13 ~ Who are you? Miauw.

4K 350 60
                                    

~ Selamat Membaca 🦊

***

Beberapa motor besar kini melaju di tengah jalanan, melesat ke sana kemari sampai membuat pengemudi lainnya mengumpat kepada mereka.

Tapi tidak dengan gadis-gadis yang sedang berjalan-jalan di terotoar dan lain sebagainya, karena mereka tahu siapa pemilik dari pengendara motor tersebut.

Mereka, para lelaki bervisual unreal dengan kelompok geng motor yang di beri nama AÉROX. Ketua mereka atau Areksa kini berada di paling depan, lelaki itu memberhentikan motornya ketika berada di depan sebuah perusahaan terkenal yang tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam sana.

Kelima lelaki tampan itu turun dari motor mereka menuju ke dalam perusahaan, dimana hal itu menjadi pusat perhatian untuk orang-orang yang berada di dalam sana. Apalagi para kaum hawa yang tidak bisa berhenti untuk menganggumi ketampanan para lelaki tampan itu.

Areksa bergegas menuju resepsionis untuk menanyakan sesuatu.

"Permisi, apa anda pernah melihat gadis ini sebelumnya?" Tanya lelaki itu sembari memperlihatkan foto dari Zea.

Resepsionis itu menatap foto Zea dan mengangguk. "Ah! Iya aku pernah lihat, gadis ini yang di bawa oleh Pak Direktur tadi."

Areksa menatap teman-temannya. "Dimana ruangan direktur?" Erland bersuara.

Resepsionis itu tersenyum ramah. "Maaf tuan, tapi jika tidak memiliki janji saya tidak bisa mengizinkan."

"Kasih tahu aja napa anjing!" Kalian pasti tahu siapa lelaki pemarah yang satu ini, tentu saja dia adalah Raja.

Areksa memutar bola matanya malas. "Saya punya janji dengan direktur kalian, tentang projek seharga satu miliar, kalian mungkin tahu itu. Dan saya tidak perlu mengenalkan diri saya lagi." Resepsionis itu tentu langsung tahu ketika Areksa mengucapkan hal itu.

"Em maaf sebelumnya tuan, akan saya antarkan." Resepsionis itu keluar dari bagian meja resepsionisnya dan langsung saja mengantarkan lelaki tersebut karena ia memang sudah tahu mengenai projek itu, dan jika itu batal maka ia bisa saja di pecat dari pekerjaannya.

"Dari tadi kek." Sinis Gavin sedangkan Xion memilih untuk diam dengan wajah tenangnya.

Mereka kini sampai di sebuah ruangan. Sang resepsionis itu langsung mengetuk pintu, setelah mendapat jawaban barulah ia mempersilahkan kelima lelaki tampan itu masuk.

Areksa segera masuk dengan sedikit kasar dan melihat sekelilingnya, matanya langsung saja terbelalak mendapati gadisnya sedang berada di pangkuan pria yang duduk di kursi kebesarannya itu.

Sedangkan Zea juga terkejut tapi ia tetap memilih untuk diam saja, dan tersenyum ke arah Areksa yang terlihat sangat marah?

Lelaki itu berjalan cepat ke arahnya dan langsung menariknya dari pangkuan Zeus, sedangkan Zeus menatap datar lelaki muda yang merebut adik kecilnya darinya.

"Kamu kenapa malah sama dia hah?! Bukannya pulang!" Ia bertanya, memang terdapat nada marah pada perkataannya tapi jujur saja ia sudah mencoba untuk melembutkan ucapannya itu.

"Jangan berbicara kasar kepada gadis kecilku." Ujar Zeus sembari menarik kembali Zea ke dalam pelukannya, dan hal itu memancing emosi Areksa untuk memukul pria di depannya ini.

"Saya sama sekali tidak berbicara kasar kepadanya, dan memangnya anda siapa berani sekali mengatur saya. Dan perlu di ingatkan bahwa Zea adalah gadis saya, bukan gadis anda." Tekan lelaki itu lalu menarik Zea kembali.

Zea menatap Kakaknya yang terlihat tenang, ia takut pria itu memukul Areksa. Zeus malah tersenyum kecil.

"Jadi Zea? Ini pacarmu?" Tanya pria itu membuat Zea mengangguk, dan Areksa memilih untuk menyimak percakapan keduanya. "Sangat posesif ya, sepertinya Kakak memiliki pesaing baru." Ucapan pria itu membuat kening Areksa berkerut samar.

Little Girl [HIATUS]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora