tak terasa air mata sudah membendung dan kini sudah terjun membuat Dimas berjengit melihat ke arah Sean yang sedang menangis tersedu-sedu

You Belong With Me (Re-Publish)Where stories live. Discover now