3. Sisi Manis Bima

34 28 7
                                    

Happy Reading💙

_______

Aura dan Yuna berjalan keluar kelas menuju parkiran, temen temen mereka sudah lebih dulu keluar dari tadi.

"Jadi pulang bareng Bima?." Tanya Yuna sambil membenarkan resleting ransel Aura yang terbuka.

"Thanks." Ujar Aura. "Jadi, dia udah nunggu di parkiran." Lanjutnya.

Yuna menghela nafasnya berat, dia tuh bingung mau dukung Aura sama Bima tapi ngeliat kelakuan tuh cowok Yuna males banget, tapi kalo nyuruh mereka putus dia juga gak tega, karena Aura keliatan udah nyaman banget sama Bima. Ini nih yang bikin dia males kalo pacaran. Kalo udah cinta tuh susah buat percaya sama kejelekan si doi mau kayak gimana pun.

"Yunaa." Panggil Aura, ia mengernyit bingung karena Yuna tak menjawab, setelah menepuk bahu Yuna pelan barulah temannya itu sadar.

"Hah apa?."

Aura mendengus kemudian menghela nafasnya. "Yun, gue tau lo khawatir. Tapi percaya deh gue emang cinta sama Bima tapi bukan berarti gue bodoh. Gue masih ngerasa nyaman aja sama dia dan kalo emang bener dia selingkuh its oke gue terima dan gue gak akan jadi gila."

Yuna menatap temannya itu, ia tahu seberapa takut Aura akan penghianatan dan ia tahu seberapa bercabangnya pemikiran Aura sekarang ia hanya takut Aura kembali murung.

"Kalo dia selingkuh berarti gue gak cukup baik untuk Bima." Ujar Aura dengan suara pelan.

"Raa, kalo dia selingkuh itu bukan salah lo, dianya aja yang kurang bersyukur. Dia gak tahu aja banyak yang pengen ngerebut lo dari dia. Jadi stop insecure kayak gini. Lo sempurna dimata orang yang tepat." Tegur Yuna. Ini yang menjadi alasan kekhawatirannya tentang Aura.

Aura tuh cantik baik pula tapi diluar kesempuranaannya itu ada satu ketakutan yang membuat dia jadi selalu ngerasa inscure dan kurang percaya diri.

Aura tertawa kecil. "Lo tuh terlalu berlebihan Naa, jangan terlalu khawatir sama gue dan khawatirin diri lo sendiri. Banyak yang bilang love yourself itu penting."

Yuna mendelik. "Nah itu tau love yourself itu penting jadi stop love your boyfriend dan mulai cinta sama diri lo sendiri. Gue tahu lo nahan sesek sendirian waktu denger gosip si Bima sama degem degem itu."

"Dihhh lo gak tau aja rasanya sleepcall sama doi kalo lagi susah tidur."

Perdebatan berhenti dengan cerita romansa dari Aura tentang kisahnya dan Bima yang berhasil membuat Yuna panas dan berdecak sebal. Dia juga pengen tapi gak mau yang kayak Bima.

Keduanya sampai di parkiran dan mendapati Bima yang sedang berdiri disamping motor besarnya sambil memainkan handpohone.

Aura berdehem membuat Bima mengalihkan tatapannya pada suara itu kemudian ia tersenyum manis. "Udah?." Tanyanya. Suara Bima tuh lembut banget jadi jangan salah kalo Aura susah lepas dari cowok satu ini.

Aura mengangguk.

"Tapi aku gak bawa helm dua." Ujar Bima membuat Aura tersenyum senang.

"Tenang, aku bawa kok soalnya tadi aku naik motor."

"Pantes tadi pagi rambut lo agak berantakan." Ujar Yuna dengan wajahnya yang masih setengah kesal.

"Yaudah yuk."

"Bim, boleh gak kalo kita pake motor aku aja?." Tanya Aura berbinar membuat Yuna dan Bima mengernyit heran.

"Scoopy kamu?." Tanya Bima memastikan dan Aura mengangguk dengan senyum yang terus terpancar dan matanya yang berkilau.

Kalo kayak gitu mah Bima mana bisa nolak, image cool Bima seketika berubah jadi kiyowo.

"Oke."

"Beneran? Terus motor kamu gimana?." Aura berteriak senang.

Cinta di Kala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang