Bagian 13

16.8K 1.2K 95
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

"Berarti udah dimaafin kan? Nggak ada cemburu-cemburu lagi?" tanya Zaman pada gadis itu.

Mahika melepas kedua tangannya dari tubuh Zaman. Kemudian dia mengangguk dan merapikan hijabnya.

"Memangnya teman kamu itu ngomongnya bagaimana sampai kakinya ini bisa cepat banget bergerak dari asrama sampai ndalem, hum?"

Mahika memasang wajah lirih. Kemudian dia bercerita.

"Tadi waktu Mahika lagi hafalan, terus Riri sama Fara datang dan bilang kalau mereka lihat Gus lagi ngobrol sama orangtuanya Fatim. Terus mereka juga bilang kalau Gus sama Fatim pasti bicarain perjodohan. Mahika marah dong, panas nih. Mahika tutup kitabnya lalu datang deh ke sini. Di sini nih udah panas. Udah mau meledak. Kan kurang ajar kalau sampai Gus lamar cewe lain padahal udah punya istri!"

Zaman terkekeh.

"Tapi nggak kejadian kan? Pikiran negatif kamu hanya api panas kan?"

Mahika mengangguk.

"Sekarang hafalannya sudah dapat atau belum?"

Mahika menyengir.

"Kan tadi langsung datang ke sini. Jadi hafalannya masih setengah. Dan sekarang udah lupa lagi."

Zaman tersenyum kecil. Dia menepuk puncak kepala Mahika.

"Balik asrama ya. Hafalannya dilanjut. Aku mau belajar lagi untuk kelulusan dan tes masuk kampus. Mahika juga harus belajar yang rajin. Nggak boleh bolos-bolos lagi."

"Kalau Gus udah nggak di sini, Mahika makin sering deh bolosnya."

Kening Zaman mengernyit.

"Baru juga dibilangin, Mahika."

Gadis itu justru tertawa.

"Bercyandaa bercyandaa. Hahaha." Dia memukul lengan Zaman.

Mahika turun dari ranjang milik Zaman dan berdiri di depan kaca sembari merapikan pakaiannya. Lalu dia menoleh ke arah Zaman.

"Mahika balik ya. Semangat belajarnya. Mahika do'a in semoga Gus Zaman nggak lulus dan nggak lolos ujian masuk kampus. Supaya Gus mengulang setahun lagi. Itung-itung nungguin Mahika."

"Astagfirullah. Jangan do'a kayak gitu, Mahika. Bagaimana kalau diijabah, ha?!"

Mahika cekikikan. Dia menarik telinga Zaman lalu lari dari kamar laki-laki itu menuju pintu keluar

***

Semuanya berlalu begitu cepat menurut Mahika. Sebentar lagi Zaman akan lulus dan ia juga akan naik ke kelas 12. Mahika tersenyum membayangkan kehidupannya Setelah lulus sekolah.

Kuliah bersama, satu rumah, Mahika pasti akan menjadi orang paling berisik karena suka bicara random ke Zaman. Rumah akan seperti berisi 10 penghuni padahal hanya dua, itu saking berisiknya Mahika.

Gadis bertubuh kecil sedikit berisi itu tertawa di atas tempat tidurnya. Zihan, Fara, Riri, mereka langsung tidur ketika pulang belajar malam dari masjid. Sedangkan Mahika masih sibuk menghayal di atas tempat tidurnya.

Pukul setengah sebelas malam, Mahika membuka lemarinya dan mengeluarkan buku tulis. Kebiasaan anak pondok selalu menyediakan buku khusus catatan kehidupan sehari-hari mereka. Dan buku ini yang akan mengingatkan beberapa orang tentang pondok.

Zaman Omair (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now