8. Angin Sejuk di Tengah Kemacetan

15 2 0
                                    

"Kamu ... kamu marah sama aku? Hello! Harusnya aku, ya yang marah sama kamu!" sewot Zoe.

"Zoe ... please!" Daffin mulai tidak tahan.

"Apa? Aku bener, 'kan? Hidupku gak akan hancur kalau aku gak nikah sama kamu!" Akhirnya tangisan Zoe pecah.

Daffin pun terdiam.
"Zoe, sorry ...." Daffin hendak menyentuh pipi Zoe, tetapi Zoe menangkisnya.

"Gak usah sok baik! Aku juga tahu kamu sama jahatnya dengan semua orang!" ujar Zoe sesenggukan.

Daffin pun menyimpan tangannya.
"Maaf, Zoe. Maaf karena aku bentak kamu," lirih Daffin yang kembali memfokuskan pandangannya ke depan. Rupanya mobil di depannya sudah jalan. Ia pun menjalankan mobilnya, tetapi tidak lebih dari dua meter.

"Aku gak butuh maafmu! Emangnya, kalau kamu minta maaf, pernikahan kita akan batal? Enggak, 'kan?" tangis Zoe.

Daffin hanya memandang nanar istrinya. Apa perempuan ini menangis semalaman karena masih menyesali pernikahan mereka? Daffin pun menghadapkan tubuhnya ke arah Zoe dan hendak memegang pundaknya.
"Zoe—"

Tuk! Tuk! Tuk!

Belum sempat Daffin menyentuh pundak Zoe, ada seseorang yang mengetuk kaca jendela mobilnya. Daffin pun beralih. Ternyata ada seorang pengendara motor yang mengetuk kaca jendela mobilnya. Daffin pun membuka kaca jendela mobilnya.

"Ya, ada ap— Zayn?" seru Daffin yang langsung menarik atensi Zoe. Namun, Zoe buru-buru menghapus air matanya dan menutupi wajahnya. Tidak mungkin, 'kan crush-nya itu melihat Zoe sedang satu mobil dengan cowok lain?

Pengendara motor itu langsung membuka kaca helmnya.
"Woy, kok lu tahu, gue Zayn. Uhm, lu bawa mobil? Motor lu mana? Yakin mau macet-macetan? Gue jamin, lu bakal telat, Daf!" kekeh Zayn.

"Uhm, yah. Mau gimana, soalnya motor gue, 'kan lagi diservis," timpal Daffin sambik tertawa remeh. Namun, Zayn malah memfokuskan pandangannya pada orang asing di dalam mobil Daffin.

"Lu ... lu bawa siapa, Daf? Lu punya cewek? Oh ... jangan-jangan lu bawa mobil karena bawa cewek lu, ya?" duga Zayn yang atensinya beralih pada Zoe.

"Kiw! Kiw! Cie, pacarnya Daffin, ya? Akhirnya hati temen gue takluk juga, haha!" gurau Zayn sambil menepuk pundak Daffin.

Sementara itu, Zoe bersungut-sungut tanpa menoleh ke arah Zayn. Tuh, 'kan, Zayn salah paham! Padahal, Zoe sangat enggan jadi pacarnya si cowok munafik seperti Daffin! Sayangnya, dia bahkan sudah jadi istrinya!

"Uhm, Zayn, udah! Dia bukan cewek gue," sahut Daffin yang membuat mata Zoe melotot. Cowok munafik ini mau apa?

"Lah? Terus siapa? Gak mungkin lu biarin cewek masuk mobil lu kalo gak spesial," imbuh Zayn.

'Kalau Daffin bilang aku istrinya di depan Zayn, lihat aja, dia gak akan pulang ke rumah! Tapi pulang ke sisi Tuhan!' sumpah Zoe dalam hati.

"Uhm, dia itu ... dia Zoe ...." ucap Daffin yang membuat Zoe meremas tasnya. Untuk apa Daffin memberitahukan namanya?

"Zoe? Oh, temennya Oline?" tebak Zayn. Sontak, Zoe tertegun. Jadi benar kata Daffin, kakau Zayn mengenalnya?

"Iya! Ternyata Bo-Nyok kita sahabatan dan gue diminta anterin dia sekalian," jawab Daffin.

"Oh ..." Zayn hanya mengangguk-angguk.

Daffin pun melirik ke aeah Zoe yang masih menutupi wajahnya dengan tas. Diam-diam Daffin tersenyum.
"Zayn!" seru Daffin.

"Oy?" tanya Zayn.

"Lu mau, gak, anterin Zoe ke sekolah. Pake motor lu. Boncengin dia!" ujar Daffin yang membuat Zie menyingkirkan tasnya dari wajahnya. Dia tidak salah dengar, 'kan barusan?"

Jodohku Bukan Crush-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang