-2-

761 142 18
                                    

Kelas yang seharusnya berlangsung malah menjadi batal gara gara sang Donsen yang membatalkan kelas secara tiba tiba dan itu membuat Rose dan yang lain bisa pulang.

"Rosie" dari jauh, Jennie berlari menghampiri Rose "Kamu mau pulang?" Tanya nya setelah tiba disamping Rose.

"Memangnya kelas Eonnie belum selesai?" Tanya Rose.

"Belum. Kelas Eonnie akan bermula jam 9 dan mungkin berakhir jam 12. Kalau kamu mau pulang, bawa saja mobil Eonnie ini" Jennie menyerahkan kunci mobilnya namun Rose menolaknya.

"Tidak perlu deh Eon. Aku bisa pulang sama taksi saja"

"Benaran nih?" Tanya Jennie memastikan.

"Iya Eon"

"Ya sudah deh. Ngomong ngomong, kamu tahu apa yang terjadi sama Pak Deo?"

Rose menggeleng "Kelas aku batal juga gara gara dia yang membatalkan kelas. Mungkin dia sakit"

"Dia memang sakit"

"Maksud Eonnie?"

"Tadi teman teman Eonnie bilang kalau Pak Deo masuk rumah sakit. Sepertinya tadi malam Pak Deo dirampok deh. Dia punya banyak luka"

"Mwoya!? Apa perampoknya sudah ditahan?"

Jennie menggeleng "Belum. Polisi tidak dapat mengenal pasti siapa pelakunya karena Pak Deo terus saja diam. Dia tidak ingin berbicara bahkan terus melamun. Kata Dokter, dia mengalami trauma"

"Kasian banget. Aku akan membesuk dia nanti" ujar Rose dengan khawatir.

"Halo" Jisoo menghampiri mereka dengan senyuman manisnya.

"Kamu tidak ke kelas?" Bingung Rose.

"Malas ah. Aku bolos saja deh" sahut Jisoo.

"Jangan begitu Ji. Lagian kita hampir lulus" nasihat Rose.

"Baiklah baiklah, besok saja aku akan ke kelas. Hari ini aku akan menemani kamu" ujar Jisoo.

"Menemani aku?" Bingung Rose.

"Kamu sudah tidak ada kelas bukan? Jadi aku akan menemani kamu" jelas Jisoo.

"Ya sudah, kamu tolong hantarkan Rosie pulang ya" timpal Jennie.

"Baiklah Kakak ipar" sahut Jisoo.

"Kakak ipar?" Beo Rose.

Jisoo tersenyum konyol "Lupakan saja. Sekarang ayo pergi"

"Jaga adek aku dengan baik Soo" ujar Jennie dengan serius.

"Hey, tenang saja. Rose akan terus selamat bersama aku" balas Jisoo.

Jennie mengangguk percaya lalu berpamitan untuk segera ke kelasnya yang hampir bermula itu.

"Aku ingin membesuk Pak Deo. Kamu mau ikut?" Tanya Rose.

"Ayo, aku akan menemani kamu"

Tanpa bantahan, Rose mengikuti Jisoo yang sudah menggandeng tangannya itu. Mereka bahkan mengabaikan tatapan siswa siswi yang tertuju kepada mereka.

"Rose!" Baru saja tiba di parkiran, Jeffri berlari menghampiri mereka.

"Apa!?" Ketus Rose.

"Aku ingin bicara sama kamu" Jeffri menjeda kata katanya lalu dia melirik Jisoo "Berdua saja"

"Tidak bisa" sambar Jisoo dengan cepat "Gue sudah berjanji sama Jennie Nuna untuk menjaga Rose dari bahaya" lanjutnya.

Srett

Jeffri menarik kerah baju Jisoo "Jadi lo mau bilang kalau gue bahaya untuk Rose!?!"

"Mungkin" acuh Jisoo.

"Kurang ajar!"

"Cukup Jeff. Lepasin Jisoo!" Marah Rose; mendorong Jeffri menjauh dari Jisoo.

"Apa apaan hah!? Kamu lebih membela dia berbanding aku!?" Kesal Jeffri.

"Karena disini Jisoo tidak salah! Kamu yang salah Jeff. Kamu yang selingkuh!" Marah Rose.

"Aku tidak selingkuh!" Balas Jeffri tersulut emosi.

"Terus siapa cewek yang kamu cium itu hah!?" Tanya Rose.

"Aku tidak tahu" jujur Jeffri.

"Eoh. Lo bahkan lupa nama cewek yang lo cium itu. Apa mungkin cewek itu bukan satu satunya selingkuhan lo?" Timpal Jisoo memanaskan suasana.

"Lo mendingan diam! Ini urusan gue sama Rose jadi lo jangan ikut campur!" Marah Jeffri.

Jisoo bersmirk "Ini sudah menjadi urusan gue karena Rose milik gue"

Rose sontak menatap kearah Jisoo dengan kaget. Ini pertama kalinya dia melihat raut wajah Jisoo yang cukup serius itu dengan kata kata yang terlontar dari mulut itu. 

Jeffri menggeram marah "Semuanya pasti rencana lo! Lo yang ingin menghancurkan hubungan gue sama Rose!"

"Jaga omongan kamu Jeff. Jisoo tidak ada hubungan diantara masalah kita. Semuanya terjadi gara gara kamu yang selingkuh!" Rose membela Jisoo membuat Jisoo tersenyum penuh kemenangan.

"Sejak kapan kamu bodoh seperti ini? Kenapa kamu tidak bisa melihat permainan cowok gila ini!?" Marah Jeffri.

"Jisoo tidak gila! Yang gila itu kamu!" Balas Rose.

"Ta-"

"Al, ayo pergi" ajak Rose tanpa mempedulikan Jeffri.

Jisoo langsung memakaikan helm dikepala Rose. Tidak lupa juga dia ikut memakaikan helm itu dikepalanya sendiri.

"Ingat, urusan kita belum selesai!" Tegas Jeffri.

Jisoo hanya bersikap acuh. Dia berganjak menaiki superbikenya itu lalu membantu Rose yang kerepotan.

Vromm vrommm

Setelah memastikan Rose duduk dengan posisi yang selamat, Jisoo langsung menjalankan superbikenya untuk pergi dari sana meninggalkan Jeffri yang terus berteriak emosi.

"Gue bisa saja langsung membunuh lo Jeff tapi permainannya tidak akan seru tanpa lo" batin Jisoo tersenyum sinis.









Dengan tangan yang bergandengan, Jisoo dan Rose memasuki rumah sakit yang menjadi tempat Pak Deo menerima rawatan.

"Erm Al" panggil Rose tanpa menghentikan langkahnya.

"Iya?" Sahut Jisoo menatap wajah cantik cewek kesayangannya..

"Kenapa kamu suka menggenggam tangan aku?" Tanya Rose hati hati.

Jisoo malah terkekeh kecil "Karena aku suka si. Lagian anak kecil seperti kamu tidak bisa dibiarkan berjalan sendirian. Nanti diculik"

"Heyy, aku bukan anak kecil ya!" Protes Rose.

"Kamu tetap saja anak kecil untuk aku. My Baby Rosie" Jisoo menangkup kedua pipi Rose sebelum dia beralih mengecup pipi gembul itu.

Cup

Terbeku. Hanya itu yang mampu dilakukan oleh Rose saat ini. Hatinya terus berdetak dengan kencang. Apa dia jatuh cinta sama sosok sahabatnya sendiri?













Tekan
   👇

Sweet but Psycho ✅Where stories live. Discover now