Fly Together

362 37 2
                                    


Malaikat kecil mengulurkan tangannya, mengajak sang makhluk keluar dari hutan gelap kembali terbang ke kawanan dengan bergandengan tangan.

Sang makhluk ragu untuk menggapainya. Ia tak ingin citranya yang buruk membebani malaikat kecil cantik itu.

Tapi, ia juga tak ingin malaikat kecil terkungkung dihutan gelap bersamanya.

Ia bisa melihat bakat sayap malaikat kecil yang dapat terbentang lebar, dan ia tak ingin menghambatnya.

Sang makhluk memantapkan hati untuk menyambut tangan malaikat kecil.

Ia menggenggamnya dengan erat dan bergandengan tangan berjalan keluar dari hutan berduri.

Makhluk bersayap hitam melindungi tubuh malaikat kecil dengan sayapnya yang patah agar ia tak terkena duri-duri tajam disepanjang perjalanan.

Duri tajam kembali mengoyak beberapa bagian sayapnya.

Malaikat bersayap putih merasa aman dalam lindungan sayap besar makhluk disampingnya.

Setelah melalui perjalanan menyulitkan, mereka berhasil keluar dari hutan gelap.

Keduanya menghirup udara segar dan memejamkan mata menikmati semilir angin yang menerpa wajah mereka.

Malaikat kecil memeriksa sayap hitam makhluk yang kembali terkoyak dan sedih.

"Sayapmu... kembali terkoyak karena melindungiku."

"Tak apa. Asalkan kau selamat aku tidak keberatan sayapku terluka."

Makhluk bersayap hitam tersenyum hangat sambil mengelus tangan malaikat kecil yang tak sekalipun terlepas dari genggamannya.

"Dan selama kau bersamaku, aku dapat dengan mudah menyembuhkan lukamu dengan bulu sayapku."
Balas malaikat kecil.

Makhluk bersayap hitam mengecup kening malaikat kecil dalam-dalam.

"Terima kasih."

.
.

Mereka mengembangkan sayap mereka masing-masing dan mencoba mengepakkannya.
Sudah lama mereka tidak terbang.

Makhluk bersayap hitam mencoba terbang dengan satu sayapnya.
Dan ternyata sebelah sayapnya masih mampu mengangkat dirinya terbang, hanya saja ia tak dapat terbang terlalu tinggi dan lelah lebih cepat.

Ia kembali mendarat dan meminta malaikat kecil mencoba terbang dengan sayapnya yang gundul sebelah.

Malaikat kecil mengembangkan sayapnya. Sayapnya sudah tumbuh lebih besar dari pertama kali ia memasuki hutan. Tetapi belum sebesar sayap sang makhluk.

Ia mencoba mengangkat tubuhnya dan terbang kesana kemari.
Ia senang bisa kembali terbang. Tawanya menghangatkan hati makhluk bersayap hitam yang melihatnya.

Tapi baru sebentar ia sudah kembali mendarat. Ternyata ia juga cukup lelah karena sayapnya hanya satu yang berfungsi dengan baik.

Mereka saling memandang. Tanpa kata mereka mengerti maksud masing-masing.

Kedua malaikat itu berpelukan dengan erat dan mengembangkan sayapnya yang berfungsi dengan lebar.

"Sayap hitamku sanggup untuk melindungimu."

"Dan sayap putihku mampu untuk menyembuhkanmu."

"Dekaplah terus, jangan lepaskan!"

"Bersama, kita bisa!"

Lalu mereka terbang.
Tinggi.
Sangat tinggi.
Lebih tinggi dari malaikat lainnya.

Semua orang yang melihat terkejut, dan kagum betapa tingginya mereka mengudara. Bersama.

Kabar mengenai adanya sepasang malaikat bersayap hitam-putih terbang tinggi menyebar dengan cepat seantero negeri.

Bahkan banyak negeri seberang mengundang mereka berkunjung karena kagum atas cerita mereka.

Sang makhluk yang kembali menjadi malaikat bersayap hitam mengunjungi kedua orang tua malaikat kecil.

Ia berterima kasih atas dukungan yang selalu mereka limpahkan.

Kedua orang tua malaikat kecil sangat bangga pada putra mereka dan malaikat bersayap hitam.

Betapa mereka berterima kasih pada malaikat bersayap hitam yang senantiasa menjaga malaikat kecil mereka selama tinggi mengudara.

Terkadang, malaikat bersayap hitam dan malaikat kecil terbang sendiri-sendiri.

Namun di penghujung hari mereka akan kembali bersama.

Mereka berjanji dengan hati.
(They promised with their hearts)

Untuk selalu menjaga.
(To alway take care)

Terbang bersama.
(Fly together)

Selamanya.
(Forevermore)

*****End*****

Fly TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang