51. Startle

2.4K 112 13
                                    

ʚ Happy reading ɞ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ʚ Happy reading ɞ

✧ ───── ୨✧୧ ───── ✧

51. Startle

Dengan langkah yang lebar, Erick menaiki sebuah tangga yang mengantarkannya pada lantai teratas sebuah kastil. Setelah menemukan sebuah pintu dengan dua orang penjaga, ia pun masuk ke dalam dan menemukan dua orang lelaki yang terlihat dekat.

Matheo yang awalnya sedang menyuapi makan Zephyr, beranjak dan membungkuk hormat untuk menyapa Erick. Ia menelan ludahnya saat melihat Erick sedang menatap tajam ke arahnya. Ia sadar dari tadi malam sudah melakukan banyak kesalahan.

"Aku baru melihat ada tawanan yang sampai diberi makan."

Tidak hanya Matheo yang gugup, Zephyr yang sedang memperhatikan interaksi mereka berdua pun ikut menelan kasar ludahnya karena merasa suasana semakin mencekam.

Erick melirik ke arah Zephyr lalu meneliti luka yang ada di wajah. Merasa penglihatannya tidak jelas, Erick mendekati Zephyr dan membungkuk hingga wajah mereka berdekatan. Bahkan Zephyr dapat merasakan napas Erick menerpa wajahnya.

"Aku juga baru melihat ada tawanan yang dilukai obatnya sebaik ini."

"Kau berteman dengan mereka menggunakan hati, ya?" Erick kembali menegakkan tubuhnya dan menatap Matheo yang terus menunduk segan.

"Aku menyuruhmu untuk menjaga Anya, bukan berteman dengan mereka!" bentak Erick membuat kedua lelaki itu mengejat dan memejamkan matanya.

"Kau ingin mengkhianatiku?"

"Tidak," jawab Matheo dengan cepat dan langsung menegakkan tubuhnya.

"Maafkan aku, Tuan—"

"Keluarlah. Aku tidak ada urusan denganmu."

"Baik." Sebelum keluar dari ruangan, Matheo melirik ke arah Zephyr yang terikat di sebuah kursi.

Setelah terdengar pintu tertutup, Erick duduk di kursi yang tadi diduduki oleh Matheo. Suasana hening sekali karena Erick sekarang hanya menatap dingin ke arah Zephyr. Pria itu menautkan jari-jari tangannya di atas lutut yang sedang bertumpang kaki.

"Kau yang membunuh Grace, 'kan?"

Zephyr yang tadinya menunduk, langsung mendongakkan kepalanya dengan mata melotot takut dan terkejut.

"Awalnya aku yang ingin membunuh dia, tapi ternyata sudah mati terbunuh karena terjatuh dari tangga."

"Aku tidak sengaja!" sela Zephyr dengan nada bergetar karena terlalu takut. Ia takut dibunuh oleh Erick karena telah berani menyentuh Anya, dan takut dijebloskan ke penjara karena kasus pembunuhan.

Sungguh, Zephyr tidak sengaja membunuh Grace. Saat itu, ia sedang berdebat dengan Grace di sebuah taman karena tidak sengaja bertemu. Karena terlalu kesal pada Grace yang mengancam akan menyakiti Anya, ia pun refleks mendorong gadis itu hingga terguling di tangga yang anak tangganya banyak. Kebetulan mereka memang sedang berdebat di dekat tangga saat itu.

ObsessionWhere stories live. Discover now