17. Spy

2.1K 102 2
                                    

Capek sih nyuruh kalian cuman mencet tombol bintang doang, hehehe.

Capek sih nyuruh kalian cuman mencet tombol bintang doang, hehehe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ʚ Happy reading ɞ

⎯⎯  ୨✧୧⎯⎯

17. Spy

Erick yang sudah memakai kembali kaos polosnya, hanya bisa berdiam diri dengan pandangan mengarah ke arah mansion. Ia tersenyum miring karena merasa ada yang mengawasi.

Baiklah, ia sudah membuat keputusan untuk bersikap seperti biasa di hadapan keluarganya. Dan sepertinya ia harus melakukan briefing pada si keponakan imut tecintanya.

Setelah cukup lama mengeringkan tubuhnya dari keringat oleh angin sepoi-sepoi, Erick pun mulai memasuki mansion untuk mandi terlebih dahulu sebelum makan.

Saat memasuki mansion dari arah belakang yang sudah pasti akan melewati wilayah dapur, ia melihat keberadaan Anya yang sedang menata meja makan dengan mandirinya. Padahal ada pelayan yang akan melakukannya.

Saat Anya melirik ke arahnya, Erick pun memberikan senyuman menggodanya membuat gadis itu tersenyum malu. Ya, begitulah biasanya ketika mereka bertemu, bedanya hanya dari senyuman Anya yang menunjukan rasa malu seperti habis digoda oleh sang kekasih, bukan sang paman lagi.

Erick pun melanjutkan langkahnya sambil memijat pangkal hidungnya karena merasa sedikit sakit kepala. Mungkin karena tanpa sarapan ia terlalu lama berolahraga hingga tengah hari.

***

Di meja makan, saat ini seluruh anggota keluarga baik dari pihak Allen mau pun Theodore— suami Alona— sudah bersiap untuk memulai makan siangnya. Tinggal menunggu Erick saja yang tak kunjung turun dari kamarnya.

"Maaf menunggu lama."

Sebuah suara mengalihkan atensi mereka, termasuk Anya yang saat ini menahan debaran jantungnya. Ditambah Erick saat ini pasti akan duduk di sampingnya.

"Jangan diulangi lagi," tegur Allen yang dijawab dengan gumaman oleh Erick. Tidak sopan memang.

Masalahnya kedua kepala keluarga sudah berkumpul, tetapi makan siang belum dimulai karena anggota keluarganya belum lengkap.

Biasanya keluarga Allen dan Theodore selalu makan terpisah karena memiliki ruang makan sendiri, tapi karena dua anak perempuan Theodore dan Anya berkunjung, mereka melakukan makan siang bersama untuk melepas rindu.

Anya terkesiap ketika mendapat tangan Erick terulur padanya membentuk kepalan. Ia yang paham, membalas kepalan tangan itu dengan kepalan tangannya, setelah itu Erick membuka telapak tangannya sehingga menampilkan sebuah coklat berbentuk kelinci.

"Untukmu, princess."

"Wah!" Anya terlihat senang lalu mengambil coklat dari tangan Erick. "Terima kasih, Uncle."

ObsessionWhere stories live. Discover now