63. Zhia

2.1K 93 23
                                    

Aku mau tanya nih, rencananya panggilan Mas Zaidan mau aku selipin kata 'Habib' di part live atau ketemu sama orang menurut kalian gimana?

Lanjut Mas Zaidan atau tambahin kata Habib?

**********

Beberapa bulan kemdian, kini usia kandungan Zhia sudah memasuki bulan ke delapan. Mas Zaidan semakin protektif pada Zhia.

Seperti saat ini, mereka tengah berada dipusat perbelanjaan. Mas Zaidan selalu memegang tangan Zhia sedangkan Zoura berjalan bersama Muna.

"Aku bisa jalan sendiri Mas, gak usah dipegangin terus. Kaya aku mau pergi jauh aja" ujar Zhia dengan terkekeh.

"Kamu ngomong apa sih sayang. Kan jarang kita gandengan kaya gini" setelah berucap seperti itu, Mas Zaidan mengeeatkan genggamannya pada tangan Zhia.

Kini mereka mengantarkan Muna dan Zoura ke TimeZone terlebih dahulu, setelah itu Mas Zaidan juga Zhia berjalan menuju tempat penjualan perlengkapan Baby.

Disana Mas Zaidan juga Zhia memilih baju baju untuk anak kedua mereka yang berjenis kelamin laki-laki. Mas Zaidan sangat senang saat mengetahui akan ada duplikat dirinya.

Setelah membeli perlengkapan Baby, Mas Zaidan juga Zhia menghampiri Muna dan Zoura dan mengajaknya untuk makan terlebih dahulu.

Mereka memilih restoran jepang karena Zhia dan Muna yang ingin makan Ramen.

Setelah selesai mereka memutuskan untuk ketaman terlebih dahulu, setelah sampai ditaman Muna dan Zoura menyebrang jalan duluan meninggalkan Mas Zaidan juga Zhia.

Zhia berjalan kearah Mas Zaidan yang masih sibuk mencari barangnya yang jatuh dibawah kemudi.

"Sayang kamu tunggu Mas yah" kata Mas Zaidan.

Zhia yang tidak mendengar perkataan Mas Zaidan langsung melihat kanan kiri lalu berjalan perlahan menyembrangi jalan.

Namun takdir berkata lain, saat Zhia menyebrang ada motor dari arah kanan yang melaju begitu cepat hingga kecelakaan pun terjadi.

Mas Zaidan yang mendengar suara benturan kencangpun langsung melihat kearah belakang dan menghampirinya.

Betapa terkejutnya Mas Zaidan saat melihat Zhia yang sudah tak sadarkan diri dengan bersimbah darah.

"Astagfirullahaladzim"

Tanpa basa basi Mas Zaidan langsung membawa Zhia ke mobilnya, tidak perduli dengan pakaian dan mobilnya yang berlumuran darah yang terpenting saat ini keselamatan Zhia.

"Biar saya bantu bawakan mobilnya Mas"

Kini mobil melaju dengan kecepatan tinggai menuju rumah sakit, sedangkan Mas Zaidan masih berusaha menyadarkan Zhia.

"Sayang bangun, jangan bikin Mas khawatir sayang" dengan terisak Mas Zaidan mendekap dan menciumi Zhia.

Sampai rumah sakit, yang membantu Mas Zaidan tadi memanggil suster untuk membantu Mas Zaidan.

Setelah menjalani pemeriksaan, Zhia disarankan untuk melakukan operasi Caesar untuk keselamatan Zhia dan juga bayinya.

Dengan berat hati Mas Zaidan menyetujui tindakkan tersebut demi keselamatan istri dan juga anaknya.

Setelah mengurus segala sesuatunya Mas Zaidan menghubungi Mamah untuk memberitahu keadaan Zhia.

"Assalamualaikum Mah"

'Waalaikusalam, kenapa Dan'

"Zhia Mah"

'Zhia kenapa Dan, terus kenapa kamu nangis'

"Zhia kecelakaan Mah, sekarang Zhia lagi operasi Caesar"

'Ya Allah, Astagfirullahaladzim. Kenapa bisa Zaidan. Kamu kirim alamat rumah sakitnya sekarang Dan'

Mas Zaidanpun mengirim alamat rumah sakit tersebut pada sang Mamah.

Sedangkan dikediaman Abi dan Mamah semua dikagetkan dengan teriakan Mamah yang memanggil Abi dan yang lain dengan tangisannya.

"Bii, Abi. Kita kerumah sakit sekarang Bi"

"Kamu kenapa nangis Mah, terus ngapain kita kerumah sakit"

"Zhia kecelakaan Bi" tangis Mamah kembali pecah, Abi yang mendengar seketika terdiam. Abi menarik Mamah dalam dekapannya berusaha menenangkannya.

"Zhia lagi hamil besar Bi, gimana keadaan mereka berdua. Ya Allah kenapa harus Zhia"

"Gak boleh gitu Mah, kalo gitu sekarang kita kerumah sakit"

Akhirnya mereka berjalan menuju rumah sakit, selama menuju rumah sakit Abi dan Mamah selalu berdoa untuk keselamatan Zhia dan juga cucu kedua mereka.

Sesampainya dirumah sakit, Abi dan Mamah menuju tempat operasi dan menghampiri Mas Zaidan.

Mas Zaidan langsung memeluk Mamah dan menangis dalam pelukan sang Mamah.

"Zhia Mah Zhia, Aku gagal jagain Zhia Mah. Aku gagal jadi suami Mah" dengan terisak Mas Zaidan meracau pada Mamah. Membuat Mamah menangis dan semakin mendekap Mas Zaidan.

"Gak boleh gitu Dan"

"Muna sama Zoura dimana Dan"

"Astagfirullahaladzim, mereka masih ditaman Mah"

"Yaudah kamu duduk, tenangin diri kamu dulu. Biar Mamah yang telfon Muna"

Mamah manelfon Muna dan menyuruhnya untuk langsung pulang saja.

Tak lama perawat keluar dan memberitahu bahwa operasi susah selesai dan Mas Zaidan diperkenankan untuk masuk.

Sebelum Masuk Mas Zaidan memakai baju steril terlebih dahulu lalu berjalan menghampiri anak keduanya.

Mas Zaidan menggendong anak mereka lalu mengadzankan dengan air mata yang terus mengalir. Setelah selesai Mas Zaidan mencium kening lalu berbisik "Kita doain Umma yah sayang, semoga Umma cepat bangun dan bisa gendong kamu"

Lalu Mas Zaidan menyerahkan kembali anaknya untuk dibawa keruang bayi. Mas Zaidan berdiri disudut ruangan memperhatikan sang istri yang masih berbaring.

Tak lama dokter menghampiri Mas Zaidan lalu menjelaskan keadaan Zhia. Mas Zaidan hanya bisa menghela nafas dan mengusap wajahnya dengan perlahan.

"Berikan yang terbaik untuk istri saya Dok"

"Pasti Pak, setelah ini ibu Zhia akam dipindahkan keruangan rawat inapnya"

Mas Zaidan hanya mengangguk lalu keluar dari ruangan tersebut. Saat diluar sudah ada Ayah dan Bunda yang tengah berpelukan dengan Mamah. Mas Zaidan menghampiri Ayah dan meminta maaf.

"Maafin Zaidan yah belum bisa jagain Zhia dengan baik"

"Gak apa apa, ini semua sudah takdir kita gak bisa mengubah takdir itu. Sekarang kita berdoa saja untuk kesembuhan Zhia yah"

Zhiapun dibawa keruang rawat inap dengan didampingi semua yang datang. Tak lama saat sudah diruang rawat inap, Muna, Syeima, dan juga Zoura datang. Mas Zaidan langsung mengambil alih Zoura dari Muna dan memeluk erat anak sulungnya.

Sedangkan Muna dan Syeima langsung menghampiri Zhia yang masih tak sadarkan diri. Muna dan Syeima terisak disisi kanan dan kiri Zhia mereka tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun.

"Baba, Umma agi bobo" Zoura bertanya pada sang Baba.

"Iya sayang, Umma lagi bobo" balas Mas Zaidan sambil menahan air matanya agak tidak jatuh.

"Adik bayi ana Baba"

"Adik bayi juga lagi bobo sama temennya yang lain, nanti kita liat afik bayi yah sayang"

"Iya Baba"

**********

Aduh aku rasa ini jadi part terabsurd lagi 🤧

Dinikahi Habib Tampan Where stories live. Discover now