022 || Jawaban

80 49 9
                                    

“Kenapa lo semua?” tanya Esha menatap aneh teman sekelasnya yang hari ini tidak pernah lepas menatapnya.

Esha menunduk, mencari sesuatu yang mungkin menempel di tubuhnya. Tidak ada, tidak ada apa pun yang menempel di bahu bahkan punggungnya, tapi teman-temannya ini masih tetap menatapnya. Aneh, tidak biasanya mereka seperti ini.

“Na, mereka kenapa dah?” akhirnya Esha memilih bertanya kepada Anna yang berdiri di samping kursi tempatnya duduk.

“Lo yang kenapa, Sha?” tanya Anna balik, gadis itu bahkan sudah melipat kedua tangannya di depan dada menatap penuh selidik ke arah Esha.

“Hah? Gue emang kenapa?” Esha menunjuk dirinya sendiri dengan bingung. Sungguh, Esha benar-benar tidak tahu ada apa dengan teman-temannya hari ini.

“Lo ada hubungan apa sama Noa?” tepat setelah pertanyaan Anna meluncur, Noa tiba dengan blazer biru yang tersampir di bahunya. Agan dan Saka juga bersama Noa, kedua orang itu menahan tawa melihat ekspresi serius teman-temannya.

Setelah insiden pembuatan grup dadakan yang Erin buat dua hari kemarin, mereka semua berspekulasi bahwa Noa dan Esha ini memiliki hubungan, katanya interaksi mereka terlihat tidak wajar bagi seorang teman. Apalagi Anna yang juga baru tersadar bahwa interaksi Esha dan Noa memang terbilang aneh, ia bahkan pernah melihat Noa membantu Esha mengikat rambutnya saat jam olahraga. Dulu, Anna pikir itu hanya pure Noa yang membantu, tapi sekarang pikirannya itu terganti dengan pikiran aneh yang mulai menghantuinya sejak ia melihat wallpaper ponsel Noa adalah foto Esha, di tambah foto yang Erin kirim di grup obrolan baru tanpa Noa dan Esha.

“Oh, itu. Noa cowok gue, emang kenapa?” balas Esha seadanya.

Tapi entah teman-temannya yang hiperbolis atau apa karena kalimat sederhana itu malah membuat teman-temannya tersedak berjamaah. Benar-benar tersedak berjamaah, mereka juga terbatuk saling bersahutan.

“Lo semua kenapa, dah?” Esha menggaruk pelipisnya yang tak gatal, saling melempar tatapan bingung dengan Noa. Noa mengangkat bahunya membalas tatapan Esha, ia juga bingung dengan kelakuan teman-temannya.

“Lo, sejak kapan sama Noa?” Erin adalah yang pertama kali sembuh dari tersedak berjamaah itu menyerukan pertanyaan yang mungkin bisa mewakili teman-temannya juga.

“Satu tahun lalu, emang kenapa sih? Kenapa nanya-nanya soal gue sama Noa?” dan setelah itu mereka tersedak berjamaah lagi. Esha semakin bingung. Ini teman-temannya kenapa sih? Tumben sekali menanyakan perihal hubungannya dan Noa.

“SATU TAHUN?” Alika menjerit heboh, bahkan gadis yang memiliki mata sipit itu sudah melebarkan matanya menatap Noa dan Esha bergantian. Kedua insan yang menjadi perhatian itu mengangguk mengiyakan.

“Kok bisa?” timpal Anna, menatap Esha yang di sampingnya meminta penjelasan lebih.

“Ya, bisa lah. Kenapa sih? Lo semua aneh tau, tiba-tiba banget nanya gini.” Noa diam saja, membiarkan Esha yang membalas semua tingkah aneh teman-temannya itu.

“Lo, anjir, Sha. Kok bisa sama Noa? Mana udah satu tahun!” kali ini Kiran yang berseru, gadis dengan rambut bergaya wolfcut itu bahkan menunjuk Esha dan Noa bergantian dengan pandangan bingung.

Backstreet lo berdua?” pertanyaan yang sama seperti Haraz keluar dari mulut Bayu yang berdiri bersisian dengan Wahyu.

Noa dan Esha dengan kompak menggeleng.

“Terus kok bisa, lo berdua kasih tau sekarang?” Adrian juga ikut andil dalam menyerukan pertanyaan. Pantas saja ia merasa aneh dengan Esha yang sering sekali menariknya agar bertukar tempat dulu.

Hidden Couple Where stories live. Discover now