17

99 17 1
                                    


Hari H class meeting

Semua peserta cabang olahraga dan club masing-masing sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk ditampilkan dan mendapatkan nilai tinggi di setiap grup nya.

Sean yang kini sudah siap dengan seragam marching band nya sedang berusaha menetralkan jantungnya karena gugup takut tidak bisa tampil secara maksimal, banyak sekali yang membuat pikirannya menjadi tidak fokus selama beberapa hari.

Entah itu dari latihannya untuk lomba, latihan bahasa dan belajar untuk pertukaran pelajar, dan... Bima.

Sesuai dengan perkataannya, Sean benar-benar memutus hubungan dengan Bima, bahkan kontak nya saja Ia sengaja blokir begitupun dengan sosial media miliknya. Meskipun dia tau akan ada rasa rindu nantinya.

Sean teringat ketika ia bertabrakan di lorong sekolah dengan Bima, hatinya sedikit sakit jika melihat Bima dan takut Ia kembali goyah, makanya dia buru-buru pergi dari sana dan mengabaikan Bima.

"Semua siap ya?" Tanya dari Bu Jeni, pelatih marching band

"SIAP BU!" jawab serentak dari para anggota

"Oke, kita akan masuk begitu tim basket dan cheers leader masuk ke lapangan ya?! Ingat! Fokus!" Perintahnya

Sean yang sedang berdiri di paling depan kini akan memimpin anggotanya untuk bersiap dan melakukan doa terlebih dahulu agar diberi kelancaran

"Nah teman-teman, ini saatnya. Kalian denger kan kata Bu Jeni tadi? Fokus! Oke! Kita bikin bangga nama sekolah dan nama club ini! Maka dari itu, untuk mengawali perlombaan ini mari kita berdoa sesuai kepercayaan masing-masing, berdoa dimulai " seluruh anggota menunduk berdoa dengan bersungguh-sungguh

"Selesai! Yok SMA GMM!! "

"BISA!!!" jawab riuh para anggota marching band yang kini sudah membawa peralatan musik masing-masing dan berbaris menuju lapangan indoor sekolah

***

Terlihat di lapangan basket, ada team Octopus dari GMM dan Kwangya dari SM sedang diberi pengarahan sebelum main oleh masing-masing pelatih.
Bima sebagai kapten harus benar-benar fokus dan serius saat diberi pengarahan.
Matanya melirik Sean yang masih menghindarinya.

Sementara di kubu Kwangya, ada Dimas yang memberi pengarahan langsung teknik yang akan di lakukan untuk memasukan bola ke dalam Ring lawan.
Setelah memberikan pengarahan, Dimas melangkah menuju Sean yang tentu saja akan banyak penonton yang melihatnya.

Terdengar riuh penonton dari tribun yang melihat Dimas yang berjalan pada Sean. Padahal Dimas hanya ingin memberikan semangat pada Sean yang akhir-akhir ini terlihat sangat kelelahan.

"Semangat ya, jangan oleng" begitu kata Dimas pada Sean. Sean hanya mengangguk dan memberikan semangat juga pada Dimas.

Melihat pemandangan yang tak ingin dilihatnya, Bima meremas botol minum yang dipegangnya sampai remuk tak berbentuk, Jane yang berada didekatnya pun melirik Bima yang tengah melihat adegan 'romantis' didepannya dengan sinis.

Pluit terdengar dari wasit lapangan untuk segera memulai pertandingan, begitupun dari Marching band dan Cheers leader.

Ketika koin ada di pihak Octopus, dengan segera Bima menggiring bola dan mengopernya pada kawan-kawannya dan berhasil memasukkan bola pertama pada ring lawan. Suara riuh menggema melihat skor pertama untuk tim Octopus.

Skor terkini pada babak pertama berada di team Octopus dan beristirahat untuk menuju babak kedua. Tentu saja, Bima dan kawan-kawan bermain dengan sekuat tenaga agar latihannya selama sebulan penuh tidak sia-sia.

Dari sisi lapangan, marching band dan Team leaders pun berusaha semampu mereka. Namun pada saat hampir menyelesaikan perlombaan, mata Sean berkunang-kunang dan keadaan sekitar sudah berputar. Tak Sean hiraukan. Ia tahan sampai akhir agar tidak tumbang dan berakhir mengecewakan clubnya karena ulahnya yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya sampai akhir.

You Belong With Me (Re-Publish)Where stories live. Discover now