16 ~ AÉROX

3K 272 21
                                    

~ Selamat Membaca 🦊

***

Zea menatap lelaki di belakang sana dengan senyuman. Kini dirinya hanya perlu diam, karena Kakaknya itu yang akan mengurus mereka.

"S-sakit Kak Gara." Gadis itu meringis ketika tangannya di pegang dengan erat oleh Zero.

Lelaki itu menatapnya tajam seolah dirinya adalah tikus kecil, dan lelaki itu adalah singa disini. "Pergi." Ujar dingin lelaki itu membuat mereka menurut dan pergi dari sana dengan ketakutan.

Lelaki itu akan sangat mengerikan ketika sedang marah begini. Saat mereka sudah pergi, Zea langsung di peluk oleh Zero dengan eratnya.

Pipinya juga di kecup beberapa kali oleh lelaki itu, tapi dirinya tak peduli dan menikmati pelukan hangat ini saja. "Kamu nggak apa-apa kan sayang?" Zea mengangguk saja menjawab pertanyaan lelaki besar ini.

Pelukan itu harus usai ketika Jayden menepuk pundak lelaki itu, membuatnya berbalik sembari mengangkat alisnya bertanya.

"Sialan lo, ninggalin kita buat ngebucinin adek sendiri!" Umpat Zachary menatap tajam lelaki itu, ia kan takut kalah saing.

Gara hanya diam tak memperdulikan celotehan aneh dari lelaki yang berstatus temannya itu, lagipula Zea adiknya, adik kecilnya, kesayangannya, jadi apa salahnya?

Lelaki itu berbalik, sembari mengeluarkan beberapa lembar uang dari saku celananya. "Di pake buat jajan, dari Mama. Makan yang banyak. Tadi malam, kemana? Terus nggak apa-apakan?" Tanyanya sembari berbisik, jika orang-orang mendengarnya berkata sepanjang itu, mereka akan menggila disini, apalagi suara deep voice lelaki itu yang terdengar sangat merdu untuk di dengar.

Zea mengangguk dengan senyuman kecilnya. "Nginap di apartemen, aku nggak apa-apa kok kak." Jawabnya, yang membuat lelaki itu lega. Tangan lelaki itu terangkat mengelus lembut surai coklat madu yang begitu memikatnya.

"Anjing! Di kacingin gue!" Umpat Zachary, membuat Gara menatapnya tajam. Lelaki itu langsung tahu apa salahnya ia mengangkat kedua jarinya, karena tahu akan di amuk oleh lelaki kutub ini.

"Peace, bro!"

Zea terkekeh geli, tak sengaja matanya menatap ke arah Marven yang juga menatapnya, lelaki itu adalah lelaki yang ia hindari, karena sebenarnya ia sudah tahu jelas kelakuan sinting dari lelaki itu, ia tahu melebih Kakaknya.

Kedekatan Zea dengan orang-orang itu membuatnya lagi dan lagi semakin terkenal di penjuru Beethoven High School, dan tentu itu akan sangat berbahaya bagi gadis kecil itu yang harus berurusan dengan banyak geng pembully bahkan primadona sekolah yang mungkin sebentar lagi gelarnya akan tersingkirkan.

Jansen menatap gadis itu, karena begitu penasaran ia pun berkata. "Zea? Gue pengen nanya sama lo." Ujar lelaki itu seolah meminta izin kepada gadis kecil itu, yang di angguki oleh Zea. "Ada hubungan apa lo sama—"

"BREAKING NEWS GUYS! BREAKING NEWS!" Teriak seseorang yang baru saja tiba dengan wajah hebohnya, membuat orang-orang menatapnya penasaran, dan ada beberapa yang antusias ingin mendengarkan berita di hari ini. Bahkan gadis berkuncir dua itu tak memedulikan lima most wanted sekolah yang berada di sana, karena dirinya kini sangat antusias sekali untuk menyampaikan kabar membahagiakan ini.

"Sekolah kita kedatangan lima murid baru!" Ucapan itu membuat teman-temannya jadi tidak berselera lagi, mereka kira ada apa. Ya, jika murid barunya cantik atau tampan boleh sajalah. Gadis itu jadi cemberut karena tidak ada yang mendengarkan ucapannya dengan serius, padahal ini akan membuat nama sekolah mereka menjadi terkenal lagi.

"Siapa?" Tanya Zea karena gadis itu penasaran, gadis itu tersenyum menatap Zea, ternyata masih ada yang ingin mendengarkannya.

"Inti geng motor AÉROX!!! MEREKA PINDAH KE SEKOLAH KITA ZEA!" Ujar pelan gadis itu saat di awal, dan saat di akhir ia berteriak bak kesetanan, sebab gadis itu begitu mengidolakan salah satu inti AÉROX yaitu Xion.

Little Girl [HIATUS]Onde histórias criam vida. Descubra agora