Dua Belas

208 10 0
                                    


Begitu Vanilia sampai di kelas, semua teman-temannya pada heboh. Ada yang bisik-bisik, tapi sangat terdengar di telinganya. Ada juga yang tertawa mengejek. Tanpa diberitahu pun, Vanilia sudah tahu siapa objek yang menjadi topik hangat pagi ini. Dirinya. Pasti karena postingan di media sosial tadi malam.

"Lo dapat darimana sih pakaian mewah dan bagus kayak gitu? Ayu—teman yang duduk di sampingnya menyenggol lengan Vanilia yang kini tengah merogoh isi tas demi mengambil kotak pensil.

"Yang mana?" tanya Vanilia berpura-pura tidak mengerti.

Ayu berdecak. "Yang difoto. Gue tahu itu gaun harganya gak murah. Make up lo juga bagus. Tumbenan banget lo fotoan kayak gitu. Memangnya lo ke mana sih?" Gadis itu kepo maksimal. Mungkin karena nggak pernah melihat Vanilia berpenampilan sangat berbeda.

Di antara teman sekelasnya, Ayu masih cukup bisa diajak berdiskusi dan berteman. Jadi, Vanilia mencoba menanyakan pendapat wanita itu tentang dirinya. "Foto kemarin bagus, nggak?"

Ayu langsung nyengir kuda. Tangannya mendorong pundak Vanilia. "Bagus, lah! Lo cantik banget."

Hidung Vanilia kembang kempis begitu mendapat pujian seperti itu. Wajahnya lantas menghangat. Begini rasanya mendapatkan respon positif karena penampilannya. Meski demikian, gadis itu tidak mau menunjukkan secara berlebihan. "Makasih," tukas Vanilia sembari tersenyum simpul.

"Memangnya lo ke mana, sih?" Ayu masih kepo. Ia mengulang pertanyaan itu berulang kali.

"Acara nikahan sepupu gue," jelas Vanilia, berusaha semaksimal mungkin untuk membuat mimik wajahnya tidak terlihat mencurigakan. Jujur saja, berdusta itu bagi Vanilia yang terbiasa bersikap jujur, tentu menyusahkan.

Ayu yang pagi ini memakai kemeja hitam polkadot mengangguk paham tidak terlihat sama sekali guratan sangsi di wajahnya, membuat Vanilia mengucap syukur dalam hati. Membohongi satu orang saja sudah semenegangkan ini, bagaimana nanti? Di kepala Vanilia, tergambar betapa beratnya jika Nila, Fio atau Ayaka tahu soal ini.

Tidak ada perbincangan lagi di antara keduanya. Vanilia mengambil ponsel di dalam tote bag dan membuka aplikasi Instagram. Benar dugaannya, Nila dan Fio kompak melayangkan reaksinya di kolom komentar. Siap-siap saja setelah pulang kuliah nanti, mereka pasti akan demo di depan kamarnya.

Dari sekian banyak tanggapan like dan komentar, ada satu orang yang sedari tadi Vanilia tunggu reaksinya. Theo.

Bukan, Vanilia tidak berharap akan balikan dengan pria brengsek itu. Setelah perselingkuhan yang terjadi, ia sudah menutup hatinya untuk Theo bahkan pria lain. Vanilia ingin tahu bagaimana pendapat pria itu tentang foto terbarunya. Ia ingin melihat Theo menelan ludahnya sendiri setelah malam itu ia menghina dirinya.

Balas dendam?

Iya, ini memang balas dendam.

Lihatlah, Theo! Wanita yang kamu bilang itik buruk rupa dalam satu malam telah menjadi Cinderella yang cantik.

Yah ... semua ini bisa terjadi karena uang, Uang dari Nureka yang mengubah segalanya. 

Love With Benefit ( TERBIT)Where stories live. Discover now