6. Heboh

20 2 0
                                    

"Pacar? Aku?" Daffin tiba-tiba tertawa. Zoe sama sekali tidak mengerti di mana letak lucunya.

"Heh! Jawab aku!" ketus Zoe.

Daffin langsung berusaha mengerem tawanya.
"Maaf, maaf. Pacar? Aku gak punya pacar, Zoe," ungkap Daffin.

"Terus? Apa maksud kamu bolehin aku punya pacar?" tuntut Zoe.

Daffin bergumam.
"Yah, itu karena rasanya, kamu gak suka nikah sama aku. Kayaknya bener kalau ada cowok lain yang kamu suka—"

"Itu tahu! Terus, kenapa kamu sok-sokan gak tahu pas malam pertemuan dan buat aku gak bisa nolak perjodohan ini?" sewot Zoe dengan mata yang melotot.

"Uhm, itu ... itu karena gak mungkin menggagalkan perjodohan. Jadi, aku hanya bisa kasih kamu kelonggaran kayak gini," beber Daffin.

"Kenapa gak mungkin? Kalau kamu nolak, kalau aku nolak, pernikahan ini gak akan terjadi! Kita bisa bebas mencintai orang yang benar-benar kita cintai! Asal kamu tahu, ya! Aku itu paling benci sama cowok kayak kamu!" ungkap Zoe yang membuat Daffin sempat membeku.

Namun cowok itu kembali melempar senyumnya.
"Oh, begitu. Maaf, ya," ucapnya yang semakin membuat Zoe muak. Ucapan Daffin sama sekali tidak membuat perasaannya lebih baik ataupun memberikan jalan keluar bagi Zoe.

"Maaf? Aku gak butuh maaf kamu! Dasar cowok muna!" tukas Zoe.

"Maaf, Zoe. Hanya itu yang bisa aku lakuin. Uhm, atau kamu mau aku comblangin? Mungkin aku kenal sama cowok yang kamu suka itu?" tawar Daffin yang membuat Zoe makin kehilangan akal. Cowok ini memang gila! Statusnya adalah suami Zoe, tetapi malah menawarkan untuk membuat Zoe jadian sama cowok lain.

"Gak, gak perlu. Aku tahu, kamu punya akal bulus, 'kan? Nanti yang ada, aku malah dijebak!" curiga Zoe.

"Enggak, Zoe. Aku serius. Mau bagaimana pun, aku akan lindungin kamu. Aku mau kamu bahagia," ucap Daffin lagi berusaha meyakinkan.

Zoe meliriknya.
"Beneran?" tanya Zoe.

"Iya!" yakin Daffin.

"Apa jaminannya kalau kamu bohongin apa lagi mengkhianatiku?" tuntut Zoe.

"Benci aku sepuas kamu dan aku gak akan protes," ujar Daffin sambil menorehkan senyum tipisnya.

Zoe hanya memutar bola matanya.
"Oke, aku mau lihat bukti dulu dari kamu!" ketus Zoe yang mengembangkan senyum Daffin.

"Kamu benar, cowok yang aku suka itu Zayn sahabat kamu!" beber Zoe yang agak memudarkan senyum Daffin.

"Wah? Jadi benar, ya?" ucapnya dengan suara yang agak bergetar, seolah ada yang dia tahan. Dahi Zoe mengernyit, cowok munafik ini kenapa?

"Ya! Tapi ... sampai sekarang gak ada tanda-tanda perasaanku terbalas. Jangankan dibalas, Zayn bahkan gak kenal aku," kecewa Zoe.

"Enggak, kok!" cetus Daffin yang menarik atensi Zoe.

"Zayn tahu kamu, kok. Tahu banget, malah," ujar Daffin yang suaranya mengecil, tetapi dahinya memunculkan kerutan.

"Kamu kenapa? Apa kamu gak yakin bisa comblangin aku sama Zayn?" cecar Zoe. Namun Daffin hanya menatapnya tidak yakin.

"Jelaslah! Aku udah tahu kalau kamu itu pembohong nomor satu! Cowok paling munafik di dunia, sama kayak kebiasaan kamu yang suka senyum-senyum gak jelas itu!" sindir Zoe lagi.

Daffin hanya menghela napas.
"Bukan gitu, Zoe ...." bela Daffin pada dirinya sendiri.

"Ya, terus?" Suara Zoe meninggi.

"Kamu yakin mau dengar?" ragu Daffin.

"Ya, ungkapin aja!" tantang Zoe.

"Zayn selama ini suka sama Oline!" ungkap Daffin yang membuat jantung Zoe berhenti berdetak sesaat. Dia langsung menatap tajam ke arah Daffin.

Jodohku Bukan Crush-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang