Lima belas

544 64 2
                                    

Mount Elizabeth Hospital.

Ruang UGD,

"Mohon tunggu diluar." Ucap perawat pada Jisoo.

"Nona Jisoo, saya pamit undur diri karena harus mengurus Erick William terlebih dahulu." Ucap kapten Loren tersenyum.

"Ah ya kapten, terimakasih sudah mengantarkan kami ke rumah sakit." Balas Jisoo tersenyum diangguki olehnya.

"Itu sudah kewajiban kami." Ucap kapten Loren lalu pergi.

Ceklek!

"Dokter, bagaimana kondisi teman saya?." Tanya Jisoo cepat begitu melihat dokter keluar dari ruangan itu.

"Pasien memerlukan operasi karena terdapat gumpalan darah dikepalanya. Apakah kepala pasien baru saja terbentur sesuatu secara berulang-ulang nona?." Jawab sang dokter seraya bertanya.

"Ah ya dokter, kepala teman saya baru saja dipukul oleh batu yang cukup besar." Ucap Jisoo.

"Astaga, itu bahaya sekali. dan lagi diwajah serta seluruh badannya terdapat banyak luka seperti orang habis dipukuli. Jadi saya memerlukan rawat intensif untuk pasien." Balas sang dokter.

"Lakukan dokter." Ucap Jisoo cepat.

"Apa ada keluarga dari pihak pasien? Saya memerlukan izin untuk penanganan lebih lanjut." Ucap sang dokter membuat Jisoo frustasi.

"Tidak ada keluarga dari pihak teman saya dokter. Bolehkah saya saja yang menggantikannya?." Tanya Jisoo.

"Baiklah jika begitu, silahkan ikuti saya." Jawab sang dokter lalu berjalan menuju ruangannya diikuti Jisoo.

Lalu tidak lama kemudian kepala Park dan rombongannya datang menuju UGD setelah seorang resepsionis memberi tahu mereka Lisa berada disana.

Ceklek!

Seorang suster keluar dari sana membuat anggota Black Hole yang ingin masuk kedalam ruangan terkejut.

"Apa kalian pihak keluarga dari pasien atasnama Lalisa Manoban?." Tanya perawat itu, diangguki mereka semua.

"Boleh kah saya masuk suster?." Tanya Irene.

"Maafkan saya nona, untuk saat ini pasien belum boleh dikunjungi karena harus mendapatkan perawatan intensif." Jawab perawat itu membuat mereka terkejut.

"Apa separah itu suster?." Tanya Kepala Park.

"Cidera dikepala pasien yang parah, karena terdapat gumpalan darah disana. Yang saya tebak dari luka pasien itu berasal dari benda berat yang dipukul kan berkali-kali." Jawab suster tersebut membuat mereka sekali lagi terkejut dan Irene yang memasang wajah dinginnya.

"Jika begitu saya permisi." Ucap suster itu lalu pergi.

"Sial... sial. Lihat saja aku akan menguliti orang yang berani melakukan itu pada Lisa!." Geram Irene penuh tekanan membuat rekan-rekannya menelan ludah takut (-jennnie)

"Dimana Jisoo? Mengapa dia tidak ada disini?." Gumam Jennie dengan wajah datarnya.

"Kalian sudah datang?." Tanya Jisoo dari belakang membuat Irene langsung berjalan kearahnya.

"Katakan. Katakan siapa yang melakukan ini?!." Tanyanya penuh tekanan seraya memegang kerah baju Jisoo.

"Yak...yak. Irene-ssi lepas dulu." Ucap Jisoo panik.

"Irene, lepaskan." Ucap Jennie membuat Irene menurut dan melepaskannya tapi dengan mendengus kesal.

"Dari mana saja kamu Kim Jisoo?." Tanya Jennie menatap datar Jisoo.

Black Hole [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang