4. Classmeet

24 20 18
                                    

Happy reading guys💙

_______

"Annyeonghaseyo yeorobun."

Sapaan ceria itu menarik perhatian satu kelas. Hanna datang dengan wajah super cerahnya dan kali ini ada yang berbeda dengan tatanan rambut gadis itu, yang biasanya tergerai bebas atau hanya dikuncir kuda kini rambut itu dikepang rapih dan menyisakan helaian anak rambut disisi wajahnya. Terlihat menggemaskan.

"Gimana penampilan gue? Cantikan? Ah seharusnya gue gak usah nanya ngeliat kalian cengo aja gue udah tahu kalo kalian terpana." Ujar Hanna percaya diri.

"Pede bener lo cabe rawit, kita cengo karena ngeliat penampilan lo." Ledek Fadil sambil mencebikan bibirnya.

"Iya penampilan gue, cantikan." Balas Hanna sambil menaik turunkan alisnya.

"Na sebenernya...lo mau ke indomaret atau kesekolah?." Tanya Sam agak heran.

"Sekolah lah, lo gak liat gue udah rapih gini."

"Ya iya tapi sekolah tuh pake sepatu Na bukan sendal." Ujar Nindi, heran dengan tingkah ceroboh teman pendeknya itu.

Hanna melirik sepatunya yang berubah jadi sendal, ia melotot kaget.

"Woi sepatu gue mana kok jadi sendal sih?." Teriak Hanna histeris satu kelas kompak menertawainya.

"Pantes aja tadi pada ngeliatin gue, kirain karna gue cantik ternyata karena gue pake sendal." Gumam Hanna sedih ia mendongakan wajahnya menatap teman temamnya dengan raut wajah yang dibuat sedih.

"Terus gimana dong? Gue gak ada sepatu ganti. Gue gak mau sendal bulu gue disita."

Semuanya menghela nafas ikut memikirkan nasib Hanna.

"Noh gue ada sepatu futsal mau?." Suara Fadil kembali terdengar.

Hanna mendelik. "Ish yakali gue pake sepatu lo, yang ada kaki gue bau comberan."

"Dih sembarangan lo."

"Udah udah." Suara Rei melerai. "Gimana cewek cewek ada yang bawa sepatu ganti dilokernya?." Tanya Rei, sebagai teman dan ketua kelas, ia sendiri tak mau teman temannya mendapat masalah.

"Gue ada sih, cuman ukuran kita kan beda Na." Ujar Aura, yang sebenarnya kalau dipikir pikir gak akan ada sepatu yang muat buat Hanna karena kaki Hanna ini lebih kecil daripada yang lainnya.

"Gak papa deh buat hari ini aja."

Aura mengangguk lalu mengambil sepatu miliknya didalam loker yang terletak dibagian belakang kelas. Ada dua puluh loker yang berjejer di belakang milik anak anak kelas dan setiap kelas juga punya loker yang sama.

"Nih."

Aura menyodorkan sepatunya pada Hanna yang masih berdiri di depan kelas. Hanna menerimanya dan langsung memakai sepatu itu tanpa kaos kaki.

Suasana seketika hening saat Hanna selesai memasang sepatunya lalu tiba tiba satu kelas tertawa nyaring melihat penampilan Hanna. Tau mickey mause? Begitulah gambaran Hanna sekarang, dengan sepatu yang cukup besar di kakinya. Hanna cemberut, bete banget.

"Eh ada apa ini?."

Suara itu membuat suasana kembali hening, Bu Rere datang dengan beberapa buku ditangannya.

"Loh anak hilang dari mana ini?." Tanya Bu Rere pura-pura bingung, melihat penampilan Hanna apalagi ia sedang menjingjing sandal pink bulunya. Satu kelas kompak kembali tertawa.

"Ihh Ibu, ini Hanna yang cantik." Hanna merajuk dengan narsis.

"Tadi Abdul nemu dijalan Bu, katanya kasian takut ada yang nyulik." Celetuk Fadil.

Cinta di Kala SenjaOnde histórias criam vida. Descubra agora