CHAPTER 9

34K 1.2K 13
                                    

Jangan lupa vote&komen yaa
Selamat membaca ><

Awalnya ruangan gelap yang dipenuhi oleh lampu kelap-kelip itu ramai dengan suara musik dan beberapa orang yang sedang berbincang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Awalnya ruangan gelap yang dipenuhi oleh lampu kelap-kelip itu ramai dengan suara musik dan beberapa orang yang sedang berbincang. Namun, setelah kedatangan Geogra yang menjadi sorot perhatian, ruangan itu menjadi hening.

Prok

Prok

Terdengar suara tepuk tangan. Seorang laki-laki berjalan membelah kerumunan. Saat sosok itu tersorot oleh lampu, barulah mereka bisa melihat rupa laki-laki itu yang tak lain adalah Ravion. Penampilan Ravion sedikit berbeda. Laki-laki itu menggunakan jas berwarna hitam. Rambut yang di tata rapi membuat kadar ketampanannya bertambah.

Berbeda dengan Geogra. Laki-laki berjaket hitam itu menutup sebagian wajahnya menggunakan masker. Geogra bersedekap dada saat dirinya tengah berhadapan langsung dengan Ravion.

Sudut bibir Ravion terangkat. "Wow, aku tak menyangka, kau datang."

Tentu saja ucapan Ravion tersebut membuat orang-orang yang berada di sana bertanya-tanya.

"Rav, siapa dia?"

Ekspresi Ravion terlihat senang saat pertanyaan itu yang sedari tadi ia tunggu-tunggu. Inilah waktu yang tepat membuat Geogra sadar akan posisinya. Mungkin membuat Geogra dipermalukan di hadapannya ide yang bagus.

Ravion berbalik, "Mari kita sambut tamu utama kita malam ini. Sang Raja Jalanan-ups maksudku lawan yang telah kalah taruhan denganku, benar begitu Tuan Geogra?"

Hening sesaat, tetapi setelahnya terdengar suara gelak tawa dari mereka semua. Geogra yang berdiri di tengah-tengah kerumunan itu menjadi sosok yang dijadikan sebagai bahan lelucon.

"Sang Raja Jalanan? Apa-apaan itu?" pekik seseorang.

"Dia sungguh tak tahu malu, sudah kalah malah berani menampakkan diri kemari."

Terdengar umpatan dan cemoohan secara terang-terangan di depan Geogra. Namun, bukannya marah. Dibalik masker, ekspresi Geogra sangat datar. Dia terlihat tidak peduli dengan omongan orang-orang bodoh itu.

Puas-puaslah kalian tertawa. Sebelum suara itu berubah menjadi tangis meminta pertolongan dan jerit kesakitan.

Ravion menepuk-nepuk pundak Geogra. Tetapi langsung ditepis oleh laki-laki itu. Ravion tidak terkejut, dia malah tertawa. "Perlakukan tamuku dengan baik," ujarnya pada mereka.

Mereka tak menanggapi ucapan Ravion. Mereka sama sekali tak memperdulikan keberadaan Geogra. Bahkan ada yang dengan berani menubruk pundak Geogra.

Geogra bersikap tak acuh, ia melangkah menuju sofa, mendudukkan diri di sana, disusul oleh Ravion. Ravion tidak sendiri, melainkan membawa seorang wanita dengan make up tebal dan berbaju ketat. Laki-laki itu duduk di hadapan Geogra dengan wanita yang berada di pangkuannya.

GEOGRAWhere stories live. Discover now