Accompany

232 31 1
                                    


Malaikat kecil berlari kembali ke pinggir hutan menemui kembali orang tuanya.

Mereka masih menunggunya dengan sabar.
Tersenyum saat melihat malaikat kecil mereka berlari menghampiri.

"Ayah, Ibu, bolehkah aku tinggal disini lebih lama? Ada seseorang yang terluka didalam sana, dan aku ingin menemaninya."

Malaikat manis itu meminta izin pada kedua orang tuanya dengan mata bulatnya yang berbinar.

"Seseorang? Dia terluka?"
Sang ayah bertanya.

"Ya. Ada seorang malaikat bersayap hitam. Tubuh dan sayapnya penuh dengan luka. Dia terlihat begitu sedih dan rapuh. Aku ingin menemaninya."

"Malaikat bersayap hitam? Tapi... tidak ada malaikat bersayap hitam, anakku. Hanya ada iblis yang memiliki sayap hitam."

Sang ibu khawatir dengan anakknya.

"Tidak, ayah, ibu. Dia bukan iblis. Aku yakin dia seorang malaikat. Oleh karena itu aku ingin membantunya agar dia bisa keluar dari hutan gelap ini dan kembali terbang."

Orang tua malaikat kecil itu saling memandang. Mereka khawatir, tapi mereka yakin dengan kemampuan putra mereka.
Jika memang yang dikatakan anaknya benar, maka mungkin akan ada satu jiwa yang terselamatkan.

"Baiklah. Pulanglah sebelum gelap. Dan kembali menemuinya esok hari. Jika kau butuh bantuan, katakanlah."

Sang ayah mengizinkan anaknya untuk tinggal lebih lama di hutan berduri.

Malaikat bersayap kecil itu berlari kembali kedalam hutan untuk menemui sang makhluk yang terluka.

Makhluk bersayap hitam terkejut saat melihat malaikat cantik kembali menemuinya.
Ia berpikir, malaikat kecil itu tak akan kembali setelah melihat wajahnya dan berlari keluar hutan.

Ia tak mengira malaikat manis itu akan kembali dan menemaninya di hutan gelap ini.

Sang malaikat kecil tak banyak bertanya. Ia hanya duduk menemani makhluk bersayap hitam. Terkadang ia bermain sendiri dengan bebatuan yang ada didekatnya.

Ia juga senang bercerita. Yah, walupun sang makhluk tak merespon ucapannya, tapi ia senang menceritakan apa saja.

Sesekali ia kembali mengelus sayap hitam yang terluka itu sambil bersenandung,

"Cepatlah sembuh wahai sayap indah... tumbuhlah tumbuh dan merekah... terbanglah tinggi... ku kan terus menanti..."

Lalu ia akan kembali bermain dengan dirinya sendiri.

Jika senja datang malaikat kecil pulang kembali ke orang tuanya.

Dan saat matahari menyapa, sang malaikat cantik akan kembali datang menemui makhluk bersayap hitam itu.

Hari berganti hari, malaikat kecil terus datang ke hutan berduri. Terkadang ia membawa buah-buahan atau makanan lezat buatan ibunya.

Ia memberikannya pada makhluk dalam hutan tersebut.
Tapi sayang, tak satupun makanan tersebut dimakannya.

Pada akhirnya, seluruh makanan dan buah-buahan akan dimakan sendiri oleh malaikat kecil sambil menemani sang makhluk.

Malaikat bersayap putih itu senang bernyanyi. Suaranya yang indah membuat hutan berduri menjadi tak menakutkan.
Suaranya bagaikan cahaya yang bersinar terang dan hangat.

Perlahan hati sang makhluk menghangat mendengar nyanyian malaikat kecil.

Fly TogetherWhere stories live. Discover now