05. Hari Kedua

7K 959 101
                                    

Vote dulu sebelum baca 🌟

Tandai typo jikalau ada :)

Happy Reading.

* * *

Pagi yang cerah ini, Leona sibuk berkutat di dapur, membuat bekal berupa sandwich.

Selesai dengan kegiatannya, Leona buru-buru memasukkan kotak bekal tersebut ke dalam tas. Leona kemudian berjalan keluar rumah, ia tidak lupa menguncinya terlebih dahulu.

Leona pergi ke halte, untungnya ada Bus di sana. Leona segera masuk, dirinya menghela napas lega karena orang-orang di dalam Bus tidak terlalu ramai.

Leona bersandar, matanya memandang luar jendela Bus. Leona terkekeh dalam hati, ini pengalaman pertamanya menaiki Bus. Seumur hidupnya, ia sama sekali belum pernah.

"Lumayan sesak juga," gumam Leona melihat tak ada orang yang duduk di sampingnya. Leona bersyukur, jikalau ada pasti dirinya akan canggung. Leona adalah gadis introvert, susah untuk bersosialisasi.

Bus berhenti di depan halte yang tak jauh dari Tirtajaya, sebagian penumpang berbondong-bondong turun.

Leona berjalan memasuki lapangan Tirtajaya, matanya menangkap seseorang yang berlari ke arahnya dengan senyuman lebar.

"Pagi, Na!"

"Pagi juga, Casey," jawab Leona membalas senyuman Casey.

"Pagi-pagi begini disambut sama yang indah," ucap Casey berbinar-binar melihat sekumpulan pria tampan yang berdiri tak jauh dari parkiran motor.

Leona mengikuti pandangan Casey, ia tersentak kala tak sengaja bertatapan dengan Theo. Leona buru-buru memalingkan wajah, manik obsidian dan wajah datar Theo membuatnya sedikit gugup.

Ketika berdiri tak jauh dengan mereka, Leona dapat mendengar percakapan Kennard dan Gama.

"Itu salah lo," kata Kennard santai.

"Sialan!" umpat Gama meninju wajah tampan Kennard.

Bugh!

Wajah Kennard tertoleh, pria itu mendesis kesal. "Sshhh..."

Kennard tertegun begitu menatap Leona yang tak jauh dari jaraknya, Kennard sontak tersenyum. "Pagi, Leona."

Mendengar Kennard yang menyapanya, Leona mengangguk sembari memasang senyum sangat terpaksa.

Perkataan Kennard membuat Gama dan sebagian murid yang berada di lapangan menoleh ke arah Leona.

Gama mengernyitkan dahinya, pria itu hanya diam ketika Kennard tersenyum kepada seorang gadis.

"Cih, senyuman menjijikkan." Gama berbatin, mencibir Kennard yang terlihat seperti orang sedang kasmaran.

"Kita duluan ya, Kak," pamit Leona seraya menarik tangan Casey menjauh.

"Kayaknya Kak Kennard suka sama lo," ujar Casey mengerlingkan matanya berniat menggoda Leona.

Leona menghela napas kasar. "Ngaco, Kak Kennard seleranya yang satu level sama dia."

Casey menggelengkan kepala, tak setuju dengan statment Leona. "Kita enggak bisa atur rasa suka kita sama seseorang, selera Kak Kennard memang satu level sama dia, tapi perasaannya malah ke orang yang di bawahnya."

Leona terkekeh geli, ia mengapit kepala Casey ke arah ketiaknya. "Kebanyakan baca cerita fiksi lo."

"Banyak cerita romantis yang cowoknya kaya, terus sama cewek yang miskin. Kali aja kita dapat cowok kayak begitu, iyakan?" balas Casey memukul tangan Leona, berusaha melepaskan dirinya.

I'm The ProtagonistWhere stories live. Discover now