-26-

541 90 27
                                    

Kini diruang inap Jisoo hanya terdapat sosok Rose karena Jennie sudah keluar untuk membeli makan siang dikantin rumah sakit.

Sedari tadi juga Rose terus menatap wajah Jisoo dengan tatapan yang sulit diartikan.

Plakkk

Tanpa diduga, Rose malah menampar pipi mulus Jisoo yang masih terbaring tidak sadarkan dirinya.

"Nyebelin!" Ketus Rose.

Plakkk

Plakkk

Berkali kali dia terus memberikan tamparan dipipi itu. Dapat dipastikan pipi Jisoo akan segera membengkak gara gara ulahnya.

Ceklekk

Plakkk

Plakkk

"Hehhh, ngapain kamu!?" Jennie yang baru memasuki ruangan sontak berseru kaget.

"Ini keinginan dede bayi kok" santai Rose seakan tidak ada beban.

"Astaga. Bisa bisanya bonyok tuh muka calon suami kamu"

"Biarin"

Jennie hanya menggelengkan kepala. Huft, ada ada saja tingkah bumil ini.

"Eunghh!" Mereka beralih menatap Jisoo yang akhirnya sadar.

"Shhh" ringis Jisoo memegang pipinya yang terasa ngilu.

"Ji, bagaimana kondisi kamu?" Tanya Jennie.

Jisoo menatap Jennie dengan ringisan kecil "Perasaan tadi aku hanya pingsan deh tapi kenapa sekarang pipi aku malah nyeri? Apa pipi aku kebentur sesuatu pas aku pingsan?" Bingungnya.

Jennie menahan tawanya "Tuh, tanya saja sama dia" dia menunjuk Rose.

"Mrs Anne!" Kaget Jisoo yang baru menyadari sosok Rose.

"Mrs Anne?" Ulang Rose.

Jisoo menunduk "Maaf. Seharusnya dari awal aku sadar kalau kamu adalah Mrs Anne, bukan Rose"

Rose melirik Jennie yang sudah terkekeh geli itu "Sepertinya tamparan tadi bikin otaknya konslet" ujar Rose sehingga Jennie tidak mampu lagi menahan tawanya.

"Astaga, ini lucu sekali!" Jennie bahkan sudah memegang perutnya.

"Maksud Mrs apa? Tamparan?" Beo Jisoo.

"Tadi aku menampar pipi kamu si" santai Rose.

"Mwoya!? Apa salah aku?!" Kaget Jisoo.

"Kamu lupa apa yang sudah kamu lakukan? Tamparan tadi bahkan tidak cukup untuk menebus kesalahan kamu"

Dahi Jisoo mengernyit. Siapa sosok didepannya itu? Memangnya dia pernah berbuat salah sama sosok itu?

"Apa kamu lupa, -" Rose menggantungkan kalimatnya. Dia menatap Jisoo dengan seringai "Alvero?" Lanjutnya.

Deg

Nafas Jisoo memburu "R-Roseanne?"

"Yeah, it's me" sahut Rose bersmirk.

Jisoo menatap wajah dan perut Rose secara bergantian "J-Jadi kamu sudah menikah? Dan sekarang kamu hamil? Siapa cowok sialan yang sudah menghamili kamu!?" Hebohnya.

Plakkk

"Shhh!" Jisoo sontak meringis ketika pipinya yang sudah bengkak itu kembali menerima tamparan dari Rose.

"Kamu cowok sialan itu!" Sentak Rose membuat mata Jisoo melotot.

"A-Aku?" Ulang Jisoo.

Rose menghela nafasnya dengan kasar "Itu juga alasan aku pergi meninggalkan kamu. Aku hamil dan aku ingin mempertahankan anak kita ini makanya aku memutuskan untuk menjauh dari kamu agar kamu tidak membunuh anak ini" jelasnya.

Brukkk

Jisoo berganjak turun dari kasur dengan terburu buru lantas dia bersimpuh didepan Rose dengan memeluk kedua kaki wanita itu.

"Hiks Sayang. Maafin aku. Maaf. Aku benar benar menyesal. Aku tidak sengaja menyakiti kamu. Aku tidak mampu mengawal diri aku. Hiks maafin aku" mohonnya dengan isakan.

"Ternyata cengeng juga ya" ledek Jennie.

"Wajahnya saja sangar tapi hatinya hello kitty" sahut Rose ikutan meledek Jisoo.

"Hiks Sayang ~" rengek Jisoo.

"Bangkit sekarang sebelum aku pergi!" Ancam Rose.

Jisoo bergegas bangkit tanpa mempedulikan tangannya yang berdarah gara gara jarum infus yang sudah tertanggal.

"Apa kamu sudah berubah?" Tanya Rose serius.

Jisoo mengangguk berkali kali "Aku sudah berubah! Aku tidak menyakiti siapa siapa lagi" sahutnya dengan cepat.

"Kamu mencintai aku?"

"Aku bahkan hampir gila setelah kehilangan kamu"

"Ohya? Terus kenapa bisa pacaran sama Suzy?"

Glup

Jisoo menelan ludahnya dengan kasar. Astaga, aura yang dikeluarkan oleh Rose benar benar mengerikan. Jisoo bahkan sudah merinding ketakutan.

"A-Aku terpaksa" sahut Jisoo terbata bata.

Rose mencebik "Terpaksa huh?"

"Iya Sayang. Aku janji akan memutuskan hubungan aku sama dia dengan segera" sahut Jisoo.

Rose berdecak "Apa kamu lupa kalau dulu kamu sering menghukum aku kalau aku melakukan kesalahan hurm? Sekarang saatnya aku yang menghukum kamu"

"K-Kamu mau ngapain?" Tanya Jisoo terbata bata.

"Ini keinginan dede bayi kok" ujar Rose sebelum tangannya menjambak rambut Jisoo dengan kasar.

"Urghhhh perih Sayang!" Teriak Jisoo.

Jambakan Rose benar benar membuat rambutnya hampir rontok bahkan sekarang matanya sudah berkaca kaca gara gara merasa perih.

"Hahahaha mamam tuh emosi bumil!" Jennie tertawa dengan kencang sebelum memutuskan untuk berganjak pergi dari sana meninggalkan Rose yang masih belum selesai menghukum Jisoo.

"Nakal nakal nakal!" Omel Rose yang sudah menepuk pantat Jisoo berkali kali tanpa melepaskan jambakannya dari rambut Jisoo.

Sekarang Jisoo sudah kelihatan seperti anak kecil yang dimarahin oleh sang Mommy gara gara berbuat ulah.

"Putusin Suzy sebelum yang putusin masa depan kamu itu!" Ancam Rose bersiap untuk menendang masa depan Jisoo.

"Jangan Sayang!" Panik Jisoo menutup selangkangannya "Iya iya nanti aku putusin Suzy" lanjutnya.

Setelah hampir 10 menit, Rose akhirnya berhenti memberikan hukuman kepada Jisoo. Gara gara kehamilannya itu, dia sudah merasa capek makanya sekarang dia sudah beristirahat disofa.

Sementara Jisoo lagi berusaha meneultralkan nafasnya yang ngosan ngosan.

Penampilan Jisoo bahkan sudah terlihat kacau dengan rambut serta pakaian yang acak acakan. Tidak lupa juga dengan pipinya yang sudah membiru dan bengkak itu.

Kekeke, poor Jisoo.

I'm Jisoo I'm okay 😀👍












Mbak CEO ga ada niatan buka lowangan kerja gitu? 🏃‍♀️💨



Tekan
   👇

Sweet but Psycho ✅Where stories live. Discover now