-13-

508 97 11
                                    

Malam harinya, Rose terserang demam panas sehingga badannya terketar ketar kedinginan. Sepertinya yeoja itu masih shock atas kejadian yang menimpannya tadi sore.

Jam juga sudah menunjukkan pukul 2 pagi namun Rose tidak bisa memejamkan matanya gara gara rasa pusing di kepalanya.

Jika dulu dia sakit, ada sosok Jennie yang mengurusnya tapi sekarang dia hanya bisa berharap sama sosok Jisoo.

Ingin sekali dia berteriak memanggil Jisoo namun dia tidak ada tenaga.

"J-Jennie Eonnie" lirihnya menggumamkan nama sosok sang Kakak.







Diruangan kerjanya, terlihatlah Jisoo yang masih sibuk menyiapkan pekerjaannya. Walaupun masih kuliah, dia tetap harus fokus menguruskan perusahan peninggalan sang Daddy.

"Kenapa bisa seperti ini!" Marahnya ketika melihat saham perusahannya yang menurun secara tiba tiba.

Tangannya lantas menyambar ponsel lalu menghubungi sang sekertaris tanpa mempedulikan waktu.

"Cari tahu alasan saham perusahan menurun!"

Tanpa mendengar jawaban dari sekertarisnya, Jisoo langsung mematikan panggilan itu.

"Gue akan menghukum siapa pun yang mengkhianati gue!" Gumamnya dengan tangan yang terkepal emosi.

Ditutupnya laptopnya itu dengan kasar lalu beralih keluar untuk menghampiri kamar sang pacar.

Ceklekk

"Kamu belum tidur?"

"A-Al, a-appo" lirih Rose.

Raut wajah Jisoo sontak berubah. Dengan buru buru dia menghampiri Rose "Sayang, kamu kenapa?"

"Kepala aku pusing Al" lirih Rose.

Jisoo menempelkan punggung tangannya didahi Rose "Kamu demam. Sebentar ya"

Kakinya langsung berlari menuju kedapur untuk mengambil obat dan kompresan.

Tidak butuh waktu yang lama, Jisoo kembali "Sayang, ayo bangkit" dia membantu Rose bangkit dari rebahan dan menyuapkan obat kedalam mulut sang pacar "Minum ini"

Dengan bantuan Jisoo, Rose meminum obat bersama segelas air putih. Setelah itu, dia kembali membaringkan dirinya.

"Kenapa bisa demam si" gumam Jisoo khawatir. Tangannya bahkan sudah sibuk mengompres dahi sang pacar.

Untuk saat ini, Rose bisa melihat ketulusan Jisoo mengurusnya. Raut wajah khawatir Jisoo juga dapat dilihat dengan jelas membuat Rose yakin kalau Jisoo memang tulus mencintai dirinya namun hanya saja Jisoo tidak mampu mengawal sisi psycho nya.

Sweet but Psycho, julukan yang pantas diberikan untuk Jisoo. Perlakuannya memang manis namun didalam dirinya tersimpan sosok Psycho yang bisa muncul kapan saja.

"Sekarang kamu tidur ya. Aku pijitin kamu" Jisoo ikut berbaring disamping Rose dengan tangannya yang sudah memijit kepala Rose dengan pelan.

Rasa nyaman itu sontak membuat Rose mula dijemput alam mimpi.

*

Pagi harinya, suhu badan Rose sudah tidak terlalu tinggi namun Jisoo tetap saja meminta Mingyu datang untuk memeriksa Rose.

"Hanya demam panas. Apa dia kehujanan?"

Jisoo menggeleng "Tidak" singkatnya.

Mingyu kelihatan berfikir "Mungkin gara gara shock. Apa ada sesuatu yang terjadi sehingga dia shock?"

"Tidak ada" sahut Jisoo dengan cepat "Tugas lo sudah selesai bukan? Silakan pergi" usirnya.

Mingyu mendengus "Untung sekali lo teman gue" gerutunya yang segera melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana.

"Al" panggil Rose yang masih rebahan dikasur.

"Iya Sayang? Kamu butuh apa hurm?" Tanya Jisoo dengan lembut.

"Aku mau Jennie Eonnie"

"Kenapa? Kamu tidak suka ada aku disini?"

"Aniyo!" Bantah Rose dengan cepat sebelum Jisoo tersulut emosi "Aku suka kok kamu ada disini, hanya saja aku sudah terbiasa dijaga sama Jennie Eonnie pas aku sakit" lanjutnya.

Jisoo ingin protes namun ketika melihat wajah pucat Rose, dia merasa tidak tega "Baiklah, aku akan meminta dia kesini. Tapi ada syaratnya"

"Apa syaratnya?"

Jisoo mendekati Rose lalu dia menyondongkan pipinya didepan Rose. Seakan mengerti, Rose lantas mengecup pipi itu dengan singkat.

"Pintar sekali pacar aku ini" puji Jisoo sebelum menghubungi Jennie.













"Rosie!" Jennie berlari memasuki mansion Jisoo dengan nafas yang memburu.

"Nuna" panggil Jisoo

"Dimana Rosie?" Tanya Jennie tanpa basa basi.

"Ayo ikut aku" keduanya lantas berganjak memasuki kamar yang ditempati oleh Rose.

"Rosie" panggil Jennie berganjak duduk dikasur disamping Rose.

"Jennie Eonnie" manja Rose yang langsung memeluk Jennie.

Dapat Jennie rasakan suhu badan adeknya itu "Kenapa bisa demam hurm? Kamu kehujanan?" Khawatirnya.

"Aniyo" sahut Rose "Hanya saja cuaca dingin terus kemarin aku makan banyak ice cream" lanjutnya berbohong.

"Astaga Rosie. Kamu itu tidak bisa kedinginan loh. Kamu gampang jatuh sakit" omel Jennie.

"Bandel tuh. Sudah aku halang tapi tetap saja bandel" timpal Jisoo memang wajah polosnya.

"Ck" decak Rose dengan pelan.

Jennie menghela nafasnya dengan kasar "Rosie, kamu tidak boleh bandel ya. Ikutin kata kata Jisoo. Dia hanya mau yang terbaik untuk kamu"

Rose hanya bisa tersenyum tipis dan mengangguk "Andai saja Eonnie tahu" batinnya.

"Nuna tenang saja, aku akan menjaga Rose agar dia tidak bandel lagi" ujar Jisoo.

"Kamu memang bisa dipercaya" puji Jennie membuat Jisoo tersenyum sementara Rose hanya bisa membatin.











  Tekan
   👇


Sweet but Psycho ✅Where stories live. Discover now